sejawat indonesia

Manfaat Diet Mediterania dalam Mencegah Penyakit Alzheimer

Alzheimer merupakan sebuah penyakit degeneratif otak yang ditemukan pada 60-80% kasus demensia di seluruh dunia. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5) mengategorikan demensia sebagai penyakit neurokognitif, ditandai dengan penurunan kognitif yang memengaruhi aktivitas sehari-hari. Diduga, Alzheimer terjadi akibat akumulasi dan penggumpalan progresif dari dua fragmen protein, beta-amiloid diluar neuron, dan protein tau (τ) di dalam neuron. Akumulasi kedua protein ini diketahui akan memicu kerusakan dan kematian dari neuron otak. Selain itu, mutasi dari sejumlah gen seperti protein perkurson amyloid (APP) dan presenelin dianggap berkontribusi memicu terjadinya Alzheimer. Menariknya, perubahan pada struktur otak penderita alzheimer dimulai sejak 20 tahun sebelum gejala kognitif pada penderita Alzheimer tampak, sehingga metode pencegahan dan diagnosa dini dianggap sebagai kunci untuk mengatasi Alzheimer, terutama setelah diestimasi bahwa akan ada 1 juta kasus baru Alzheimer per tahunnya di tahun 2050. Saat ini dunia riset berfokus pada satu hipotesis apakah penyakit Alzheimer dapat dicegah dan dimodifikasi sejak dini. Sebuah fakta menarik ditemukan pada penduduk tiga desa di pegunungan Sicani yang terletak pada pulau Sisilia di Italia di mana penduduknya memiliki rasio centenarian (seseorang yang telah hidup atau diyakini berumur 100 tahun) enam kali lebih tinggi dari rerata nasional. Dilaporkan pula bahwa populasi tersebut tidak memiliki tanda-tanda penyakit degeneratif yang berhubungan dengan usia, termasuk deteriorasi kognitif dan demensia. Selain itu, didapatkan bahwa diet Mediterania dengan indeks glikemik yang rendah memiliki hubungan erat dalam mencegah progresi penyakit-penyakit. Hal ini membuka hipotesis apakah komponen diet Mediterania memiliki potensi yang besar dalam mencegah terjadinya Alzheimer. Diet Mediterania (DM) merupakan sebuah pola diet yang berakar dari pola hidup penduduk daerah Mediterania, terutama Italia dan Yunani, yang secara tradisional menitikberatkan pada beberapa komponen. Karakteristik diet ini terletak pada tingginya konsumsi makanan yang berasal dari tanah seperti buah-buahan, sayuran, gandum dan sereal (whole grain), kentang, serta kacang dan biji-bijian yang dikonsumsi dalam jumlah tinggi dan frekuensi yang sering. Produk-produk berbahan dasar susu, makanan laut, telur, dan daging putih juga dikonsumsi dalam jumlah sedang. Sedangkan konsumsi daging merah, produk daging yang diproses, serta makanan kaya gula dan lemak hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil. Sebagai alternatif, sumber lemak pada pola diet ini berasal dari minyak zaitun yang kaya dengan asam lemak tak jenuh. Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah konsumsi air putih yang harus adekuat sesuai kebutuhan harian, sementara anggur atau wine dikonsumsi dalam jumlah sedikit hingga moderat. Kunci dari DM tidak hanya terletak pada makanan saja. Gaya hidup yang sehat termasuk aktivitas fisik, istirahat yang cukup, dan budaya silaturahmi yang seimbang (conviviality) menjadi komponen penting dalam pola diet ini. Kepatuhan dalam menjalani diet akan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Sebuah penelitian terbaru menghubungkan asosiasi antara kelompok yang memiliki pola hidup sesuai dengan diet mediterania dan kelompok yang tidak terhadap adanya marker seperti beta-amyloid dan gambaran radiologi penanda Alzheimer selama tiga tahun. Disimpulkan bahwa pola DM mampu memberikan proteksi selama 1,5 – 3,5 tahun terhadap penyakit Alzheimer. Sebuah studi cross-sectional yang dilakukan terhadap 279 individu berusia >65 tahun di Italia Utara juga membuktikan bahwa terdapat hubungan erat antara DM dan status kognitif yang lebih baik. Pada populasi dengan risiko Alzheimer, studi juga menunjukkan tidak adanya penurunan skala Mini-Mental State Examination pada periode follow-up selama 18 bulan. Data menunjukkan bahwa terdapat 135  studi yang dilakukan dalam 15 tahun terakhir terkait manfaat DM dan fungsi kognitif, kesimpulan yang didapatkan menunjukkan bahwa pola diet ini memang benar memberikan efek jangka panjang terhadap fungsi kognitif. Meski belum ada studi mendetail yang memaparkan unsur atau kandungan spesifik dari diet yang mempengaruhi fungsi kognitif seseorang, diperkirakan bahwa kandungan makanan dalam diet banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tubuh termasuk anti-inflamasi, vitamin, mineral, dan mikronutrien esensial lainnya. Pola diet juga diketahui akan memperbaiki profil lipid, dan meningkatkan polifenol di darah, memberikan manfaat bagi metabolisme sel serta mencegah berbagai penyakit, terutama yang berkaitan dengan sistem metabolisme. Sayangnya, meski sejumlah bukti telah menunjukkan manfaat yang signifikan dari pola diet ini, masih diperlukan penelitian dalam skala yang lebih besar untuk menegaskan temuan tersebut, termasuk dibutuhkannya studi yang lebih mendetil untuk menghubungkannya dengan faktor-faktor pencetus Alzheimer. Meski begitu, pola diet Mediterania merupakan sebuah alternatif yang menguntungkan untuk diterapkan secara konsisten.  
REFERENSI
  1. Prince MJ. World Alzheimer Report 2016 - Improving healthcare for people living with dementia: Coverage, quality and costs now and in the future [Internet]. 2016 [cited 2018 Apr 27]. Available from: https://www.alz.co.uk/research/world-report-2016
  2. Reitz C. Genetic diagnosis and prognosis of Alzheimer’s disease: challenges and opportunities. Expert Rev Mol Diagn. 2015 Mar;15(3):339–48.
  3. Shah R. The role of nutrition and diet in Alzheimer disease: a systematic review. J Am Med Dir Assoc. 2013 Jun;14(6):398–402.
  4. Castro-Quezada I, Román-Viñas B, Serra-Majem L. The Mediterranean Diet and Nutritional Adequacy: A Review. Nutrients. 2014 Jan 3;6(1):231–48.
  5. Gardener S, Gu Y, Rainey-Smith SR, Keogh JB, Clifton PM, Mathieson SL, et al. Adherence to a Mediterranean diet and Alzheimer’s disease risk in an Australian population. Transl Psychiatry. 2012 Oct;2(10):e164.
  6. Trichopoulou A, Kyrozis A, Rossi M, Katsoulis M, Trichopoulos D, Vecchia CL, et al. Mediterranean diet and cognitive decline over time in an elderly Mediterranean population. Eur J Nutr. 2015 Dec 1;54(8):1311–21.
  7. Safouris A, Tsivgoulis G, Psaltopoulou TNS and T. Mediterranean Diet and Risk of Dementia [Internet]. Current Alzheimer Research. 2015 [cited 2018 Apr 27]. Available from: http://www.eurekaselect.com/132992/article
  8. Vasto S, Scapagnini G, Rizzo C, Monastero R, Marchese A, Caruso C. Mediterranean Diet and Longevity in Sicily: Survey in a Sicani Mountains Population. Rejuvenation Res. 2012 Apr 1;15(2):184–8.
  9. Hardman RJ, Kennedy G, Macpherson H, Scholey AB, Pipingas A. Adherence to a Mediterranean-Style Diet and Effects on Cognition in Adults: A Qualitative Evaluation and Systematic Review of Longitudinal and Prospective Trials. Front Nutr [Internet]. 2016 [cited 2018 Apr 27];3. Available from: https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnut.2016.00022/full
 
Kontributor:
Yogi Pratama saat ini berstatus sebagai mahasiswa program doktoral di University of Trieste, Italy pada program studi Biomolecular Medicine. Di bawah Italian Liver Foundation, saat ini Yogi bekerja pada proyek di bidang MicroRNA dan hubungannya prediktor pada Hepatocellular Carcinoma. Sebelumnya, Yogi telah menyelesaikan pendidikan dokter di Universitas Hasanuddin di tahun 2015, dan bekerja sebagai dokter umum di RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto. Di waktu luang, Yogi menggemari Traveling, fotografi, dan bereksperimen di dapur. Pembaca dapat berkorespondensi dengan yogi melalui email yogipratama.md@gmail.com
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPenggunaan Nasal Spray Ketamin untuk Melawan Depresi

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar