sejawat indonesia

Sensor Tempel untuk Analisa Kesehatan Melalui Keringat

Keringat mengandung banyak komponen biokimia yang dapat memberi kita banyak informasi mengenai keadaan fisiologis tubuh. Sekelompok peneliti dari Northwestern University’s Center for Bio-Integrated Electronics baru saja mengembangkan sebuah alat yang menempel pada kulit dan melakukan analisa keringat saat berolahraga. Dengan menggunakan uji biokomia kolorimetri dan mengintegrasikan alat dengan smartphone, alat ini mendeteksi laktat, glukosa, dan konsentrasi ion klorida dan juga pH keringat.

Alat tempel ini memiliki kemampuan yang disebut microfluids, yaitu kemampuan untuk menangkap dan menganalisa jumlah yang sangat kecil dari cairan tubuh. Untuk menggunakannya, Anda harus menempel alat yang menyerupai kulit ini di permukaan kulit Anda, dan bergeraklah. Alat ini dapat menahan sekitar 50 ml keringat yang berkoresponden dengan waktu olahraga efektif sekitar satu sampai enam jam, bergantung pada jumlah keringat yang dikeluarkan. Anda dapat memotret alat ini dengan smartphone yang telah diintegrasikan dan kemudian smartphone Anda akan menginterpretasikan arti dari warna yang ditampilkan oleh alat ini.

Jika dibandingkan dengan teknologi yang telah ada sebelumnya untuk analisa keringat yang terdiri dari material dan struktur berpori atau berhidrogel sebagai permukaan yang mengandung cairan, sistem alat ini berbeda dari penggunaan microfluid yang terintegrasi penuh yang terdiri dari jaringan saluran fungsional dan waduk untuk menangkap keringat, dan penyimpanan dengan regio yang terpisah secara spasial untuk analisa.

Para peneliti telah menguji integritas mekanik dan cairan dari alat dengan skenario olahraga. Mereka menguji kekuatan adhesi dan pengumpulan cairan pada sukarelawan di lomba balap sepeda di El Tour de Tucson. Pada uji coba tersebut, alat ditempelkan pada punggung bawah dan permukaan volar dari lengan bawah 12 orang pengendara sukarelawan. Pada seluruh sukarelawan, alat bekerja sesuai harapan, dengan berhasil mengumpulkan keringat dengan perubahan kolorimetri atau pengukuran warna regional tanpa lepas dari tempat menempelnya, bahkan dengan perubahan substansial pada temperatur dan kelembaban tubuh. Partisipan tidak mengalami rasa tidak nyaman maupun keterbatasan pada pergerakan tubuh atau lengan selama bersepeda.

Sensor tempel ini didesain hanya untuk sekali pakai dalam beberapa jam. Sekarang para peneliti ini sedang menguji desain alat yang dapat melakukan pengukuran multipel. Saat ini, banyak teknologi yang dapat dikenakan untuk mendeteksi kalori, aktivitas, dan denyut jantung manusia. Bidang ini adalah bidang yang sedang sangat popular, banyak kelompok riset di dunia yang sedang berusaha membuat biosensor yang dapat dikenakan, bahkan perusahaan seperti Kenzen dan Eccrine Systems juga sedang mengembangkan alat sensor keringat yang dapat dikenakan di tubuh.

Penelitian lengkap mengenai biosensor tempel ini diterbitkan di jurnal Science Translational Medicine edisi 23 November 2016.

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaEnam Level Minuman Berdasarkan Kandungan Gizinya

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar