sejawat indonesia

Power Nap, Apakah Betul Bermanfaat?

Tidur siang di tempat kerja merupakan sesuatu yang dianggap negatif terhadap kinerja perusahaan, dan sebagian besar dikaitkan dengan efisiensi kerja perusahaan yang menurun karena waktu kerja yang berkurang. 

Namun kenyataannya, produktivitas di tempat kerja tidak selalu berbanding lurus dengan waktu kerja, justru kurang tidur memiliki dampak negatif yang kuat terhadap produktivitas. Waktu untuk tidur di tempat kerja masih dianggap sebagai buang-buang waktu kerja atau tanda kemalasan. 

Banyak ilmuwan yang merekomendasikan tidur siang khususnya setelah makan siang untuk merangsang kreativitas, memperkuat ingatan, dan untuk meningkatkan kinerja tugas kompleks (fungsi eksekutif). 

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tidur siang singkat dapat bermanfaat bagi kinerja kognitif. Perusahaan terkenal di dunia, seperti Google, NASA, HuffPost, atau Samsung, menyediakan tempat istirahat dengan beberapa furnitur istirahat bagi karyawan mereka di tempat kerja.

Power nap adalah suatu kondisi di mana kita seakan-akan berada di antara kondisis tidur terlelap dan tidak terlelap, tubuh kita berada dalam kondisi yang rileks namun belum sampai pada tahap tidur sambil bermimpi. 

Ada banyak manfaat kesehatan yang terkait dengan tidur siang secara teratur, di antaranya peningkatan memori jangka panjang, peningkatan fungsi kognitif, dan peningkatan kreativitas.  Penelitian juga menunjukkan bahwa tidur siang mungkin bermanfaat bagi kesehatan jantung. 

Sebuah studi kasus baru-baru ini mengikuti orang dewasa Swiss yang tidur siang 1–2 kali per minggu, dan ditemukan bahwa selama 8 tahun, individu yang sama ini memiliki risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih rendah daripada mereka yang tidak tidur siang.

Sebuah meta-analisis oleh Dutheil F menemukan bahwa tidur siang singkat (power nap) dapat meningkatkan kinerja kognitif. Power nap juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pada tugas yang diberikan terhadap subjek penelitian, seperti penjumlahan, penalaran logis, dan respon waktu. 

Power nap tampaknya bermanfaat untuk semua jenis memori, baik memori prosedural, memori deklaratif atau memori jangka pendek. Selain itu, power nap menawarkan berbagai manfaat lain seperti relaksasi, mengurangi kelelahan dan meningkatkan mood. Power nap dapat meningkatkan kreativitas, produktivitas, meningkatkan kinerja fisik dan membantu untuk mengatasi kelelahan terkait kerja shift yang padat, seperti yang dijalani para tenaga kesehatan.

Beberapa meta-analisis terbaru menunjukkan terbentuknya kurva berbentuk "U" yang menggambarkan hubungan antara durasi tidur dan penyakit kardiovaskular (CVD) dan kematian akibat penyakit kardiovaskular, dengan durasi tidur pendek maupun panjang menjadi prediktor signifikan.

Tidur di siang hari juga memberikan manfaat kardiovaskular yaitu manfaat pemulihan kardiovaskular yang lebih besar akibat stres psikologis. Sebuah penelitian oleh Naska et al (2007) menyimpulkan bahwa melakukan power nap setidaknya tiga kali per minggu, berbanding terbalik dengan kejadian kematian akibat penyakit jantung koroner. Naska et al.  juga menemukan bahwa stres kardiovaskular dapat dikurangi dengan tidur singkat di siang hari.

Beberapa penelitian telah menunjukkan efek menguntungkan dari tidur siang singkat dengan durasi kurang dari 30 menit, yang membantu meningkatkan kewaspadaan dan keterampilan motorik. Tidur siang singkat selesai sebelum dimulainya gelombang tidur lambat yang dalam.  Jika telah memasuki tidur gelombang lambat yang dalam namun gagal menyelesaikan siklus tidur normal dapat mengakibatkan fenomena yang dikenal sebagai inersia tidur, di mana seseorang merasa pening, bingung, dan bahkan lebih mengantuk daripada sebelum tidur siang.

Beberapa literatur menunjukkan bahwa tidur siang dengan periode yang singkat lebih bermanfaat pada kinerja kognitif, karena tidur siang yang lebih dari 30 menit akan menghasilkan periode inersia, yang membuat manfaat tidur siang menjadi jelas hanya setelah periode. 

Inersia tidur merupakan periode transisi dari keadaan tidur ke keadaan terjaga, dan ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk berpikir dan bertindak saat bangun dari tidur. Periode Inersia tidur akan lebih panjang pada tidur siang yang lebih lama. Jadi, untuk menghindari inersia tidur, periode tidur siang harus lebih pendek (20-30 menit), dan tidak boleh terjadi di di bawah fase sirkadian.

Oleh karena itu, jika untuk mendapatkan rasa waspada yang lebih cepat saat bangun tidur, diperlukan waktu power nap yang lebih singkat. Penelitian yang dianalisis oleh American Heart Association (AHA) menunjukkan bahwa mereka yang tidur siang selama satu jam atau lebih per hari memiliki tingkat penyakit kardiovaskular 1,82 kali lipat dibandingkan orang yang tidak tidur siang. Sedangkan, sebuah studi Meta-analisis kohort prospektif terbaru, menunjukkan bahwa tidur siang yang lebih lama dikaitkan dengan peningkatan risiko CVD (cardiovascular disease) yang signifikan.

Tidur siang singkat dapat memperbaiki irama sirkadian yang tidak normal dan memperbaiki berbagai kelainan endokrin yang disebabkan oleh kurang tidur. Telah dilaporkan bahwa tidur siang singkat dapat mengurangi stres dan tekanan darah, dengan penurunan tekanan darah terbanyak dikaitkan dengan vasodilatasi lebih dari 9% yang mulai terjadi pada awal tidur dan terlelap (awal tidur tahap 1). Penurunan tekanan darah tersebut merupakan salah satu faktor yang dikaitkan dengan dengan penurunan risiko CVD.

Power nap sangat baik dilakukan  saat merasa mengantuk dan sedang melakukan sesuatu yang memerlukan konsentrasi penuh seperti kecelakaan. Jika Anda merasa mengantuk dalam waktu yang lama berkendara di dalam mobil, power nap dapat dilakukan di tempat istirahat. Hal Ini akan membuat Anda lebih waspada setelah bangun.

Beberapa penelitian menemukan bahwa jika Anda mulai merasa mengantuk saat mengemudi, ada baiknya untuk minum kopi kemudian tidur siang sekitar 15 menit. Kafein membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mulai bekerja, jadi ketika kita bangun dari power nap, kafein telah mulai bekerja dan membuat anda merasa lebih waspada.


Referensi:

  1. Zaregarizi M, Edwards B, George K, Harrison Y, Jones H, Atkinson G. Acute changes in cardiovascular function during the onset period of daytime sleep: comparison to lying awake and standing. J Appl Physiol. 2007
  2. Williams N.J., Grandne M.A., Snipes A., Rogers A., Williams O., Airhihenbuwa C., Jean-Louis G. Racial/Ethnic Disparities in Sleep Health and Health Care: Importance of the Sociocultural Context. Sleep Health. 2015

  3. Tietzel A.J., Lack L.C. The Short-Term Benefits of Brief and Long Naps Following Nocturnal Sleep Restriction. Sleep. 2001;24:293–300. doi: 10.1093/sleep/24.3.293

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaKapan Waktu yang Tepat untuk Keluar dari Tempat Kerja yang Toksik?

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar