sejawat indonesia

Cara Membedakan Endoftalmitis dan TASS pada pasien Pasca Operasi Katarak

Sejak tahun 1995, lebih dari 500 juta prosedur katarak telah dilakukan di seluruh dunia, dan sekitar 130 juta orang yang masih hidup saat ini mendapat manfaat dari prosedur ini. Saat ini, hampir 28 juta prosedur katarak dilakukan di seluruh dunia atau sekitar 60.000 per hari. 

Penuaan populasi dan adanya peningkatan harapan hidup memproyeksikan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 3% hingga 4% per tahun untuk tindakan operasi katarak. Hal ini berarti bahwa dalam 24 tahun atau bahkan kurang dari itu, akan dilakukan 60 Juta operasi katarak di dunia.

Namun, segala tindakan invasif yang dilakukan pada mata, khususnya operasi katarak, memiliki kecendrungan munculnya peradangan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dan penting dalam pengkajian tatalaksana yang tepat.  

Terlepas dari waktu operasi yang semakin cepat dan hasil yang lebih baik secara keseluruhan, Endophthalmitis tetap menjadi salah satu komplikasi operasi mata yang paling parah. Serta, kategori peradangan pasca operasi noninfeksi yang dikenal sebagai Sindrom Segmen Anterior Toksik (TASS).

Kasus TASS cukup jarang, tetapi penting untuk diketahui karena berkaitan erat dengan tingginya mortalitas dan morbiditas pasien pasca operasi katarak. 

Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan suatu peradangan pada bagian struktur dalam bola mata yang disertai cairan eksudat pada kavitas vitreous, bilik mata anterior dan posterior yang berasal dari kolonisasi mikroorganisme. Faktor risiko endoftalmitis meliputi faktor praoperasi, intraoperatif, dan pascaoperasi. 

Faktor pra operasi termasuk blepharitis yang tidak terkontrol atau penyakit permukaan mata lainnya, diabetes mellitus, keadaan immunocompromised, fokus infeksi di dekat lokasi pembedahan, dan usia lanjut. Faktor intraoperatif termasuk ekstraksi katarak ekstrakapsular insisi besar, insisi kornea yang jelas, ruptur kapsul posterior dengan atau tanpa kehilangan vitreous, dan ahli bedah yang kurang berpengalaman. 

Secara umum, kasus endoftalmitis (sekitar 60%) terjadi setelah operasi intraocular. Saat operasi berimplikasi sebagai penyebab dari endoftalmitis, maka onset munculnya gejala sekitar 1 minggu setelah operasi. Di Amerika Serikat khususnya, endoftalmitis postkatarak menjadi bentuk yang paling umum. Sekitar 0,1-0,3% dari seluruh operasi katarak akan memiliki komplikasi menjadi endoftalmitis dan mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Endoftalmitis juga terjadi pada kurang lebih 0,2% setelah transplantasi kornea (keratoplasty).
Setiap prosedur operasi dan trauma yang mengganggu integritas mata seperti, permukaan mata, adneksa serta peralatan bedah dan benda yang terkontaminasi dianggap sebagai sumber infeksi primer pada endoftalmitis. 

Tingkat keparahan serta klinis dari endoftalmitis pasca operasi dan post trauma berkaitan dengan virulensi, inokulum bakteri, dan status imun pasien. Selama fase ini bakteri berproliferasi dan inokulasi bakteri intraokular selanjutnya menembus barrier aqueous, hal ini diikuti dengan eksudasi fibrin dan infiltrasi seluler oleh granulosit neutrofil. 

Fase inkubasi bervariasi tergantung dari jenis bakteri patogen dan faktor lain seperti toksin yang diproduksi oleh bakteri.  Setelah terjadinya infeksi primer pada bagian posterior kemudian akan diikuti inflamasi pada ruang anterior dan respon imun yaitu makrofag dan limfosit yang akan menginfiltrasi ke dalam rongga vitreous, bilik mata anterio dan bilik mata posterior. 


 Toxic Anterior Segment Syndrome (TASS)
Toxic anterior segment syndrome (TASS) merupakan diagnosis banding endoftalmitis, didefinisikan sebagai peradangan pasca operasi non-infeksi yang terjadi paling sering setelah operasi katarak tetapi juga dapat terjadi setelah prosedur keratoplasti dan segmen posterior. 

TASS pertama kali dijelaskan pada tahun 1980 ketika sembilan mata dengan lensa intraokular yang mengandung senyawa pemoles sisa pada permukaannya mengembangkan hipopion steril. Insiden TASS sulit untuk diperkirakan karena jarang terjadi dan bermanifestasi baik secara sporadis maupun dalam wabah yang berkelompok. Insiden setelah operasi katarak kemungkinan sekitar 1 dari 1.000.

TASS disebabkan karena substansi non infeksi yang masuk ke dalam mata, seperti toksin bakteri, atau solusi intraokular di mana terjadinya ketidakseimbangan pH, osmolaritas, ataupun komposisi ion yang menyebabkan terjadinya reaksi intraocular. 

Selain itu, TASS biasanya terjadi pasca operasi akibat substansi zat toksin seperti instrumen, atau lensa intraokular. Hal-hal yang membedakan antara TASS dan endoftalmitis adalah onset dari TASS yang cepat (12-24 jam setelah operasi atau injeksi intravitreal), kurangnya nyeri atau kemerahan, edema kornea difus, dan tidak didapatkan organisme dengan pewarnaan atau kultur.

IMAGE 1: Tampilan episode TASS Akut. A: Membran inflamasi. B: Peradangan
membran terlepas setelah pelebaran pupil. 


IMAGE II: Perkembangan mata pasien dengan TASS. Perhatikan edema kornea limbal-to-limbal awal yang terus berkurang hingga masa pemulihan.

IMAGE III:
A: Tampilan Atrofi Iris dan dyscoria beberapa bulan setelah TASS.
B: Tampilan kornea menunjukkan edema sementara bersama dengan inflamasi endotel deposito.


Karakter KlinisTASSEndoftalmitis
Waktu12-24 Jam3-7 hari
NyeriRinganSedang hingga berat
VisualMenurun perlahanBerkurang dalam tingkat sedang hingga parah
TIO (Tekanan Intraokular)Normal --> MeningkatNormal
Edema KorneaBerat (limbus to limbus)Meluas pada keseluruhan kornea
FibrinMinimal/tidak adaAda
Sel VitreusMinimal/tidak adaAda
HipopionMinimal/tidak adaAda
Pengetahuan tentang gejala klinis dan faktor risiko pada endoftalmitis dan TASS mengalami peningkatan seiring perkembangan tekhnologi tindakan operasi katarak.  Penting untuk mengetahui perbedaan dan menegakkan diagnosis kedua entitas tersebut, karena perbedaan etiologi penyebab peradangan membutuhkan terapi yang berbeda demi peningkatan hasil visual pasien setelah operasi. 


TASSEndoftalmitis
PenyebabNon-infeksiInfeksi bakteri, viral, dan jamur
Penanganan
  • Menentukan jika terjadi Infeksi
  • Kultur bilik mata depan
  • Kortikosteroid intensif
  • Monitor tekanan intraokular ketat untuk melihat tanda kerusakan trabekula meshwork dan efek samping steroid
  • Perhatikan dalam beberapa jam jika terdapat tanda infeksi bakteri
  • Kultur specimen bilik mata depan dan vitrous
  • Antibiotik intravitreal dan topical
  • Vitrektomi


Temukan tatalaksana lebih lengkap dari berbagai kondisi bersama para ahli di Sejawat CME.

Referensi:

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaBagaimana Virus Hepatitis B berkembang di dalam tubuh?

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar