sejawat indonesia

Doctorpreneur, Menjadi Klinisi Sekaligus Pengusaha

Apakah menjadi seorang dokter harus terus menerus berhadapan dengan pasien? Jawabannya tidak. Dokter memiliki sejuta peluang karier, menjadi dokter entrepreneur salah satunya.

Dokter entrepreneur atau yang lazim disebut doctorpreneur merupakan sebutan bagi individu yang berprofesi sebagai dokter sekaligus berwirausaha. Di masa lalu, dokter relatif bergantung terhadap suatu institusi dan secara ideal dinilai harus berpraktik, menemui pasien-pasien dengan berbagai keluhan medis dan menanganinya.

Seiring perkembangan zaman dan terbukanya wawasan, pilihan karier dalam dunia kedokteran menjadi semakin luas. Saat ini, secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu klinis dan non-klinis. Menjadi seorang doctorpreneur termasuk ke dalam pilihan karier dokter non-klinis, meskipun tidak sedikit dokter yang memilih menjalani keduanya, berwirausaha tanpa meninggalkan jejak klinisnya.

Tujuan Menjadi Doctorpreneur

Menjadi doctorpreneur bukan berarti mengomersilkan sebuah profesi yang menjunjung tinggi nilai sosial. Tujuannya lebih menjadi independen dalam hal finansial dari luar profesinya, sehingga tidak mengesampingkan tugas mulia sebagai seorang dokter, atau menjadikan profesi dokter sebuah cara mengejar tuntutan pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari.

Menurut teori hierarki kebutuhan yang dicetuskan Abraham Maslow, kebutuhan dasar fisiologis manusia yang tidak terpenuhi bisa menyebabkan produktivitas seseorang tidak efektif, termasuk profesi dokter.

Konsep Entrepreneurship

Merriam-Webster mendefinisikan entrepreneur sebagai individu yang berkecimpung dalam dunia bisnis dengan melakukan proses terstruktur untuk mengorganisir suatu usaha, menjalankan, hingga memperkirakan potensi timbulnya risiko di kemudian hari.

Entrepreneurship mengacu pada proses dan kemampuan individu  dalam  berkreasi  dan  berinovasi untuk membuat terobosan dalam penawaran barang dan jasa sesuai permintaan pasar,  siap dan handal untuk  bersaing, dan giat melakukan pengembangan.

Bisnis  memiliki orientasi kepada konsumen (customer oriented) dan merupakan proses pemuasan, bukan hanya proses produksi. Kondisi lingkungan bisnis terbagi menjadi dua jenis yaitu lingkungan  stabil  yang mana kendali penuh  terdapat pada produsen dan lingkungan non-stabil, di mana kondisi dikendalikan oleh konsumen.

Perubahan kestabilan  lingkungan bisnis tersebut dapat dipengaruhi oleh persaingan kompetitif dalam bisnis. Prinsip utama yang harus dipegang oleh seorang entrepreneur dalam menjalani wirausaha adalah menjadi bertahan dan selalu mau berkembang.



Baca Juga :


Prinsip Kode Etik Kedokteran dan Bisnis

Tidak sedikit yang mempertanyakan apakah seseorang dengan profesi dokter, boleh berwirausaha dan menjalankan bisnis yang tentunya tidak lepas dari sebuah promosi.

Sejatinya, hal tersebut secara khusus telah jelas diatur pada pasal 3 Kode Etik Kedokteran (KODEKI) tentang kemandirian profesi, bahwasanya "setiap dokter dilarang melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi." Dalam pasal tersebut terdapat penjabaran terkait wirausaha/bisnis yang menyebutkan:

1. Setiap dokter dilarang bertindak memenangkan persaingan bisnis apapun secara melanggar hukum.

2. Setiap dokter wajib mendukung program anti korupsi, kolusi, dan nepotisme dari pemerintah, organisasi profesi atau pihak manapun juga. 

3. Setiap dokter yang memiliki kepentingan finansial terhadap suatu institusi/perusahaan/badan usaha seharusnya bertindak patut, teliti dan hati-hati agar jangan sampai mempengaruhi dirinya dalam menangani pasien. 

4. Seorang dokter dalam berbisnis bekerjasama dengan perusahaan di luar bidang kedokteran wajib untuk:

a. Tidak berniaga yang tidak cocok atau bertentangan dengan profesi kedokteran atau membawa pengabdian atau profesinya menjadi tidak layak dihormati

b. Memisahkan barang dan jasa yang dihasilkan dari praktek kedokterannya dan keahliannya sehingga tidak dirancukan masyarakat sebagai jasa kedokteran atau diakui oleh profesi kedokteran

c. Tidak mempromosikan nama, jenis keahlian dan pelayanan praktek pribadinya.

Bagaimanapun, profesi dokter bukanlah pedagang yang mencari keuntungan. Imbalan jasa profesionalnya dilandasi pertolongan kemanusiaan, dan pasien mengucapkan terima kasih sekaligus membalasnya dengan pemberian imbalan. Ini adalah sebuah kehormatan atas keluhuran profesinya tersebut.

Bagaimana Doctorpreneur Terbentuk

Pada dasarnya, baik dokter maupun pengusaha adalah pemecah masalah. Keduanya membutuhkan skill yang saling berkaitan, sehingga seorang dokter bisa saja menjadi seorang entrepreneur.

Dokter merupakan profesi yang seringkali bertemu pasien untuk mendapatkan solusi masalah kesehatannya dan pengusaha adalah mereka yang menciptakan dan menyediakan solusi atas permasalahan dalam suatu komunitas.


Dokter bagaikan roda penggerak seluruh sistem layanan kesehatan. Tanpa aktivitas dokter seperti instruksi pemeriksaan, berbagai prosedur/tindakan, pemberian resep dan berbagai analisa dokter tentang kebutuhan pasien, tidak ada bisnis yang tercipta dalam sistem layanan kesehatan.

Diibaratkan bila sistem layanan kesehatan adalah pabrik pembuat suatu produk, dokter adalah mesin yang membuat suatu produk tersebut. Tanpa dokter, tidak ada bisnis yang berjalan dan produk yang tercipta.

Keterlibatan dokter dalam dunia bisnis akan semakin baik bila dibekali pengetahuan  manajemen dan strategi untuk  menghadapi persaingan bisnis. Seorang dokter dapat menempuh pendidikan lanjutan untuk memperoleh pengetahuan tersebut dan tetap berada dalam konteks kesehatan baik melalui pendidikan formal dan non-formal.

Pendidikan formal itu meliputi Magister Manajemen, Magister Administrasi Rumah Sakit, Master of Public Health, Master of Hospital Administration, dan sebagainya. Sedang pendidikan non-formal seperti seminar, kursus, pelatihan (workshop), dan lokakarya. Selain itu, seorang doctorpreneur juga harus terus melatih kemampuan pemasaran dan komunikasi yang menjadi hakikat seorang entrepreneur

Ide Bisnis Doctorpreneur

Berikut adalah lime ide bisnis menarik untuk seorang doctorpreneur yang juga dapat dikerjakan oleh dokter klinis tanpa mengganggu jadwal rutin:

1. Pembuatan Produk Medis

Membuat bisnis produk medis seperti scrub/seragam medis, snelli, medical cap, sepatu kerja, dan lain-lain, dengan ciri khas tertentu, adalah sebuah peluang bagi seorang dokter, terlebih bila sudah memiliki nama atau jumlah pengikut yang cukup berpengaruh di media sosial. Selain luring, penjualan produk juga bisa dimaksimalkan melalui penjualan daring di media sosial dan di marketplace.

2. Reseller Peralatan Medis

Bisnis ini bisa dijalankan dengan mencari tahu produsen peralatan medis dan menawarkan kerjasama sebagai perwakilan penjual produknya dengan melakukan rebranding dan menjualnya secara online.

3. Startup Kesehatan

Membentuk tim untuk menjalankan startup kesehatan yang bertujuan untuk menciptakan solusi bagi permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat dengan menciptakan sebuah produk yang inovatif dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Misalnya memproduksi sebuah masker untuk orang yang tunarungu.

4. Jasa Katering Makanan Sehat

Latar belakang dokter membuat  masyarakat meyakini sebagai seseorang dengan pengetahuan yang baik dalam hal pemenuhan gizi. Gandeng tim khusus dan ciptakan inovasi dengan menyediakan makanan sehat beserta keterangan jumlah kalori dan juga manfaatnya. Konsumen akan lebih tertarik lagi jika bahan makanan juga dicantumkan.

5. Membuka Apotek

Keberadaan lokasi strategis misal lokasi yang sekitarnya belum banyak yang menyediakan obat-obatan, akan menjadi peluang bisnis yang baik untuk membuka apotek. Usaha apotek ini juga bisa dimaksimalkan dengan bergabung di marketplace. Tentu tanpa melupakan untuk menggandeng sejawat farmasi dalam menjalankannya.

Pada akhirnya, memilih menjadi seorang doctorpreneur, selain menciptakan keuntungan untuk diri sendiri, juga sama halnya menyebarkan berjuta dampak kebaikan bagi banyak orang, baik sebagai dokter maupun sebagai entrepreneur.

Ketahui lebih banyak tentang cara berwirausaha sebagai dokter bersama ahlinya dalam Live CME Life Skill Development Program: Entrepreneurship in Healthcare.


Penulis : dr. Pamela Sandhya De Jaka

Referensi : 

  • Visnu J. Health-preneurship: Mengapa Ilmu kesehatan masyarakat membutuhkan seorang entrepreneur? Damianus: Journal of Medicine. 2020;19(1):80–90.  
  • MKEK. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). 2012. Jakarta: PB IDI.
  • Edwards A. Why We Need More Physician Entrepreneurs. AAFP. 2018. Available from: https://www.aafp.org/news/blogs/freshperspectives/entry/20181030fp-entrepreneurs.html.
  • Reza M. 21 Ide Bisnis Bidang Kesehatan yang Wajib Dicoba. UKMSUMUT. Available from: https://www.ukmsumut.com/ide-bisnis-bidang-kesehatan/.
  • Raynugraha INR. DoctorPreneurs: Seorang Dokter Sekaligus Entrepreneur. Kompasiana. 2013.Available from: https://www.kompasiana.com/doctorpreneurs/552fd6546ea834d54c8b4574/doctorpreneurs-seorang-dokter-sekaligus-entrepreneur?page=all#section1.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPeran dan Pentingnya Kedokteran Forensik Klinis dalam Investigasi Kriminal

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar