Diagnosis dan Tatalaksana Post partum Telogen Effluvium (PPTE)
Telogen effluvium (TE) adalah salah satu penyebab paling umum dari kerontokan rambut berlebih yang berakibat pada kebotakan (alopecia). Pada kulit kepala normal, 85–90% folikel rambut berada dalam tahap anagen (tahap pertumbuhan rambut), 1–2% dalam tahap katagen (tahap involusi), dan 10–15% dalam tahap telogen (tahap istirahat).
Anagen biasanya berlangsung 2-5 tahun, sedangkan katagen dan telogen jauh lebih pendek, masing-masing 3-6 minggu dan 3-5 bulan. Pada TE, hampir 30% folikel rambut beralih ke fase telogen yang menyebabkan kerontokan rambut yang masif dan menyebar.
Beberapa faktor seperti obat-obatan, trauma, dan stres emosional dan fisiologis, serta perubahan hormonal seperti peningkatan hormon androgen dan estrogen dapat menyebabkan terjadinya telogen effluvium. Salah satunya pada kondisi post partum (pasca melahirkan).
Banyak pasien wanita pasca melahirkan mengeluhkan rambut mereka rontok beberapa bulan setelah melahirkan. Memang telah diketahui dengan baik bahwa kadar hormon selama dan setelah kehamilan sangat berbeda. Selama kehamilan, terjadi puncak human chorionic gonadotropin pada 2 bulan, peningkatan progesteron secara bertahap hingga 9 kali lipat dan peningkatan estrogen hingga 8 kali lipat. Setelah plasenta dikeluarkan saat persalinan, kadar progesteron dan estrogen kembali normal dalam 2-4 hari.
Prolaktin juga meningkat secara bertahap selama kehamilan, mencapai peningkatan 20 kali lipat pada masa aterm. Kondisi perubahan kadar hormon yang bervariasi pada wanita pasca melahirkan (postpartum) inilah yang diduga memicu kejadian postpartum telogen effluvium (PPTE).
Definisi
Telogen effluvium (TE) didefinisikan sebagai kerontokan rambut difus secara bertahap yang terjadi 2-4 bulan setelah kejadian pemicu dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu hingga 15 bulan pasca melahirkan. Kondisi telogen effluvium (TE) pada kondisi pasca persalinan disebut telogen effluvium (PPTE). Kerontokan rambut pasca persalinan ini umumnya mencapai 400-500 rambut per hari melebihi, rata-rata kerontokan rambut rambut normal yaitu 80-100 per hari.
Epidemiologi
Sebagian besar kasus telogen effluvium bersifat subklinis sehingga kejadian sebenarnya tidak diketahui dengan jelas. Tidak ada predileksi rasial dari penyakit ini yang diketahui dan penyakit ini menyerang laki-laki dan perempuan, dengan angka kejadian yang lebih tinggi pada perempuan. Namun, harus diingat bahwa wanita menangani masalah kerontokan rambut lebih serius daripada pria dan cenderung lebih banyak mencari memerlukan pertolongan medis.
Diperkirakan, TE postpartum dapat mempengaruhi sepertiga hingga setengah wanita.
Klasifikasi
Telogen effluvium ada yang bersifat akut dan kronis:
- Telogen effluvium akut didefinisikan sebagai kerontokan rambut yang berlangsung kurang dari enam bulan. Umumnya rambut rontok terjadi dua sampai tiga bulan setelah paparan pemicu. Telogen effluvium akut biasanya mengalami remisi pada sekitar 95% kasus. Varian dari telogen effluvium akut adalah telogen gravidarum, yang berhubungan dengan kehamilan dan biasanya terjadi dua sampai lima bulan setelah melahirkan.
- Telogen effluvium kronis merupakan kondisi kerontokan rambut yang berlangsung selama lebih dari enam bulan. Gangguan tersebut sebagian besar menyerang wanita paruh baya, dengan perjalanan berfluktuasi yang berkepanjangan. Pemeriksaan kulit kepala menunjukkan rambut memiliki ketebalan normal dengan tanda-tanda rambut tumbuh kembali yang lebih pendek di daerah frontal dan bitemporal.
Patogenesis
Telogen effluvium disebabkan oleh kelainan pada siklus rambut normal. Proses pertumbuhan rambut normal meliputi tiga fase utama yaitu fase anagen, fase catagen dan fase telogen.
Fase anagen dapat berlangsung sekitar dua hingga lima tahun, dan sekitar 90% rambut kulit kepala berada pada fase ini. Fase katagen adalah fase yang jauh lebih pendek, berlangsung tiga hingga enam minggu. Selama fase ini, folikel rambut mengalami proses kematian sel terprogram (apoptosis). Terakhir, fase telogen berlangsung sekitar tiga hingga lima bulan, dan 10% rambut kulit kepala berada di fase ini. Selama fase ini, batang rambut tumbuh menjadi rambut klub, yang akhirnya terlepas dari folikel.
Jika persentase folikel kulit kepala yang ada pada fase telogen meningkat, hal tersebut akan menyebabkan kerontokan rambut yang berlebihan.
Beberapa mekanisme yang diduga mendorong kondisi telogen effluvium antara lain:
- Pelepasan anagen dini. Hal ini disebabkan oleh penyebab yang mendasarinya. Folikel meninggalkan fase anagen dan memasuki fase telogen sebelum waktunya, menyebabkan peningkatan peluruhan dua sampai tiga bulan kemudian.
- Pelepasan anagen yang tertunda. Hal ini disebabkan perpanjangan fase anagen yang mengakibatkan pelepasan telogen yang berat.
- Sindrom anagen pendek. Hal ini disebabkan oleh pemendekan fase anagen idiopatik, yang menyebabkan effluvium telogen persisten. Patogenesis dibalik sebagian besar kasus telogen effluvium kronis dianggap sebagai sindrom anagen pendek.
- Pelepasan telogen dini. Hal ini disebabkan oleh pemendekan fase telogen, yang mengakibatkan pelepasan rambut klub secara masif.
- Pelepasan telogen yang tertunda. Hal ini disebabkan oleh fase telogen yang memanjang dan transisi yang tertunda ke fase anagen.
Diagnosis
Biasanya, anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat sudah cukup untuk mendiagnosis telogen effluvium. Dari anamnesi, trichodina diketahui merupakan gejala mayor telogen effluvium dengan keluhan antara lain rasa nyeri, nyeri tekan, rasa terbakar, gatal, menyengat, dan alopecia difusa (kebotakan yang luas).
Beberapa pasien dengan telogen effluvium juga dapat mengeluhkan kerontokan rambut yang tidak merata, biasanya pada kulit kepala frontal dan/atau temporal. Rambut halus di garis rambut anterior juga dapat muncul.
Dari pemeriksaan fisik, tidak jarang pasien yang menunjukkan presentasi normal karena seringkali sulit bagi pemeriksa untuk membedakan menurunnya volume rambut pada pasien. Membandingkan penampilan pasien saat ini dengan foto-foto lama mungkin dapat membantu pemeriksaan fisik TE, namun seringkali tidak akurat karena cukup subjektif.
Namun, jika dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak mendapatkan jawaban dalam penegakan diagnosis, dapat dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
- Uji cuci rambut yang dimodifikasi dan hitung rambut rontok (modified wash test and hair loss count). Prosedur ini memungkinkan untuk mengidentifikasi pasien dengan telogen effluvium dan tingkat keparahan penyakitnya. Uji ini dilakukan setelah lima hari tidak melakukan keramas. Pasien diminta untuk mencuci dan membilas rambut di bak cuci yang dilapisi kain kasa, mengumpulkan rambutnya, mengeringkannya, dan memasukkannya ke dalam amplop. Setelah itu, rambut yang terkumpul dihitung beserta persentase rambut vellus. Hasil dan diagnosa yang mengarahkan pada diagnosa telogen effluvium yaitu didapatkan lebih dari 100 rambut rontok dengan tipe rambut vellus kurang dari 10%.
- Trichogram adalah pencabutan rambut di area tertentu (40-60 rambut). Kasus telogen effluvium menunjukkan penurunan rasio anagen:telogen yang signifikan. Lebih dari 25% rambut ditemukan dalam fase telogen dalam kasus telogen effluvium.
- Phototrichogram dan TrichoScan. Teknik ini melibatkan pemangkasan rambut seluas 2 cm persegi di kulit kepala, gambar area yang sama diambil pada hari yang berbeda, lalu dibandingkan dengan kepadatan rambut, pertumbuhan rambut, dan tingkat kerontokan. Karena hanya rambut anagen yang akan memanjang, ini membantu dalam penilaian rasio anagen:rambut telogen. TrichoScan adalah photo trichogram yang sepenuhnya terkomputerisasi. TrichoScan lebih sederhana, non invasif, dapat direproduksi, dan lebih sensitif daripada trichogram klasik dan sangat berguna dalam diagnosis kerontokan rambut.
- Video dermoskopi. Pada telogen effluvium akut, videodermoskopi akan menunjukkan banyak rambut pendek yang tumbuh kembali tanpa variabilitas kepadatan.
- Biopsi kulit kepala. Dianjurkan dalam kasus di mana kehilangan telogen berlangsung lebih dari enam bulan. Melakukan beberapa biopsi meningkatkan akurasi diagnostik telogen effluvium. Dalam kasus telogen effluvium akut, terdapat rasio anagen:telogen normal hingga supernormal. Miniaturisasi folikel dan infiltrasi peribulbar tidak ditemukan. Pada telogen effluvium kronis, terdapat peningkatan rambut telogen, dengan rasio anagen:telogen 8:1 dibandingkan dengan 14:1 pada biopsi kulit kepala normal.
Manajemen dan Pengobatan
Post Partum Telogen Effluvium (PPTE) akut dapat sembuh sendiri seiring semakin stabilnya kondisi hormonal wanita pasca melahirkan. Edukasi pasien penting dalam manajemen penyakit. Korelasi penyakit dengan pemicu, dan waktu kerontokan rambut harus dijelaskan agar dapat mencegah rasa frustasi atau stres pada pasien sebab rambut adalah bagian penting dari tubuh manusia serta tingkat kecacatan psikologis akibat kerontokan rambut bervariasi dari orang ke orang. Edukasi mengenai diet gizi seimbang dan berat badan yang stabil juga penting untuk membantu mengatasi kondisi PPTE ini.
Dalam pengobatan, minoxidil topikal merupakan standar yang disetujui FDA saat ini untuk mengatasi alopecia. Minoxidil topikal tersedia dalam solution 2% dan 5% untuk rambut rontok. Solution 2% adalah satu-satunya yang disetujui oleh FDA untuk digunakan pada pasien wanita. Minoxidil bekerja dengan merangsang pertumbuhan rambut baru dan membantu menghentikan kerontokan rambut.
Penggunaan pada kondisi post partum sejauh ini masih minim informasi. Penelitian yang telah ada hanya menunjukan bahwa minoksidil topikal menimbulkan risiko rendah pada bayi yang sudah cukup bulan. Untuk itu, sebaiknya dihindari saat menyusui bayi prematur atau bayi baru lahir.
Pasien wanita tanpa peradangan sistemik atau kelainan lain yang mendasari, kadar feritin serum di bawah atau sama dengan 30 ng/mL sangat terkait dengan kerontokan rambut telogen. Suplementasi besi dengan besi sulfat oral direkomendasikan sampai kadar feritin serum 70 ng/ml tercapai.
Penggunaan biotin atau yang juga dikenal sebagai vitamin H atau koenzim R telah terbukti meningkatkan penampilan klinis dan masalah menyisir pada pasien dengan sindrom rambut yang tidak dapat disisir. Sebuah studi yang dilakukan oleh Shelley dan rekannya menunjukkan keefektifan perawatan biotin dalam meningkatkan kekuatan akar, menghilangkan kerak, dan mempercepat laju pertumbuhan, sehingga rambut menjadi lebih lentur dan mudah disisir. Suplementasi yang dianjurkan adalah 5 mg setiap hari.
Perlu ditekankan kepada pasien bahwa diperlukan waktu hingga enam bulan atau dapat lebih lama untuk pertumbuhan rambut dan memasuki kembali anagen dan tumbuh secara normal. Telebih, pasien mungkin juga khawatir bahwa perawatan rambut yang normal memperburuk kerontokan rambut sehingga pasien harus diyakinkan bahwa rambut pasien tergolong normal dan perawatan dapat dilakukan dengan mencuci dan menata rambut seperti biasa, namun hindari penggunaan alat pengering dan pelurus rambut elektrik yang dapat memberikan sensasi kering pada rambut.
Referensi:
- Hughes EC, Saleh D. Telogen Effluvium. [Updated 2023 May 29]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430848/
- Asghar F, Shamim N, Farooque U, Sheikh H, Aqeel R. Telogen effluvium: A review of the literature. Cureus. 2020; doi:10.7759/cureus.8320
- Samrao A, Mirmirani P. Postpartum telogen effluvium unmasking traction alopecia. Skin Appendage Disorders. 2022;8(4):328–32. doi:10.1159/000521705
- Drugs and Lactation Database (LactMed®) [Internet]. Bethesda (MD): National Institute of Child Health and Human Development; 2006-. Minoxidil. [Updated 2022 Mar 21]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501032/
- França K, Rodrigues TS, Ledon J, Savas J, Chacon A. Comprehensive overview and treatment update on hair loss. Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications. 2013;03(03):1–8. doi:10.4236/jcdsa.2013.33a1001
- Malkud S. Telogen Effluvium: A Review. J Clin Diagn Res. 2015;9(9):WE01-WE3. doi:10.7860/JCDR/2015/15219.6492
Log in untuk komentar