sejawat indonesia

Faktor Risiko & Karakteristik Pasien Hemorrhoid di Indonesia

Hemorrhoid, lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, sebenarnya bukan suatu keadaan yang patologis (tidak normal). Tapi bila sudah mulai menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya. Hemorrhoid berasal dari bahasa Yunani haimorrhois yang berarti "bertanggung jawab untuk mengeluarkan darah."

Dalam medis, berarti pelebaran pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis yang ada di daerah anus. Tentu saja ini akan terasa sangat mengganggu bagi penderitanya. Mekanisme terjadinya hemorrhoid belum diketahui secara jelas.

Hemorrhoid juga bisa disebabkan sebab bendungan sentral seperti bendungan susunan portal pada sirosis hepatic, herediter atau penyakit jantung koroner, serta pembesaran kelenjar prostat pada pria tua, atau tumor pada rektum. Hemorrhoid berhubungan dengan konstipasi kronis disertai penarikan feses.

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan hemorrhoid, yakni :

1. Keturunan : dinding pembuluh darah yang tipis dan lemah juga terjadi di anggorta keluarga yang lain.

2. Anatomi : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemorrhoidalis kurang mendapat sokongan otot atau fasi sekitarnya.

3. Pekerjaan : orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus mengangkat barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemorrhoid.

4. Umur : pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, otot sfingter menjadi tipis dan atonis.

5. Endokrin : misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas anus (sekresi hormone relaksin).

6. Mekanis : semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan meninggi dalam rongga perut, misalnya pada penderita hipertrofi prostate.

7. Fisiologis : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada derita dekompensasio kordis atau sirosis hepatic.

8. Radang : faktor penting, yang menyebabkan vitalitas jaringan di daerah sekitar anus berkurang.

Dengan faktor risiko yang banyak, sangat sukar bagi dokter untuk menentukan penyebab yang tepat bagi setiap kasus. Tapi, kondisi ini dibedakan menjadi dua, yaitu hemorrhoid interna dan hemorrhoid eksterna. Ini berdasarkan pembagiannya letak pleksus hemorrhoidalis yang terkena.

Ini bahkan bisa dibagi lagi berdasarkan keadaan patologis dan klinisnya. Seperti meradang, trombisis atau terjepit.


Baca Juga :


Hemorrhoid Interna

Prolaps hemorrhoid interna prolaps saat mengedan dan kemudian terperangkap akibat tekanan sfingter anus sehingga terjadi pembesaran mendadak yang edematosa, hemoragik, dan sangat nyeri. Kedua klasifikasi hemorrhoid tersebut memiliki pembuluh darah yang melebar, berdinding tipis, dan mudah berdarah, kadang-kadang menutupi perdarahan dari lesi proksimal yang lebih serius.

Derajat hemorrhoid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu :

1) Derajat I : Bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.

2) Derajat II : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.

3) Derajat III : Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.

4) Derajat IV : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami trombosis dan infark.

Untuk melihat resiko perdarahan hemoroid, dapat dideteksi oleh adanya stigma perdarahan berupa bekuan darah yang masih menempel, erosi, kemerahan di atas hemoroid.

Hemoroid Eksterna

Pleksus hemorrhoid eksterna, apabila terjadi pembengkakan maka disebut hemorrhoid eksterna. Letaknya distal dari linea pectinea dan diliputi oleh kulit biasa di dalam jaringan di bawah epitel anus, yang berupa benjolan karena dilatasi vena hemorrhoidalis.

 Ada tiga bentuk yang sering dijumpai :

1) Bentuk hemorrhoid biasa tapi letaknya distal linea pectinea.

2) Bentuk trombosis atau benjolan hemorrhoid yang terjepit.

3) Bentuk daging yang tumbuh (akrokordon, skin tag).

Biasanya benjolan ini keluar dari anus kalau penderita disuruh mengedan, tapi dapat dimasukkan kembali dengan cara menekan benjolan dengan jari. Rasa nyeri pada perabaan menandakan adanya trombosis, yang biasanya disertai penyulit seperti infeksi, abses perianal atau koreng.

Ini harus dibedakan dengan hemorrhoid eksterna yang prolaps dan terjepit, terutama kalau ada edema besar menutupinya. Sedangkan penderita akrokordon tidak mempunyai keluhan, kecuali kalau ada infeksi.

Katakteristik Penderita Hemorrhoid di Indonesia

Bagaimana dengan penderita wasir atau ambeien di Indonesia? Ternyata ada empat hal yang juga bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut.

1. Aktivitas fisik

Kurang beraktivitas membuat seseorang berisiko tinggi terkena wasir. Seperti orang yang terlalu lama duduk (pelajar, pegawai kantoran, supir, dan lain-lain), terlalu lama berdiri (penjaga toko, satpam, dan lain-lain) serta bekerja berat (kuli bangunan, buruh, dan sebagainya).

Ini disebut berkaitan dengan meningkatnya tekanan intra-abdomen, tekanan berlebihanpada vena di daerah anus serta fisura ani yang bisa memicu hemorrhoid.

2. Kebiasaan makan

Ternyata, masih banyak orang Indonesia yang jarang makan buah berserat (selulosa). Padahal ini merangsang usus untuk mengeluarkan feses secara terakhir. Selain itu, selulosa bisa membuat volume feses semakin bertambah dan lunak sebab fungsinya yang menyerap air.

Pola konsumsi minim serat bisa mengakibatkan feses jadi keras, sehingga perlu usaha lebih banyak ketika mengejan saat Buang Air Besar (BAB). Mengejan, yang merupakan peregangan kanalis anal secara tiba-tiba, bisa berujung pada pembesaran dan pembendungan bantalan anal.

3. Kelancaran BAB

Ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Saat konstipasi, rektum gagal kosong. Situasi ini memicu terjadi kegagalan pengosongan rektum, sehingga keingina defekasi hilang. Feses kemudian bertumpuk sedangkan penyerapan air dari massa feses terus berlangsung. Feses akan mengering dan keras, sehingga lebih sulit dikeluarkan.

Tekanan keras pada feses timbulnya kongesti vena hemorrhoidalis. Selain itu, dengan tinja yang keras dan bertumpuk, diperlukan usaha yang meningkatkan tekanan intraabdomen dan menyebabkan kompresi pada vena hemorrhoid. Inilah saat bantalan anus membesar dan tersumbat. Feses yang keras juga dapat menyebabkan perdarahan yang merupakan komplikasi utama wasir dalam akibat trauma defekasi.

4. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh penderita wasir. Ini penting sebab ada kesamaan faktor fisik antara pasien dengan keluarganya. Selain itu, tak dapat dipungkiri bahwa kebiasaan anggota keluarga memberi pengaruh sekaligus memicu potensi hemorrhoid.

Sebut saja kebiasaan mengonsumsi makanan rendah serat, kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak, dan kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji (junk food) yang merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kebiasaan makan.

Sehingga secara umum, pencegahan bisa dilakukan dengan mencegah faktor-faktor yang dapat menyebabkan pasien terkena hemorrhoid. Antara lain dengan minum air yang cukup, serta mengonsumsi sayur dan buah berserat agar feses tidak keras.

Cari tahu tentang penanganan invasif dan non-invasif hemorrhoids bersama ahlinya dalam LIVE CME "The Evaluation and Treatment of Hemorrhoids."


Referensi :

  • Suprijono, Moch A. "Hemorrhoid." Majalah Ilmiah Sultan Agung, vol. 44, no. 118, Aug. 2009, pp. 23-38.
  • Vitaria, Muh Riza Arif. HAL- HAL YANG ADA HUBUNGAN DENGAN HEMOROID PADA PENDERITA DI BEBERAPA LOKASI DI WILAYAH INDONESIA PERIODE TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 2021 (SYSTEMATIC REVIEW). Universitas Bosowa Makassar, 2021.
  • Lohsiriwat V. Hemorrhoids: from basic pathophysiology to clinical management. World J Gastroenterol. 2012;18(17):2009-2017.
  • "Hemorrhoids". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. November 2013. Archived from the original on 26 January 2016. Retrieved 17 November 2022.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaGejala dan Diagnosis Dini Penyakit Jantung pada Anak

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar