Teknik ini dapat mengurangi Efek "Phantom Limb" pada Pasien Amputasi
Sebuah teknik pembekuan dapat mengurangi rasa sakit dari efek nyeri tungkai atau Phantom Limb yang banyak dialami pasien-pasien amputasi, menurut sebuah studi kecil baru. Rasa sakit kronis yang berasal dari bagian anggota tubuh yang putus dapat dikurangi dalam beberapa kasus ketika jaringan saraf dan bekas luka yang tersisa dibekukan, kata para peneliti.
Sebuah teknik invasif minimum, yang dikenal sebagai terapi Cryoablation, membawa harapan baru kepada sekitar 200.000 orang warga Amerika yang menjalani amputasi setiap tahun, menurut U.S. Centers for Disease Control and Prevention statistics.
Kebanyakan dari pasien tersebut, termasuk diantaranya veteran militer dan orang-orang dengan diabetes, mengalami bentuk disorientasi sistem saraf yang melumpuhkan, setelah kehilangan anggota tubuh.
Para penulis penelitian mengatakan masalah berasal dari sinyal yang tidak akurat antara ujung dahan saraf yang tersisa dan/atau aktivitas yang berlebihan di antara saraf tetangga. Hal ini mengakibatkan pasien justru mengalami nyeri bukannya merasakan kehilangan anggota badan hasil amputasinya.
Para peneliti mengatakan pada studi terbaru dengan 20 orang pasien menunjukkan bahwa pembekuan yang ditargetkan dapat membuktikan kemajuan besar pada perawatan nyeri tungkai atau Phantom Limb yang tidak memadai.
Biasanya, "banyak hal yang mencoba untuk melihat apakah hal itu mungkin bisa bekerja atau mungkin tidak bisa bekerja," kata pemimpin penulis studi Dr J. David Prologo, asisten profesor divisi radiologi intervensional di Emory University School of Medicine, Atlanta. Itu bisa berarti kombinasi dari konseling psikologis, teknik relaksasi pikiran-tubuh, narkotika, antidepresan dan/atau terapi visual. Selain itu operasi juga dapat ikut serta dalam upaya menghapus saraf yang terluka, katanya. Meskipun telah dilakukan semua metode pendekatan yang bervariasi itu, "tingkat dan keparahan nyeri tungkai atau Phantom Limb pada pasien saat ini adalah sama dengan tingkat dan keparahan pasien dari 50 tahun yang lalu," kata Prologo.
Tetapi penelitian terapi pembekuan baru-baru ini ─yang difokuskan pada masalah saraf yang mendasari penyebab ejakulasi dini─ menyarankan bahwa cryoablation mungkin bisa membantu pada nyeri tungkai atau Phantom Limb. Intinya untuk kedua kondisi tersebut adalah sama, yaitu pembekuan saraf untuk menghentikan komunikasi antar saraf untuk meningkatkan kualitas hidup.
Penemuan terbaru dipresentasikan Rabu 6 April pada pertemuan Society of Interventional Radiology, di Vancouver, Kanada.
Pada penelitian ini, 20 orang pasien amputasi yang didiagnosis dengan nyeri tungkai atau Phantom Limb menjalani cryoablation dengan panduan gambar, yang melibatkan penyisipan jarum probe di bawah kulit pada titik anggota tubuh yang hilang. Saraf lokal kemudian diekspos selama 25 menit untuk terkena ledakan dingin, yang nantinya akan menutup pengedaran sinyal saraf lokal.
Studi ini menemukan bahwa empat puluh lima hari setelah pengobatan, skor nyeri pasien rata-rata (skala 1 sampai 10) berubah dari 6,4 pra-pembekuan menjadi 2,4.
Prologo mengatakan segala upaya sudah dilakukan untuk mendapatkan persetujuan oleh American Medical Association untuk pengobatan nyeri tungkai atau Phantom Limb. Tapi, dia tetap berhati-hati tentang temuan awal saat sampai penelitian lebih lanjut selesai.
"Ini mungkin tidak bekerja untuk semua orang," kata Prologo. "Meskipun secara keseluruhan rata-rata perubahan skor nyeri dan kualitas hidup meningkat dan mencapai statistik yang signifikan, tidak setiap pasien menjadi lebih baik. Bagaimana mengidentifikasi pasien yang akan merespon pengobatan merupakan fokus dari penelitian kami yang sedang berlangsung."
Efektivitas pendekatan baru ini kemungkinan akan tergantung pada setiap kasus tertentu, kata Dustin Tyler, seorang insinyur biomedis di Louis Stokes Cleveland VA Medical Center.
"Nyeri tungkai atau Phantom Limb sangat kompleks," kata Tyler, yang juga seorang profesor teknik biomedis di Case Western Reserve University, di Cleveland. Misalnya, untuk pasien yang sakitnya berasal dari pencarian otak untuk masukan sensorik yang telah hilang sekarang, prosedurnya mungkin tidak akan dijamin bermanfaat, katanya.
Tapi bagi mereka yang memiliki sakit dengan dasar neurologis ─yang melibatkan penembakan abnormal serat nyeri di sekitar lokasi amputasi─ "metode panduan cryoablation adalah alternatif yang menarik untuk intervensi bedah," kata Tyler.
Namun, bahkan untuk pasien ini, tindak lanjut untuk jangka panjang akan tetap diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas metode pendekatan ini, katanya.
Sumber: J. David Prologo, M.D., assistant professor, division of interventional radiology, Emory University School of Medicine, Atlanta; Dustin J. Tyler, Ph.D., biomedical engineering, Louis Stokes Cleveland VA Medical Center, and associate professor, department of biomedical engineering, Case Western Reserve University, Cleveland; abstract for presentation, Society of Interventional Radiology, annual meeting, Vancouver, Canada, April 6, 2016
Sumber: HealthDay
oleh Alan Mozes Reporter HealthDay
Log in untuk komentar