sejawat indonesia

Penggunaan Proton Pump Inhibitors Berhubungan dengan Peningkatan Risiko Gagal Ginjal Kronik

Proton pump inhibitors (PPI) adalah obat yang menghalangi fungsi pompa proton (H+/K+ATPase) dan merupakan agen penekan asam lambung yang paling poten dalam penggunaan klinis [1]. Walau begitu, penggunaan PPI dikaitkan dengan beberapa peningkatan risiko efek samping yang berbahaya, termasuk risiko mengalami kerusakan ginjal kronik. Pada sebuah studi baru, peneliti dari Veterans Affairs Saint Louis Health Care System, Missouri, melakukan uji untuk mengetahui hubungan antara penggunaan PPI dan risiko kerusakan ginjal jangka panjang pada pasien yang tidak mengalami cedera ginjal akut sebelumnya. Mereka kemudian menemukan bahwa diantara pengguna baru dari terapi penekan asam lambung, pengguna PPI mengalami peningkatan risiko untuk penyakit ginjal kronik termasuk kejadian gagal ginjal kronik, perkembangan dari gagal ginjal kronik, dan penyakit ginjal stadium akhir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data dari Department of Veterans Affairs untuk membuat studi kohort terhadap 144.032 orang pengguna terapi penekan asam lambung, termasuk obat-obat PPI dan H2 blockers. Para peserta kemudian diamati selama lima tahun, di mana keadaan ginjal dari pengguna dua kelompok obat ini akan dibandingkan. Jika dibandingkan dengan pengguna H2 blockers yang baru, pengguna PPI yang baru memiliki risiko yang lebih tinggi untuk rasio estimasi glomerular filtration rate (GFR) kurang dari 60 ml/menit/1.73m². Sebanyak 18,24 persen dari pengguna baru dari PPI juga mengalami cedera ginjal akut pada masa studi, dibandingkan dengan hanya 12.67 persen pengguna baru dari H2 blockers. Hasil penemuan pada saat cedera ginjal akut dieksklusi juga tetap menunjukkan bahwa pengguna PPI tetap memiliki peningkatan risiko untuk penyakit ginjal kronik dibandingkan mereka yang mengonsumsi H2 blockers. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan PPI berhubunagn dengan peningkatan risiko kerusakan ginjal kronik pada pasien yang belum pernah mengalami cedera ginjal akut sebelumnya. Peneliti menuliskan bahwa dokter tidak harus hanya bergantung pada adanya cedera ginjal akut saja sebagai peringatan untuk berkembangnya gagal ginjal kronik dan penyakit ginjal stadium akhir pada pengguna obat-obatan PPI. Berlatih untuk waspada dalam penggunaan PPI–bahkan dalam ketiadaan cedera ginjal akut–dan perhatian terhadap fungsi-fungsi ginjal pada pengguna PPI dapat menjadi suatu pendekatan yang masuk akal. Hasil ini mengindikasikan bahwa gangguan ginjal dapat muncul secara diam-diam dan perlahan, dan hal ini kemudian dapat berkembang menjadi kerusakan ginjal jangka panjang dan bahkan kegagalan fungsi ginjal. Pasien harus diberi peringatan dari dokter jika mereka mengonsumsi obat-obatan PPI, agar mereka hanya menggunakan obat-obatan jenis ini pada saat yang benar-benar dibutuhkan saja. Studi ini dipublikasikan online pada tanggal 22 Februari 2017 di jurnal Kidney International.
Referensi:
  1. Richardson, P., Hawkey, C.J. & Stack, W.A. Drugs (1998) 56: 307. doi:10.2165/00003495-199856030-00002
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaJutaan Anak Meninggal Tiap Tahun Akibat Pencemaran Lingkungan

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar