sejawat indonesia

Epidemi Tersembunyi: Bakteri Resisten di Wastafel Rumah Sakit

Setiap orang pasti berharap untuk sembuh saat dirawat di Rumah Sakit. Namun, banyak dan seringkali di antara orang-orang yang dirawat tersebut justru tertular infeksi baru di Rumah Sakit. Infeksi terkait perawatan kesehatan (nosokomial) seperti itu merupakan masalah yang terus berkembang di seluruh dunia, menghabiskan sekitar 6% anggaran rumah sakit secara global.

Di Uni Eropa saja, infeksi nosokomial mencapai lebih dari 3,5 juta kasus per tahun. Di Indonesia, Infeksi nosokomial berkaitan dengan angka kematian yang tinggi, durasi perawatan yang lebih panjang, dan beban ekonomi yang tinggi. Saat ini diperkirakan 7% pasien di negara maju dan 10% pasien di negara berkembang terkena infeksi nosokomial.

Pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, dan di beberapa rumah sakit, kepatuhan yang buruk terhadap protokol kebersihan, memungkinkan risiko infeksi terus berkembang. Lebih jauh lagi, antibiotik digunakan secara luas di rumah sakit yang cenderung memilih strain bakteri yang kuat dan resisten. Ketika gen resistensi tersebut berada pada elemen genetik yang bergerak, gen tersebut bahkan dapat berpindah antar spesies bakteri dan berpotensi menyebabkan penyakit baru.

Bakteri Bersembunyi di Wastafel Rumah Sakit

Sebuah penelitian menemukan bahwa saluran pembuangan wastafel rumah sakit mengandung bakteri berbahaya, termasuk jenis bakteri yang resistan terhadap antibiotik.

Penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Microbiology tersebut menunjukkan bahwa saluran pembuangan wastafel rumah sakit menampung populasi bakteri yang berubah seiring waktu, walaupun protokol pembersihan telah diterapkan. Penelitian tersebut  menyoroti bahwa mengendalikan pertumbuhan bakteri di saluran pembuangan, dan mencegah kolonisasi oleh strain baru pada ceruk yang sulit didisinfeksi, kemungkinan merupakan masalah global.


BACA JUGA:


Cukupkah protokol pembersihan yang ketat?

Para peneliti berfokus pada saluran pembuangan di sebuah rumah sakit universitas modern di pulau Mallorca, Spanyol, dibangun tahun 2001 dan dikelola oleh layanan kesehatan Kepulauan Balearic.

Protokol pembersihan di RS tersebut terbilang canggih: wastafel dan saluran pembuangannya dibersihkan secara rutin dengan pemutih, serta didisinfeksi dengan bahan kimia dan uap bertekanan setiap dua minggu, atau setiap bulan di area non-pasien. Sekali setahun, pipa pembuangan diberi klorinasi tinggi pada suhu rendah.

Empat kali antara Februari 2022 dan Februari 2023, para peneliti menggunakan penyeka kapas untuk mengambil sampel enam saluran pembuangan di masing-masing dari lima bangsal: dua untuk perawatan intensif , termasuk yang baru; satu bangsal masing-masing untuk hematologi, rawat inap singkat, dan kedokteran umum; serta laboratorium mikrobiologi.

Mereka membudidayakan bakteri yang diambil sampelnya pada lima media berbeda dan pada dua suhu berbeda, dan mengidentifikasi 1.058 isolat yang dihasilkan dengan kode batang DNA dan spektrometri massa. Mereka kemudian menggunakan platform otomatis untuk menguji apakah masing-masing dari 219 isolat tersebut resisten terhadap berbagai antibiotik.

Hasilnya, para penulis mengidentifikasi total 67 spesies berbeda dari saluran pembuangan. Keanekaragaman di sebagian besar saluran pembuangan naik dan turun seiring waktu tanpa pola yang jelas—musiman atau lainnya. Keanekaragaman terbesar terjadi pada pengobatan umum dan perawatan intensif, sedangkan isolat paling sedikit ditemukan di laboratorium mikrobiologi.

Hal yang mengejutkan, unit perawatan intensif baru yang dibuka pada bulan Juli 2022 sudah menunjukkan tingkat keragaman bakteri yang tinggi sejak pembukaan, setara dengan unit kembarannya yang sudah berdiri lebih lama.

Bakteri yang dominan di semua bangsal adalah enam spesies Stenotrophomonas serta Pseudomonas aeruginosa, patogen yang diketahui menyebabkan pneumonia terkait ventilator dan sepsis, dan dicirikan oleh WHO sebagai salah satu ancaman terbesar bagi manusia dalam hal resistensi antibiotik. Setidaknya 16 spesies Pseudomonas lainnya juga ditemukan pada berbagai waktu dan di berbagai bangsal, tetapi terutama di bangsal rawat inap singkat.

Patogen terkenal terkait rumah sakit lainnya yang ditemukan berulang kali adalah Klebsiella pneumoniae di bangsal pengobatan umum, Acinetobacter johnsonii dan Acinetobacter ursingii di bangsal pengobatan umum dan perawatan intensif, Enterobacter mori dan Enterobacter quasiroggenkampii di bangsal rawat inap pendek, dan Staphylococcus aureus di perawatan intensif dan hematologi.

Bakteri yang ditemukan mungkin berasal dari banyak sumber, dari pasien, tenaga medis, dan bahkan lingkungan sekitar rumah sakit. Setelah terbentuk di saluran pembuangan wastafel, bakteri tersebut dapat menyebar ke luar, yang menimbulkan risiko signifikan terutama bagi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Satu penelitian di Indonesia juga mengungkap berbagai bakteri yang dominan, khususnya di rawat inap RS. Ditemukan Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, Enterobacter sp, Proteus sp, Shigella sp, Yersinia enterocolitica, Coccus gram positif, Basil gram positif, dengan Staphylococcus aureus sebagai bakteri yang paling dominan. 

Terkhusus di saluran pembuangan air, satu penelitian lain yang dilakukan di salah satu RS Tipe C di Kota Malang, ditemukan bakteri Enterobacter sp pada limbah air pada baik dari sebelum memasuki sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) maupun sesudahnya.

Heatmap yang menggambarkan distribusi bakteri dalam persentase dari 67 spesies yang terdeteksi di semua bangsal. Bangsal yang dianalisis meliputi: ICU, Unit Perawatan Intensif; Laboratorium Mikrobiologi(MS); Hematologi (H); Unit Rawat Inap Jangka Pendek (UCE); Kedokteran Umum (GM). Setiap huruf (D3, D4, D5, D6 untuk pengambilan sampel saluran) mewakili titik pengambilan sampel yang tercantum dalam urutan kronologis.

Resistensi antibiotik

Dari spesies yang ditemukan di RS Mallorca tersebut, Klebsiella, Enterobacter, dan P. aeruginosa termasuk dalam apa yang disebut kelompok bakteri ESKAPE, yang diketahui tumbuh subur di lingkungan rumah sakit dan sering menunjukkan multi-resistensi dan potensi tinggi menyebabkan penyakit.

Dalam penelitian tersebut, 21% isolat P. aeruginosa ditemukan resisten terhadap setidaknya satu golongan antibiotik. Beberapa strain Klebsiella dan Enterobacter yang terdeteksi terbukti resisten terhadap antibiotik sefalosporin generasi ketiga, tetapi tidak terhadap karbapenem yang umum digunakan saat ini untuk melawan infeksi yang resisten terhadap banyak obat.

Yang mengkhawatirkan, gen blaVIM, yang membuat pembawanya kebal bahkan terhadap karbapenem, terdeteksi secara sporadis pada sebagian kecil strain P. aeruginosa dari dua bangsal perawatan intensif, bangsal pengobatan umum, dan bangsal rawat inap pendek.

Para penulis menyimpulkan bahwa saluran pembuangan rumah sakit dapat berfungsi sebagai tempat penampungan bagi patogen yang sudah dikenal maupun yang baru muncul, beberapa di antaranya menunjukkan resistensi antibiotik yang kuat.

Protokol pembersihan penting dan harus sering diterapkan, terutama di bangsal yang dipisahkan untuk memperlambat penyebaran bakteri yang berpotensi berbahaya. Namun, untuk mengetahui akar permasalahannya, penting untuk mempelajari sumber bakteri tersebut dan rute penularannya.


Referensi:

Laço J, Martorell S, Gallegos MdC and Gomila M (2025) Yearlong analysis of bacterial diversity in hospital sink drains: culturomics, antibiotic resistance and implications for infection control. Front. Microbiol. 15:1501170. doi: 10.3389/fmicb.2024.1501170

 

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPrediksi Tren Dermatologi Tahun 2025

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar