sejawat indonesia

Mengenal Mikrosefali Pada Anak Dengan Lebih Rinci

Mikrosefali atau Microcephaly adalah gangguan sistem saraf langka yang menyebabkan kepala bayi menjadi kecil dan tidak berkembang sepenuhnya. Otak bayi tidak tumbuh sebagaimana mestinya. Hal ini dapat terjadi saat bayi masih dalam kandungan ibu atau dalam beberapa tahun pertama sejak kelahiran.

Bagaimana Bayi Terkena Mikrosefali?

Dalam beberapa kasus, penyebab pasti bayi terkena Mikrosefali belum diketahui. Penyebab mikrosefali sendiri antara lain adalah:

Masalah genetik (congenital microcephaly)

Congenital microcephaly diturunkan melalui keluarga. Hal ini disebabkan karena kecacatan/kerusakan pada gen yang terkait dengan perkembangan awal pada otak. Mikrosefali sering ditemukan pada anak-anak penderita Down Syndrome atau kelainan genetik lainnya.

Faktor lingkungan (acquired microcephaly)

Acquired microcephaly yang berarti bahwa otak bayi mengalami hambatan karena bersentuhan dengan suatu hal yang menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa hal yang mengakibatkan hal ini adalah:

  • Infeksi virus, termasuk rubella (campak Jerman), cacar, dan mungkin juga Zika, yang disebarkan oleh nyamuk
  • Infeksi Parasit, seperti toksoplasmosis atau sitomegalovirus
  • Bahan kimia beracun seperti timbal
  • Tidak mendapatkan cukup makanan atau nutrisi (gizi buruk)
  • Alkohol
  • Obat-obatan

Hal lain yang juga menyebabkan Acquired microcephaly adalah:

  • Pendarahan atau stroke pada bayi yang baru lahir
  • Cedera pada otak setelah lahir
  • Kecacatan pada tulang belakang atau otak

Bagaimana Mengidentifikasi Mikrosefali?

Mikrosefali dapat diidentifikasi baik sewaktu bayi masih di dalam kandungan maupun pada saat bayi sudah dilahirkan.

Pada masa kehamilan, pemeriksaan USG dapat menunjukkan apakah ukuran kepala bayi lebih kecil dari yang diharapkan. Untuk melihat lebih jelas, sebaiknya tes dilakukan pada akhir trimester kedua atau ketika memasuki tiga bulan terakhir masa kehamilan.

Setelah bayi lahir, petugas kesehatan akan mengukur bagian terluas dari kepala bayi. Hasil pengukuran ini kemudian akan ditandai pada grafik pertumbuhan. Hal ini akan memberitahukan kepada dokter tentang bagaimana perkembangan kepala anak jika dibandingkan dengan anak-anak lain dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Jika hasil pengukuran kepala jatuh pada titik tertentu di bawah rata-rata, maka hal itu akan dianggap sebagai Mikrosefali.

Pengukuran kepala ini dilakukan setiap kali melakukan pemeriksaan sampai usia 2 atau 3 tahun. Jika anak terkena mikrosefali, ukuran kepalanya akan selalu diperiksa setiap kali kunjungan dokter.

Gejala Apa yang akan Dialami Anak dengan Mikrosefali?

Pada kasus yang ringan anak mungkin memiliki kepala kecil tapi tidak ada masalah lain. Kepala anak akan tumbuh sampai ia besar. Tapi itu akan tetap lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Sedangkan yang lain memiliki masalah dalam belajar, tetapi biasanya tidak akan bertambah buruk seiring bertambahnya usia anak.

Beberapa gejala lain yang bisa saja terjadi antara lain:

- Masalah keseimbangan dan kordinasi - Pertumbuhan terhambat (kemampuan duduk, berdiri, dan berjalan tertunda) - Kesulitan dalam menelan dan makan - Gangguan pendengaran - Hiperaktif (sulit memperhatikan atau duduk diam) - Kejang-kejang - Bertubuh pendek - Kesulitan dalam berkata-kata - Masalah penglihatan

Bagaimana Mikrosefali Diobati?

Tidak ada obat untuk mengobati mikrosefali, tetapi terdapat beberapa perawatan untuk membantu pertumbuhan, perilaku, atau kejang-kejang pada penderitanya.

Untuk penderita mikrosefali yang ringan, dibutuhkan pemeriksaan dokter secara rutin untuk mengawasi pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan pada kasus yang lebih berat membutuhkan perawatan seumur hidup untuk mengontrol gejala-gejalanya. Misalnya pada gejala yang bisa sangat membahayakan seperti kejang-kejang. Dokter akan mendiskusikan pengobatan perawatan untuk menjaga anak tetap aman dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Anak penderita mikrosefali juga mungkin akan memerlukan:

  • Obat-obatan untuk mengontrol kejang-kejang, hiperaktif, dan untuk meningkatkan fungsi saraf dan otot
  • Terapi berbicara
  • Terapi fisik dan pekerjaan

Apa Efek Jangka Panjang Mikrosefali?

Efek jangka panjang penderita Mikrosefali sangat bergantung pada penyebab utama pertumbuhan otaknya terhenti. Penderita mikrosefali ringan kemungkinan tidak akan memiliki masalah lain. Mereka akan tumbuh normal selama masa kanak-kanak dan remaja, dan masih memenuhi angka pertumbuhan yang sesuai seiring dengan bertambahnya usia mereka. Pada kasus yang lebih berat, mereka akan mengalami masalah pada proses pembelajaran dan pergerakannya. Anak-anak penderita mikrosefali cenderung memiliki masalah kesehatan seperti kelumpuhan otak (cerebral palsy) dan epilepsi

Bagaimana Mencegah Mikrosefali?

Saat saat kehamilan, langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah microcephaly adalah:

  • Makan makanan yang sehat dan minum vitamin sebelum melahirkan
  • Hindari meminum alkohol atau memakai narkoba
  • Jauhkan diri dari bahan kimia
  • Sering mencuci tangan dan periksakan segala macam penyakit segera jika merasakan sakit
  • Mintalah bantuan orang lain membuang kotak sampah. Kotoran kucing dapat menyebarkan parasit yang menyebabkan toksoplasmosis.
  • Gunakan obat nyamuk di daerah berhutan ataupun negara/area yang banyak nyamuk. Menurut CDC, obat nyamuk aman digunakan saat hamil.

Jika Anda memiliki anak dengan microcephaly dan berencana untuk hamil lagi, sebaiknya diskusikan dengan dokter terlebih dahulu. Konseling genetik dapat membantu memahami risiko keluarga untuk penyakit ini.

Sumber: webmd

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaGejala Penyakit Musiman: Influenza

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar