sejawat indonesia

Mata Bionik untuk Penderita Retinitis Pigmentosa

Retinitis Pigmentosa adalah suatu penyakit turunan yang ditandai dengan berkurangnya penglihatan perifer yang progresif dan kesulitan melihat pada malam hari (nyctalopia) yang dapat berakhir pada hilangnya penglihatan secara keseluruhan.

Di seluruh dunia, prevalensi dari Retinitis Pigmentosa mencapai 1:5000 orang, dengan predileksi kejadian sedikit lebih tinggi pada laki-laki. Retinitis Pigmentosa biasanya terdiagnosa pada usia dewasa muda, walaupun gejalanya dapat muncul mulai dari usia bayi sampai dengan usia 30 sampai 50-an [1].

Selama ini, pengobatan dari penyakit ini dikenal terbatas. Biasanya dokter akan membantu pasien untuk memaksimalkan penglihatan yang masih mereka miliki, dengan tujuan pengobatan untuk mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari penyakit ini. 

Namun di Inggris, orang-orang yang telah kehilangan penglihatan mereka akibat Retinitis Pigmentosa sekarang memiliki harapan baru untuk pengobatan mereka. National Health Institute (NHS) di Inggris akan menyediakan sumbangan untuk uji coba lanjut dari Argus II, yang juga dikenal sebagai Mata Bionik, atau implan retina, untuk sepuluh orang pasien dengan Retinitis Pigmentosa.

Mata Bionik ini akan bekerja bersama dengan sebuah kamera kecil yang ditanam pada sepasang kacamata yang dipakai oleh pasien. Gambar dari kamera kemudian akan diubah menjadi sinyal nirkabel melalui elektroda yang melekat pada implan retina. Elektroda ini kemudian menstimulasi sel-sel retina pasien yang masih tersisa, yang kemudian akan mengirim informasi visual sepanjang saraf optik ke otak, menciptakan persepsi pola cahaya, dan secara efektif mengembalikan sedikit penglihatan kepada pasien.[2]

Pasien dari implan ini masih belum dapat melihat secara sepenuhnya, namun mereka dapat membedakan antara objek yang gelap dan terang. Hal ini terkesan sederhana dan tidak terlalu berguna bagi orang yang dapat melihat, namun bagi pasien Retinitis Pigmentosa yang telah kehilangan penglihatan hal ini tentu saja merupakan suatu kemajuan yang besar. Contohnya, mereka akan dapat mengidentifikasi jika seseorang datang mendekati mereka atau menjauh dari mereka. 

Pasien pertama dari Mata Bionik ini adalah Ray Flynn dari Audenshaw, Inggris. Operasi dilakukan pada Manchester Royal Eye Hospital pada Juni 2015 oleh Professor Paulo Stanga. Pasien ini telah didiagnosa mengidap Retinitis Pigmentosa saat usia 20 tahun, dan buta pada tahun 1981.[3]

NHS akan memberi sumbangan pada sepuluh pasien pertama untuk dioperasi di Manchester dan juga Moorfields Eye Hospital di London. Seluruh perkembangan pasien akan diikuti secara rutin, untuk merekam data dan perkembangan mereka serta seberapa banyak Mata Bionik akan membantu kehidupan sehari-hari mereka.

Referensi: 1. "Retinitis Pigmentosa: Practice Essentials, Background, Pathophysiology". Emedicine.medscape.com. N.p., 2017. Web. 3 Jan. 2017. 2. "Second Sight Argus® II Retinal Prosthesis System". 2-sight.com. N.p., 2017. Web. 3 Jan. 2017. 3. "Central Manchester University Hospitals - NHS Foundation Trust - Argus II Retinal Prosthesis System Dry 'Bionic Eye' Treatment: AMD Feasibility Study". Cmft.nhs.uk. N.p., 2017. Web. 3 Jan. 2017.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPaparan Dini Terhadap Bayi dengan Risiko Alergi Kacang

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar