sejawat indonesia

Mitos dan Fakta Seputar Vaksin

Vaksin adalah sebuah produk yang menghasilkan kekebalan terhadap penyakit. Vaksin biasanya terbuat dari agen mikroorganisme yang dilemahkan, atau telah dimatikan. Agen tersebut akan menstimulasi kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan mikroorganisme agar tidak terinfeksi di kemudian hari. Vaksinasi adalah salah satu cara yang terbaik untuk melindungi anak dan orang dewasa dari penyakit-penyakit berbahaya.

Walau begitu, perdebatan mengenai vaksin masih alot hingga saat ini. Masih banyak orangtua yang tidak mau memberi anaknya vaksinasi, dengan berbagai ketakutan terhadap efek samping vaksin dan mitos-mitos yang beredar mengenai vaksinasi. Berikut beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai vaksin beserta fakta-faktanya.

Mitos: Sanitasi dan kebersihan yang lebih baik akan menghilangkan penyakit. Vaksin tidaklah diperlukan.

Fakta: Penyakit-penyakit yang dicegah dengan pemberian vaksin akan kembali muncul jika program vaksinasi dihentikan. Walau kebersihan yang lebih baik, seperti mencuci tangan dan air bersih dapat melindungi masyarakat dari penyakit infeksi, banyak dari penyakit infeksi yang tetap bisa menyebar walau seberapa bersihpun kita. Jika masyarakat tidak divaksinasi, penyakit-penyakit yang sekarang telah jarang ditemukan, seperti polio dan campak, akan kembali muncul dengan cepat.

Mitos: Vaksin mempunyai beberapa efek samping jangka panjang yang merusak yang belum diketahui. Vaksinasi dapat berakibat fatal.

Fakta: Vaksin sangatlah aman. Banyak dari reaksi yang ditimbulkan vaksin adalah minor dan bersifat sementara, seperti lengan yang nyeri dan demam ringan. Efek samping serius sangat jarang terjadi dan selalu diawasi serta dilacak secara sangat hati-hati. Anda akan jauh lebih berisiko untuk menderita keadaan serius dari penyakit-penyakit yang dicegah oleh vaksinasi daripada oleh vaksin itu sendiri. Contohnya pada kasus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan, penyakit campak dapat menyebabkan ensefalitis dan kebutaan, dan beberapa penyakit yang dicegah oleh vaksin bahkan dapat sampai menyebabkan kematian. Sementara cedera serius atau kematian yang disebabkan oleh vaksin sangatlah jarang, manfaat dari vaksinasi sangat jauh melebihi risikonya, dan jauh lebih banyak cedera dan kematian yang dapat terjadi tanpa adanya vaksin.

Mitos: Kombinasi vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan) dan vaksin untuk poliomielitis menyebabkan Sindroma Kematian Mendadak pada Bayi/Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Fakta: Tidak terdapat hubungan kausal antara pemberian vaksin dan SIDS. Walau begitu, periode pemberian vaksin ini berada pada periode di mana bayi dapat mengalami SIDS. Dengan kata lain, kematian pada SIDS secara kebetulan terjadi bersama vaksinasi, dan dapat terjadi tanpa adanya vaksinasi. Penting untuk diingat bahwa keempat penyakit ini adalah penyakit yang dapat mengancam nyawa, dan bayi yang tidak diberi vaksinasi ini berisiko tinggi untuk mengalami kematian atau kecacatan.

Mitos: Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin telah hampir punah di negara Saya, maka tidak ada alasan untuk divaksinasi lagi.

Fakta: Walaupun penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin sudah jarang ditemukan di beberapa negara, agen-agen infeksi yang menyebabkan penyakit-penyakit itu tetap bersirkulasi di beberapa tempat di dunia. Pada dunia yang sangat gamblang terhubung satu sama lain, agen-agen ini dapat menyeberangi batas-batas geografis dan menginfeksi siapa saja yang tidak terlindungi. Pada Eropa Barat contohnya, wabah campak dapat terjadi pada populasi masyarakat yang tidak tervaksinasi di Austria, Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Swiss, dan Inggris sejak 2005. Jadi ada dua alasan untuk divaksinasi, yaitu untuk proteksi diri dan juga proteksi bagi orang sekitar kita. Program vaksinasi yang telah berhasil, seperti masyarakat yang berhasil, bergantung kepada kerjasama dari individu untuk melakukan kebaikan bersama. Kita tidak boleh berharap kepada orang lain untuk menghentikan penyakit, kita sendiri juga harus melakukan apa yang dapat kita lakukan.

Mitos: Penyakit masa kanak-kanak yang dapat dicegah oleh vaksin hanyalah suatu ketidakberuntungan dalam hidup.

Fakta: Penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin tidak harus menjadi sekedar “ketidakberuntungan dalam hidup”. Penyakit seperti campak, gondok, dan rubella adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan komplikasi berat pada anak-anak dan orang dewasa, termasuk pneumonia, ensefalitis, kebutaan, diare, infeksi telinga, sindroma kongenital rubella (jika seorang wanita hamil terinfeksi oleh rubella pada masa awal kehamilannya), dan bahkan kematian. Semua penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin. Kegagalan dalam vaksinasi pada penyakit-penyakit ini dapat membuat anak-anak rentan terhadapnya.

Mitos: Memberi lebih dari satu vaksin pada saat bersamaan kepada anak meningkatkan risiko efek samping, yang akan memberi beban kerja lebih kepada sistem kekebalan tubuh mereka.

Fakta: Penemuan ilmiah menunjukkan bahwa pemberian beberapa vaksin sekaligus tidak mempengaruhi sistem kekebalan tubuh anak. Anak-anak terpapar pada banyak substansi asing tiap harinya yang memancing respon dari sistem kekebalan tubuh. Pada saat makan saja, itu sudah mengenalkannya pada antigen baru di dalam tubuh, dan terdapat sangat banyak bakteri yang hidup di dalam mulut dan hidung. Seorang anak terpapar lebih banyak antigen dari masuk angin biasa atau nyeri tenggorokan daripada yang diperolehnya dari vaksin. Manfaat utama dari beberapa vaksinasi sekaligus adalah jumlah kunjungan klinik yang lebih sedikit, yang menghemat waktu dan uang, dan anak-anak dapat lebih tepat waktu menerima vaksin. Dan juga vaksinasi kombinasi berarti anak akan mendapatkan jumlah suntikan yang lebih sedikit.

Mitos: Influenza hanyalah gangguan biasa, dan vaksinnya tidak terlalu efektif.

Fakta: Influenza adalah lebih dari sekedar gangguan. Influenza adalah penyakit serius yang membunuh 300.000–500.000 orang di dunia setiap tahunnya. Wanita hamil, anak kecil, orang tua dengan kondisi kesehatan yang buruk dan orang dengan penyakit kronik, seperti asma atau penyakit jantung, mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk infeski dan kematian. Vaksinasi pada ibu hamil telah memberikan manfaat perlindungan pada bayi mereka (saat ini belum tersedia vaksin untuk bayi di bawah usia enam bulan). Kebanyakan vaksin influenza memberikan kekebalan terhadap tiga jenis yang paling sering beredar pada musim apa saja. Akan lebih baik jika Anda mengurangi risiko untuk terkena flu yang berat dan risiko untuk menularkannya ke orang lain. Menghindari flu artinya menghindari biaya medis lebih dan kehilangan pendapatan akibat ketidakhadiran di kantor atau di sekolah.

Mitos: Lebih baik mendapatkan kekebalan dari penyakit dibandingkan dari vaksin.

Fakta: Vaksin berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan respon imun yang mirip dengan yang diproduksi oleh infeksi alamiah, namun vaksin tidak menyebabkan penyakit atau membuat orang yang diberi vaksinasi risiko dari potensi komplikasinya. Sebaliknya, harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kekebalan melalui infeksi alamiah termasuk retardasi mental dari Haemophilus influenzae tipe b (Hib), cacat lahir dari rubella, kanker hati dari hepatitis B, atau kemtian dari penyakit campak.

Mitos: Vaksin mengandung merkuri yang merupakan zat berbahaya.

Fakta: Thiomersal, sebuah zat organik yang mengandung merkuri, ditambahkan ke dalam beberapa vaksin sebagai bahan pengawet. Zat ini adalah zat yang paling banyak digunakan untuk vaksin yang dimasukkan ke dalam vial multi-dosis. Tidak ada bukti yang mengatakan bahwa jumlah thiomersal yang dipakai pada vaksin membahayakan kesehatan.

Mitos: Vaksinasi menyebabkan autisme.

Fakta: Sebuah penelitian pada tahun 1998 yang menunjukkan kemungkinan kaitan antara vaksin measles, mumps, rubella (MMR) dan autisme ternyata memiliki banyak kesalahan yang serius, dan publikasinya ditarik dari jurnal yang menerbitkannya. Sayangnya publikasi tersebut menyebabkan kepanikan masyarakat yang mengakibatkan angka imunisasi menurun, dan diikuti oleh mewabahnya penyakit-penyakit tersebut. Tidak terdapat bukti hubungan dari vaksin MMR dan autisme atau kelainan autistik.

Sumber : WHO.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaUpdate Pedoman Pencegahan Infeksi Luka Operasi

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar