sejawat indonesia

Modalitas Radiografi X-Ray untuk Osteoarthritis (OA)

Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi degeneratif, ditandai dengan stres sel dan degradasi matriks ekstraseluler kartilago akibat respon perbaikan maladaptif yang digerakkan oleh trauma mikro dan makro serta merupakan bentuk kronis arthritis yang paling umum terjadi. OA diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu osteoarthritis primer dan osteoarthritis sekunder.

OA primer biasanya terjadi pada populasi usia lanjut karena keausan jaringan kartilago. Sedangkan, OA sekunder umum terjadi akibat trauma atau penggunaan sendi yang berlebihan pada populasi usia muda. Di antara sendi penahan beban utama (major weight-bearing joints) yaitu ankle, lutut (knee), dan panggul (hip), sendi lutut yang terdiri dari tiga kompartemen (tibiofemoral medial, tibiofemoral lateral, dan patellofemoral) paling sering terkena OA.

OA memiliki keluhan klasik berupa kekakuan sendi di pagi hari, biasanya berlangsung selama satu jam atau lebih, tergantung pada tingkat keparahannya, ada pula yang mengeluhkan nyeri sendi, kelemahan sendi, pembengkakan sendi hingga menurunnya fungsi sendi akibat keterbatasan ROM (Range of Movement) disertai beberapa gejala klinis yang sangat bervariasi dan dapat hadir. Dari sekadar insidental asimtomatik hingga kelainan yang bersifat destruktif dan melumpuhkan secara permanen yang dapat menghambat aktivitas hidup sehari-hari.

Secara global, prevalensi OA meningkat seiring bertambahnya usia populasi, dan telah banyak ditemukan kejadian OA pada usia 65 tahun hingga sebanyak 80%. Di Indonesia, prevalensi osteoarthritis meningkat sebesar 5% pada individu berusia <40 tahun, 30% pada usia 40 – 60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun dengan prevalensi terbesar pada kasus OA knee yaitu sebesar 15,5% pada laki – laki dan 12,7% pada perempuan.

Faktor risiko OA meliputi usia, jenis kelamin, obesitas, cedera, kelainan sendi, diet, aktivitas fisik berlebihan, aktivitas fisik, dan faktor genetik.

Manajemen OA terdiri dari dua elemen dasar yaitu diagnosis dan pengobatan. Diagnosis dan pengobatan bekerja secara simultan untuk memberikan hasil pengelolaan penyakit yang optimal. Diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi adanya penyakit pada pasien itu sendiri berdasarkan tanda dan gejala.

Diagnosis OA perlu dilakukan pada beberapa titik waktu untuk memantau perkembangan penyakit. Sedangkan, pengobatan bekerja secara spesifik untuk menangani penyakit dan menciptakan efek kuratif dan paliatif. Tujuan pengobatan adalah untuk menunda perkembangan penyakit dan untuk menghindari tahap penyakit terburuk. 

Saat ini, diagnosis OA didasarkan pada pengukuran hasil yang dilaporkan pasien (PROM) yaitu dari anamnesis, kemudian pemeriksaan fisik dan pencitraan menggunakan X-ray. Selain kekakuan, nyeri, pembengkakan dan kelemahan sendi yang disampaikan pasien, klinisi juga dapat menemukan ketidakstabilan sendi sebagai temuan umum, terutama pada lutut dan sendi carpometacarpal pertama. Kekakuan di pagi hari sering terjadi dan biasanya berlangsung selama satu jam atau lebih, tergantung pada tingkat keparahannya. Kekakuan dapat terjadi setelah periode tidak aktif.

Pemeriksaan muskuloskeletal juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi pembengkakan, kelainan bentuk, pertumbuhan tulang yang berlebihan yang disebut nodus Heberden ketika melibatkan sendi interphalangeal distal dan nodus Bouchard ketika melibatkan sendi interphalangeal proksimal tangan, krepitasi dan keterbatasan gerak. Spasme otot, kontraktur tendon dan kapsuler juga dapat diamati, tergantung pada lokasi dan durasi keterlibatan.

Nyeri yang disebabkan oleh osteoarthritis dapat berkembang di bagian mana pun dari sendi atau jaringan yang terlibat. Biasanya, rasa sakit berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu dan meningkat saat menahan beban. Seorang pasien dengan osteoarthritis primer jarang memiliki gejala sistemik yang disebabkan (misalnya, kelelahan atau kelemahan umum).

Perkembangan gejala pada pasien dengan osteoarthritis cukup konsisten. Ketidaknyamanan ringan pertama kali terjadi pada sendi saat sering digunakan, tetapi nyeri berkurang dengan istirahat. Gejala berkembang menjadi nyeri konstan pada penggunaan sendi yang dikeluhkan dan akhirnya, dengan keterlibatan sendi yang lebih lanjut, nyeri terjadi saat istirahat dan malam hari. Umumnya, sedikit nyeri terjadi di luar sendi, tetapi nyeri dapat terjadi dengan rentang gerak yang ekstrem. Keterbatasan gerak seringkali menonjol.

Radiografi X-Ray OA

Radiografi film polos dengan X-Ray biasanya cukup untuk evaluasi radiografi awal dan mengkonfirmasi diagnosis atau menilai tingkat keparahan penyakit jika intervensi bedah sedang dipertimbangkan.

Penggambaran dengan dua angle sendi yang terlibat harus diperoleh, dengan kemungkinan pengecualian sendi sakroiliaka dan panggul. Dua angle harus diperoleh dalam bidang ortogonal satu sama lain yaitu, anteroposterior (AP) dan lateral. Jika diperlukan, tampilan tambahan sendi penahan beban (lutut, pinggul) mungkin diperlukan. 

Berikut adalah situs dan proyeksi yang umum dikerjakan untuk radiologi polos menggunakan x-ray:

  1. Tangan: posteroanterior
  2. Tulang belakang leher: lateral
  3. Tulang belakang lumbar (hanya sendi facet): lateral
  4. Pinggul: anteroposterior
  5. Lutut: anteroposterior
  6. Kaki: anteroposterior

Radiografi awal mungkin tidak menunjukkan semua temuan, namun tanda-tanda umum biasanya dapat terdeteksi. Radiografi X-ray dari osteoarthritis primer antara lain hilangnya ruang sendi yang tidak seragam, pembentukan osteofit (osteofitosis), pembentukan kista dan sklerosis subkondral.

Pada awalnya, hanya sedikit penyempitan ruang sendi yang tidak seragam yang mungkin ada. Ruang sendi yang terlibat memiliki distribusi asimetris. Seiring perkembangan penyakit, subluksasi dapat terjadi dan osteofit dapat terbentuk. Perubahan kista subkondral dapat terjadi. Kista ini bisa saja tidak berhubungan dengan ruang sendi, dapat terjadi sebelum hilangnya tulang rawan dan memiliki batas sklerotik.

Sklerosis subkondral atau pembentukan tulang subkondral terjadi seiring dengan meningkatnya kehilangan kartilago dan tampak sebagai area densitas yang meningkat pada radiografi. Pada stadium lanjut penyakit, keruntuhan sendi dapat terjadi.

X-Ray OA Lutut 

Temuan radiografi pada pasien dengan osteoarthritis lutut meliputi penyempitan ruang sendi tibiofemoral medial dan patellofemoral, serta pembentukan tulang baru subkondral. Selanjutnya, subluksasi lateral tibia terjadi, dan pembentukan osteofit paling menonjol secara medial.

Penyempitan ruang sendi lateral juga dapat terjadi tetapi tidak sejelas penyempitan medial. Tulang rawan hilang, dan pembentukan tulang subkondral terjadi. Pembentukan osteofit yang ditandai juga terjadi (B dan D) dan osteofit terlihat di anterior dan medial di femur distal dan tibia proksimal, dan di posterior pada patela dan tibia.

X-Ray OA Ankle

Pada ankle, radiografi AP dan lateral cukup memadai untuk menilai perubahan osteoarthritis, tetapi pandangan miring dan diperbesar dapat membantu jika diperlukan pandangan rinci ruang sendi.

Sendi yang paling sering terlibat adalah sendi metatarsophalangeal pertama. Sklerosis subkondral, pembentukan osteofit, dan perubahan kistik juga sering terjadi. Subluksasi lateral jempol kaki menghasilkan deformitas hallux valgus.

Perubahan osteoarthritis di tempat lain di kaki, seperti sendi subtalar, biasanya disebabkan oleh mekanika yang berubah dari kelainan bawaan atau kelainan yang didapat seperti, pes planus, fusi dua tulang atau sekunder akibat artropati lain yang mendasarinya seperti, psoriasis, sindrom Reiter .

Pada gambar tersebut tampak perubahan rematik pasca-trauma pada sendi tibiotalar (panah merah) dengan penyempitan ruang sendi asli, pembentukan osteofit, dan perubahan kistik pada tibia dan talus distal. Sebuah sinostosis tibiofibular (panah kuning) terlihat pada tingkat sindesmosis proksimal.

Radiografi X-Ray Hip

Pandangan AP panggul dapat digunakan untuk menilai perubahan rematik di pinggul serta sendi sakroiliaka. Perubahan yang terkait dengan pinggul meliputi penyempitan ruang sendi superolateral dengan sklerosis subkondral. Bagian superolateral sendi adalah bagian yang menahan beban. Perubahan kistik dapat terjadi, dan kaput femoralis dapat terlihat tidak teratur.

Ruang sendi sinovial sebenarnya dari sendi sakroiliaka terjadi di anterior dan inferior. Pada osteoarthritis, jembatan osteofit berkembang dan meluas dari ilium ke sakrum. Perubahan sklerotik kadang kala juga tampak namun tidak disertai ankilosis atau erosi seperti yang terjadi pada spondiloartropati.

Pandangan serial anteroposterior panggul di atas menunjukkan perubahan osteoarthritis progresif pinggul. Gambar pertama (atas), menunjukkan penyempitan ruang sendi superolateral bilateral (panah) di pinggul yang lebih buruk di sisi kiri. Sklerosis subkondral (panah padat) dan pembentukan kista (panah terbuka) juga terlihat di sisi kiri. Gambar kedua (tengah) menunjukkan peningkatan interval hilangnya ruang sendi (panah) dan sklerosis (panah padat). Gambar ketiga (bawah), memperlihatkan artroplasti pinggul kiri (panah).

Sistem skoring yang digunakan untuk menilai keparahan osteoarthritis pada radiografi adalah klasifikasi Kellgren dan Lawrence. Klasifikasi Kellgren dan Lawrence adalah metode umum untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan osteoarthritis (OA) menggunakan lima tingkatan antara lain:

  1. Grade 0 (tidak ada) : pasti tidak ada perubahan rontgen osteoarthritis
  2. Grade 1 (diragukan) : diragukan penyempitan ruang sendi dan kemungkinan lipping osteofit
  3. Grade 2 (minimal) : osteofit yang pasti dan kemungkinan penyempitan ruang sendi
  4. Grade 3 (sedang) : osteofit multipel sedang, penyempitan ruang sendi yang pasti dan beberapa sklerosis dan kemungkinan kelainan bentuk ujung tulang
  5. Grade 4 (berat) : osteofit besar, penyempitan ruang sendi yang nyata, sklerosis parah dan kelainan bentuk ujung tulang yang pasti

Osteoarthritis dianggap ada jika skoring didapatkan grade 2 meskipun dengan tingkat keparahan minimal. 

Radiografi polos adalah modalitas yang paling umum digunakan dalam penilaian osteoarthritis karena ketersediaannya dan biaya yang murah. Namun demikian, relatif tidak sensitif terhadap perubahan penyakit awal. Keterbatasan lainnya adalah kurangnya penilaian struktur jaringan lunak dan reliabilitas intrareader yang rendah. 

Referensi:

  1. Sen R, Hurley JA. Osteoarthritis. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan.
  2. Teoh YX, Lai KW, Usman J, Goh SL, Mohafez H, Hasikin K, et al. Discovering knee osteoarthritis imaging features for diagnosis and prognosis: Review of manual imaging grading and Machine Learning Approaches. Journal of Healthcare Engineering. 2022;2022:1–19.  
  3. Daniel L. Swagerty J, Hellinger D. Radiographic assessment of osteoarthritis [Internet]. American Family Physician. 2001. Available from: https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2001/0715/p279.html 
  4. Kohn M, Sassoon A, Fernando N. Classifications in Brief: Kellgren-Lawrence Classification of Osteoarthritis. Clinical Orthopaedics & Related Research. 2016;474(8):1886-1893. Doi:10.1007/s11999-016-4732-4
  5. Siddik M, Haryadi RD. The risk factors effect of knee osteoarthritis towards postural lateral sway. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology. 2020;14(2) 
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaSindrom Waardenburg: Memahami Kondisi Genetik Langka

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar