sejawat indonesia

Penyakit Hati Kini Punya Nama Baru

Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) atau penyakit perlemakan hati non alkohol, kini punya nama baru. Setelah nomenklatur baru diumumkan oleh Panel Konsensus Global yang terdiri dari para peneliti dan dokter hepatologi. 

Nomenklatur baru tersebut diterbitkan di Jurnal Hepatology dan mencakup sub klasifikasi untuk Steatotic Liver Disease (SLD), berikut perubahannya:

  • Steatotic Liver Disease (SLD) kini digunakan untuk menyebut penumpukan lemak di hati dengan berbagai penyebab.

  • Perlemakan Hati Non Alkohol (NAFLD) berubah nama menjadi Metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD) atau Penyakit hati steatotik terkait disfungsi metabolik.

  • Steatohepatitis non alkohol (NASH) yang merupakan bentuk serus dari NAFLD berubah nama menjadi Metabolic-associated steatohepatitis (MASH).

  • Met-ALD adalah nama baru yang dibuat untuk orang yang menderita MASLD tetapi juga peminum alkohol

  • SLD Kriptogenik menjadi nama yang akan digunakan untuk penyakit hati berlemak yang penyebabnya tidak diketahui karena orang yang mengalaminya tidak memiliki faktor risiko metabolik apa pun.

 

 Skema Penyakit Hati Steatotik/Steatotic Liver Disease (SLD) dan sub-kategorinya.

Perlemakan Hati Non Alkohol (NAFLD)

Istilah NAFLD dan steatohepatitis non-alkohol pertama kali digunakan pada tahun 1980 untuk menggambarkan suatu kondisi yang memiliki gambaran histologis penyakit hati alkoholik tanpa adanya konsumsi alkohol yang signifikan secara klinis atau penyakit hati lainnya. Ketertarikan pada NAFLD telah meningkat secara dramatis, didorong oleh prevalensi globalnya yang meningkat secara nyata dan diikuti berbagai penelitian tentang patofisiologi, beban klinis, dan sosial ekonominya. 

NAFLD berkembang dalam 4 tahap utama.Kebanyakan orang hanya akan mengembangkan tahap pertama, biasanya tanpa menyadarinya. Dalam sejumlah kecil kasus, penyakit ini dapat berkembang dan akhirnya menyebabkan kerusakan hati jika tidak terdeteksi dan ditangani.

Tahapan utama NAFLD adalah:

  1. Steatosis – penumpukan lemak yang sebagian besar tidak berbahaya di sel hati yang hanya dapat didiagnosis selama tes dilakukan karena berbagai alasan. 

  2. steatohepatitis non-alkohol (NASH) – bentuk NAFLD yang lebih serius, di mana hati mengalami peradangan.

  3. fibrosis – peradangan terus-menerus menyebabkan jaringan parut di sekitar hati dan pembuluh darah di dekatnya, tetapi hati masih dapat berfungsi secara normal

  4. sirosis – tahap paling parah, terjadi setelah peradangan bertahun-tahun, di mana hati menyusut dan menjadi bekas luka dan gumpalan; kerusakan ini bersifat permanen dan dapat menyebabkan gagal hati (di mana hati Anda berhenti bekerja dengan baik) dan kanker hati.

Saat ini, penyakit ini diakui sangat heterogen, dengan tingkat progresivitas dan respon bervariasi terhadap pengobatan yang didorong oleh variasi fisiologis dan lingkungan. Wawasan patogenesis penyakit telah menyebabkan banyak agen spesifik NAFLD dikembangkan dan dieksplorasi dalam uji klinis. Namun, terlepas dari kemajuan ini, nomenklatur kondisinya tetap sama seperti saat pertama kali dijelaskan 40 tahun lalu.

Alasan perubahan nama

Seiring waktu, terminologi NAFLD dipandang tak lagi mencukupi dan seringkali membatasi diagnosis. Misalnya, NAFLD merupakan diagnosis eksklusi yang didefinisikan dengan ada atau tidaknya penyebab penyakit hati yang diketahui (misalnya, alkohol dan non-alkohol) serta steatosis. 

Namun, pendekatan nomenklatur ini membuang banyak informasi tentang sifat multifaktorial dan heterogen dari patogenesis NAFLD dan riwayat alami, sehingga pasien dengan penyakit yang sangat berbeda dapat ditempatkan bersama di bawah diagnosis NAFLD. 

Pada gilirannya, pengelompokan pasien yang keliru dengan beragam penyebab penyakit dapat memengaruhi pengambilan keputusan dan penelitian klinis. Memang, ketidakmampuan untuk subtipe pasien secara efektif telah disarankan sebagai faktor penting yang mendasari buruknya kinerja farmakoterapi NAFLD dalam berbagai uji coba klinis yang telah dilakukan.

Definisi penyakit yang mengeksklusi tersebut cukup menyulitkan pada pasien dengan patologi hati yang terjadi bersamaan, seperti hepatitis virus atau penyakit hati terkait alkohol. Referensi eksplisit untuk asupan alkohol baik dalam nama maupun kriteria diagnostik untuk NAFLD, telah memicu perdebatan tentang batas konsumsi yang tepat dan sejauh mana interaksi sinergis antara asupan alkohol dan penyakit hati yang terkait dengan disfungsi metabolik. 

Selain soal ‘Alkohol dan Non Alkohol’ yang terlalu menyederhanakan penyebab penyakit, kata ‘fatty’ atau ‘berlemak’ dianggap memicu stigma dan merendahkan pasien sehingga menjadi alasan untuk melakukan penggantian nama. 

Nama baru, tantangan baru 

Perubahan nama dari NAFLD ke MASLD, meski telah melalui proses ketat dari survey online hingga proses Delphi yang melibatkan berbagai ahli dari berbagai negara, namun nama baru tersebut tetap tidak dapat memuaskan semua pihak. 

Salah satu gugatannya adalah penggunaan kata ‘Metabolik’ yang dianggap tidak cukup kuat untuk menjelaskan penyakit. Bahkan, bisa memicu kebingungan dengan kondisi/penyakit lain. Misalnya, penyakit Wilson yang disebabkan oleh perubahan metabolisme.

Namun, jauh lebih banyak yang mendukung perubahan nama ini. Terutama tentang jangkauan definisi yang awalnya mengeksklusi menjadi definisi yang lebih spesifik ke kondisi yang berbeda-beda seperti yang dijelaskan dalam publikasi pengumuman nama baru ini.

Pertama, ketika menangani pasien, nama baru ini memungkinkan penjelasan penyakit yang koheren dan langsung karena secara intuitif lebih mudah dipahami dalam konteks kelainan kardiometabolik yang mendasarinya terkait dengan resistensi insulin dan hubungannya dengan kondisi pasien lainnya, daripada dalam kerangka diagnosis eksklusi. Ini juga membantu untuk mengkomunikasikan kepada pasien tindakan terapeutik utama yang harus diambil baik dari hati maupun perspektif holistik. 

Kedua, menggunakan klasifikasi ini akan meningkatkan kesadaran penyakit, karena penyelarasan kriteria diagnostik untuk MASLD dengan sifat fenotipik yang diakui secara luas dalam pengobatan diabetes dan kardiovaskular akan mempermudah komunitas penyedia layanan kesehatan yang lebih besar untuk mengidentifikasi individu dengan kondisi tersebut.

Dan yang terpenting, nama dan definisi baru ini dilakukan atas kepentingan pasien. Menghapus stigma, menambah akurat diagnosis, dan untuk pengobatan yang lebih holistik. 

Referensi:

  • A multi-society Delphi consensus statement on new fatty liver disease nomenclature, Hepatology Journal, 2023
  • Redefining non-alcoholic fatty liver disease: what's in a name? The Lancet Gastroenterology & Hepatology, 2020
  • Introduction of new terminology for fatty liver diseases, British Liver Trust, 2023
  • Global NAFLD Nomenclature Consensus Development, American Association for the Study of Liver Diseases (AASLD), 2023
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaMengapa Steroid Digunakan pada Pasien Gangguan Pernapasan?

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar