Covid-19 Vaccine and Possible Side Effects
Sebagian besar efek samping setelah imunisasi (KIPI) adalah konsekuensi dari vaksin yang merangsang respons imun protektif, dan bukan alergi dalam etiologinya. Meskipun reaksi lokal umumnya dapat dikaitkan dengan antigen aktif dalam vaksin, reaksi alergi yang terkonfirmasi akibat vaksin lebih sering disebabkan oleh sisa protein non manusia, pengawet, atau penstabil dalam formulasi vaksin yang dikenal sebagai eksipien.
Melalui Premium CME ini, peserta diharapkan dapat menjawab:
- Apa penyebab dan faktor dari reaksi alergi langsung yang ditimbulkan oleh vaksin COVID-19?
- Bagaimana mengetahui infeksi yang terjadi pada pasien akibat KIPI ini?
- Bagaimana melakukan diagnosis dan tatalaksana awal dari kasus ini?
- Bagaimana melakukan perawatan hingga rujukan ke spesialis?
Tentang Pembicara:
dr. Rizalinda Sjahril, M.Sc, Ph.D. - Kepala lab Mikrobiologi di Universitas Hasanuddin
Selain sebagai kepala laboratorium, beliau juga merupakan staf pengajar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin.
MIS-C in Children
MIS-C adalah kelainan hiperinflamasi dengan keterlibatan multiorgan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Menurut WHO, Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) dapat didiagnosis pada anak usia 0-19 tahun yang mengeluhkan demam lebih dari 3 hari, disertai 2 gejala penyerta dan peningkatan penanda inflamasi (seperti LED, CRP, dan prokalsitonin) tanpa adanya penyebab inflamasi lain, serta terbukti mengalami infeksi COVID-19.
Melalui Premium CME ini, peserta diharapkan dapat menjawab:
- Apa saja faktor risiko, patogenesis hingga manifestasi klinis COVID-19 pada anak?
- Mengapa bisa terjadi MIS-C pada pasien?
- Apa saja diagnosis dan tatalaksana penanganan pasien dengan MIS-C?
- Bagaimana melakukan pemeriksaan penunjang pada pasien dengan kasus ini?
- Bagaimana membedakan MIS-C dengan penyakit Kawasaki?
Tentang Pembicara:
Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A. - Dokter Spesialis Anak
Beliau saat ini aktif menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Sempat menjadi pengurus IDI dan IDAI Cabang DIY Yogyakarta, dr. Wikan hingga saat ini masih aktif menjadi kolumnis media cetak untuk bidang kesehatan, kemanusiaan, dan sosial kemasyarakatan.
Bahan belajar:
- Presentasi pembicara
- Pembahasan studi kasus
- Video rekaman
Direkomendasikan untuk:
Mahasiswa Kedokteran, Dokter Muda, Dokter Umum, Calon Dokter Spesialis
Alat/bahan yang digunakan:
Laptop/PC/Tablet
Fasilitas:
- Diskusi tanya jawab dengan pemateri
- Video pembelajaran
- Slide presentasi pemateri
- E-Sertifikat berpoin SKP IDI
