sejawat indonesia

Paparan Dini Terhadap Bayi dengan Risiko Alergi Kacang

Alergi kacang adalah salah satu jenis serangan alergi berat yang paling umum terjadi. Gejalanya dapat sampai mengancam nyawa. Kebanyakan dari penderita alergi ini adalah anak-anak, dan karena bahkan jumlah kandungan kacang yang sedikit pun dapat menyebabkan reaksi, banyak orang tua yang tidak memberi konsumsi kacang untuk anak mereka. Namun panel ahli dari National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID), Amerika Serikat, mengeluarkan Addendum rekomendasi pedoman baru mengenai pencegahan alergi kacang. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 menjadi dasar atas Addendum terhadap 2010 Guidelines for the Diagnosis and Management of Food Allergy di Amerika Serikat, di mana hasilnya menunjukkan bahwa pengenalan awal terhadap makanan yang mengandung kacang pada bayi dengan risiko tinggi untuk nantinya mangalami alergi kacang ternyata aman, dan mengakibatkan penurunan relatif sampai 81 persen terhadap perkembangan alergi kacang nantinya di masa depan. Penemuan tersebut adalah hasil dari uji coba klinis Learning Early About Peanut Allergy, sebuah uji coba klinis acak yang melibatkan lebih dari 600 bayi[1]. Addendum terhadap rekomendasi ini terdiri dari tiga pedoman yang berbeda untuk bayi dengan tingkat risiko terhadap alergi kacang yang berbeda pula. Pedoman ini dibuat untuk para pekerja kesehatan, termasuk dokter spesialis anak dan juga dokter praktek keluarga. Addendum Pedoman 1 diperuntukkan bagi bayi dengan eksema berat, alregi telur, atau keduanya. Para ahli merekomendasikan bayi dalam kategori ini untuk diberi paparan makanan yang mengandung kacang mulai dari umur empat sampai enam bulan, agar mengurangi risiko untuk menjadi alergi terhadap kacang. Selain itu, para ahli juga merekomendasikan agar dokter melakukan evaluasi terhadap immunoglobulin spesifik terhadap kacang (sIgE kacang), tes skin prick (SPT), atau keduanya, sebelum mengenalkan bayi terhadap kacang. Hal tersebut direkomendasikan untuk memutuskan apakah kacang harus dikenalkan kepada bayi, atau metode pengenalan mana yang paling tepat untuknya. Pedoman 2 dari para ahli menyarankan agar bayi dengan eksema ringan sampai sedang sebaiknya dikenalkan terhadap makanan yang mengandung kacang mulai dari usia enam bulan. Makanan padat lainnya sebaiknya telah dikenalkan terlebih dahulu kepada bayi sebelum mulai mengenalkan makanan yang mengandung kacang. Para ahli menyarankan agar bayi dalam kategori ini diberi makanan yang mengandung kacang di rumah, tanpa harus melalui evaluasi di dokter sebelumnya. Sedangkan Pedoman 3 menyarankan para bayi tanpa eksema atau alergi makanan lainnya untuk mulai mengonsumsi makanan yang mengandung kacang kapan saja. Anda dapat mengakses penambahan terhadap rekomendasi ini di sini.
Referensi: 1. Du Toit, George et al. "Randomized Trial Of Peanut Consumption In Infants At Risk For Peanut Allergy". New England Journal of Medicine 372.9 (2015): 803-813. Web. 8 Jan. 2017.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPasien Meninggal Akibat Resistensi Antibiotik

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar