Diet Mediterania Mencegah Risiko Stroke
Sangat Bermanfaat bagi Perempuan
Ketika mereka membagi data menjadi pria dan wanita, efeknya lebih terasa pada wanita. Mereka yang mengikuti diet paling dekat, memiliki pengurangan 22 persen risiko stroke. Namun, di antara pria, hanya ada pengurangan 6 persen dan tidak signifikan secara statistik. "Tidak jelas mengapa kami menemukan perbedaan antara perempuan dan laki-laki, tetapi bisa jadi komponen makanan dapat memengaruhi laki-laki berbeda dari perempuan,” ujar Ailsa A. Welch, Profesor di Nutritional Epidemiology, University of East Anglia, salah satu anggota tim inti di penelitian tersebut. Diet Mediterania dapat mengurangi risiko stroke oleh lebih dari seperlima pada wanita berusia 40 tahun atau lebih, tetapi tidak memiliki dampak signifikan pada risiko stroke pria. Pada pria dan wanita yang berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular, mereka yang mengikuti diet Mediterania memiliki 13% penurunan risiko stroke, meskipun pengurangan ini sebagian besar didapatkan oleh perempuan. Khusus pada perempuan, risiko stroke berkurang 22%. Ini berarti bahwa jika 14 wanita per 10.000 orang mengalami stroke maka risikonya akan berkurang menjadi 11 wanita per 10.000—jadi, tiga nyawa diselamatkan dalam setiap 10.000 orang. Tidak ada pengurangan risiko stroke yang signifikan secara statistik pada pria yang melakukan diet Mediterania. Penelitian selanjutnya di masa depan perlu menyelidiki mengapa pria dan wanita berbeda dalam menanggapi diet Mediterania dan jika ini disebabkan oleh perbedaan faktor risiko yang mempengaruhi wanita saja, atau apakah wanita merespons secara berbeda untuk faktor risiko seperti tekanan darah dan diabetes. Untuk ini, perlu uji coba terkontrol secara acak. Dalam analisis selanjutnya, diet Mediterania secara keseluruhan tampaknya lebih kuat melindungi terhadap risiko stroke daripada makanan individu di dalamnya. Ketika peneliti menganalisis makanan individu, ada beberapa hubungan yang signifikan dengan risiko stroke. Manfaat tampaknya berasal dari efek aditif menggabungkan diet tinggi ikan, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, sereal, dan kentang. Diet Mediterania juga memiliki asupan daging dan susu dengan rasio yang lebih rendah dari lemak tidak jenuh hingga jenuh. Salah satu keterbatasan dalam penelitian ini, seperti yang diakui Ailsa A. Welch, adalah mereka mengukur pola makan pada awal studi saja dan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa pola makan orang-orang bisa berubah selama masa studi. Faktor keragaman rasial ketika penelitian dilakukan di Norfolk, Inggris, juga perlu dipertimbangkan. Mengingat, ada keragaman memahami hubungan antara diet dan stroke untuk populasi non-kulit putih. Ini juga penting untuk penelitian di masa depan karena orang-orang yang berkulit hitam dan keturunan Afrika atau Karibia memiliki risiko stroke yang lebih tinggi daripada orang lain di Inggris.Sumber: https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/STROKEAHA.117.020258
Log in untuk komentar