sejawat indonesia

Studi Kohort Prospektif dan Observasional: Terapi Endovaskular Untuk Stroke Iskemik Akut dalam Praktek Klinis Rutin

Sebuah studi yang telah dilakukan di Belanda menunjukkan bahwa pasien dengan stroke iskemik akut di dunia nyata yang melakukan terapi endovaskular mendapatkan hasil yang efektif dan aman dalam uji klinik secara acak. Penelitian ini membandingkan hasil dari pasien dalam uji coba MR CLEAN (Multicenter Randomized Clinical Trial of Endovascular Treatment for Acute Ischemic Stroke in the Netherlands). Uji coba terkontrol acak pertama yang berhasil dari terapi endovaskular, dengan hasil registri terapi endovaskular pada pasien dunia nyata yang menerimanya untuk terapi stroke di pusat MR CLEAN setelah percobaan pertama berakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mencapai hasil fungsional adalah yang menerima 90 hari di registri, meskipun usia lebih tua dan lebih banyak komorbiditas. Seperti yang dikutip dari MedScape Medical News, Ivo Jansen, Doctor of Medicine (MD) dari Academic Medical Center, Amsterdam, Belanda, mengatakan bahwa setelah melakukan uji MR CLEAN yang membuktikan keampuhan terapi endovaskular pada stroke, mereka mulai menggunakan perawatan ini secara rutin dan semua pasien yang diobati dimasukkan ke dalam registri sehingga dapat membandingkan bagaimana hasilnya di dunia nyata dibandingkan dengan mereka yang dalam uji klinis. Hasil yang ditunjukkan sama baiknya (dengan hasil uji klinis) karena presentasi pasien yang mencapai hasil yang baik lebih tinggi di registri dan karena sistem perawatan yang lebih efisien sehingga waktu perawatan yang digunakan lebih cepat, yakni sekitar 1 jam. Uji coba secara acak yang pertama kali dilakukan berfokus pada perawatan endovaskular untuk stroke dan semua orang masih belajar bagaimana cara melakukannya yang baik. Ketika diterapkan pada pasien di dunia nyata, menjadi lebih tau apa yang diharapkan di semua tingkatan–intervensionis, perawat, paramedis, tim lab kateter–yang digunakan untuk mempercepat proses perawatan pasien melalui sistem sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan lebih cepat dan juga tepat. Secara tradisional, hasil dari studi dunia nyata bisa kurang mengesankan daripada percobaan acak karena uji coba seringnya memiliki kriteria inklusi ketat dan tingkat motivasi tinggi dari semua yang terlibat. Ivo Jensen menyimpulkan hasil uji MR CLEAN adalah terapi endovaskular yang luar biasa dan terbukti sebagai pengobatan teruji untuk stroke meskipun akan selalu membutuhkan validasi klinis di dunia nyata. Percobaan yang dilakukan benar-benar menunjukkan bahwa pasien stroke dalam praktek klinis rutin mendapatkan manfaat dari perawatan ini. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dari 1.488 pasien yang menjalani terapi endovaskular untuk stroke iskemik akut dalam waktu 6,5 jam dari timbulnya gejala di 1 dari 16 pusat di Belanda antara Maret 2014 dan Juni 2016. Hasil utama adalah skor Modified Rankin Scale (mRS), mulai dari 0 (tidak ada gejala) hingga 6 (kematian) pada 90 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan yang signifikan secara statistik menuju hasil fungsional yang lebih baik pada pasien di registri MR CLEAN dibandingkan dengan lengan percobaan intervensi MR CLEAN (rasio odds umum yang disesuaikan [OR], 1,30; interval kepercayaan 95% [CI], 1,02-1,67) dan kelompok kontrol percobaan (OR, 1,85; 95% CI, 1,46 - 2,34). Hasil fungsional yang baik (skor mRS 0-2) dicapai pada 37,9% pasien dalam registri dibandingkan dengan 32,6% pada kelompok intervensi uji coba secara acak dan 19,1% pada kelompok kontrol. Tingkat reperfusi, dengan reperfusi yang berhasil didefinisikan sebagai skor 2B-3 pada trombolisis diperpanjang pada skor infark serebral, adalah 58,7%, sama dengan pasien dalam uji coba MR CLEAN. Durasi dari onset stroke untuk memulai pengobatan endovaskular dan dari onset stroke ke reperfusi yang sukses atau bolus kontras terakhir adalah 1 jam lebih pendek untuk pasien di registri MR CLEAN. Perdarahan intrakranial simtomatik terjadi pada 5,8% pasien dalam registri dibandingkan dengan 7,7% pada kelompok intervensi uji coba secara acak dan 6,4% pada kelompok kontrol. Hasil ini dilaporkan dalam kelompok luas pasien tanpa selesi pencitraan (selain dari computed tomography angiography untuk mengkonfirmasi oklusi pembuluh proksimal), berbeda dengan kecenderungan dalam uji klinis saat ini untuk memilih pasien sebelum pengobatan dengan prognosis yang menguntungkan berdasarkan pada karakteristik pencitraan. Namun, beberapa seleksi pasien mungkin juga terjadi di registri ini karena keputusan perawatan didasarkan pada pertimbangan individu oleh dokter, mereka menambahkan. Meskipun banyak penelitian selama beberapa tahun terakhir, pemilihan pasien untuk perawatan endovaskular masih belum diterapkan secara terstruktur dalam praktek klinis, setidaknya di Belanda, namun, hasil fungsional pasien meningkat secara substansial dibandingkan dengan uji coba MR CLEAN. Penelitian diperlukan untuk meningkatkan paradigma dan alat seleksi pasien yang ada, terutama yang menggabungkan variabel klinis dan pencitraan, dan untuk memberikan konsensus tentang bagaimana pemilihan pasien untuk perawatan endovaskular dapat dilakukan, dapat diandalkan dan konsisten diterapkan. Ada juga serangkaian percobaan acak baru yang sedang berlangsung dari pengobatan endovaskular untuk stroke oleh kelompok MR CLEAN di bawah bendera MR CLEAN-2. Ini termasuk percobaan terapi endovaskular tanpa trombolisis, studi tentang intervensi akhir (lebih dari 6 jam dari onset stroke), satu di mana nitrogliserin diberikan di ambulans, dan satu menyelidiki penggunaan heparin periprocedural dan agen antiplatelet. Studi ini semuanya dicoba untuk menemukan cara mencapai manfaat tambahan ketika perawatan endovaskular digunakan dalam stroke. Studi ini dilakukan dan didanai oleh Pusat Medis Universitas Erasmus, Pusat Medis Akademik Amsterdam, dan Pusat Medis Universitas Maastricht. Studi ini juga didanai oleh Institut Ilmiah Terapan untuk Neuromodulasi. Jansen telah mengungkapkan tidak ada hubungan keuangan yang relevan. *Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal BMJ secara online pada tanggal 9 Maret 2018  
Sumber:
- Medscape medical news
- https://doi.org/10.1136/bmj.k949 (The BMJ)
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaImunoterapi Meningkatkan Harapan Hidup Pasien Kanker Paru-Paru

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar