sejawat indonesia

Untuk Mencegah Resistensi, Haruskah Kita Menghindari Produk Antibakteri?

Pada tahun 2016, FDA melarang triclosan dan beberapa bahan antimikroba umum lainnya untuk mencegah Resistensi Antimikroba yang lebih luas. Lalu, hadirlah pertanyaan, apakah semua produk Antibakteri perlu kita hindari?

Mari kita mulai dengan definisi; mikroba, lebih dikenal sebagai mikroorganisme, adalah organisme bersel tunggal. Ini termasuk bakteri, jamur, alga, protista (organisme non-hewan, tumbuhan atau jamur), archaea dan banyak lagi. Antimikroba secara umum dapat dibagi menjadi 4 subkategori: antibakteri (disebut juga antibiotik ), antijamur, antivirus, dan antiparasit. 

Bakteri adalah mikroba, jadi jika sesuatu bersifat antibakteri, maka ia juga antimikroba, karena setidaknya 'anti' terhadap satu jenis mikroba. Tapi, sesuatu bisa saja bersifat antimikroba tanpa menjadi antibakteri.

Umumnya, manusia lebih mementingkan antibakteri dan antivirus, karena bakteri dan virus menyebabkan sebagian besar penyakit kita. Jadi antimikroba yang dimasukkan ke dalam sabun, pembersih, dan produk rumah tangga lainnya umumnya bersifat antibiotik dan/atau antivirus. Salah satu antimikroba khususnya, triclosan, banyak digunakan.

Mengapa Triclosan dilarang?

Triclosan adalah agen antibakteri dan antijamur yang ditemukan pada tahun 1960an. Ia bekerja sebagai bakteriostatik pada konsentrasi yang terlihat pada produk rumah tangga, yang berarti menghentikan reproduksi bakteri, khususnya dengan menghambat enzim bakteri yang diperlukan untuk sintesis asam lemak. Tanpa enzim ini, bakteri tidak dapat menumbuhkan membran sel dan membelah. Manusia tidak memiliki enzim ini, jadi triclosan sama sekali tidak berbahaya bagi kita, atau setidaknya itulah yang kita pikirkan.

Pada tahun 2016 FDA melarang triclosan, dan beberapa bahan antimikroba umum lainnya. Keputusan ini sebagian disebabkan oleh penemuan bahwa triclosan berfungsi sebagai pengganggu endokrin. Ini berarti bahwa molekul triclosan dapat berikatan dengan reseptor androgen dan estrogen dalam tubuh kita dan membuat tubuh kita percaya bahwa mereka mengalami peningkatan atau penurunan kadar hormon, yang keduanya menimbulkan berbagai dampak kesehatan mulai dari tumor hingga disfungsi seksual.

Namun, keputusan FDA hanya sebagian didasarkan pada dampak kesehatan dari triclosan, yang ternyata hanya merupakan pengganggu endokrin yang sangat lemah, berpotensi terlalu lemah bahkan untuk menimbulkan efek buruk. Lalu, mengapa kita tidak lagi memiliki sabun antibakteri?

Ya, ada dua alasan.


BACA JUGA:


Pertama, terdapat kekhawatiran bahwa penggunaan agen antibakteri berkontribusi terhadap perkembangan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotik secara luas memberikan tekanan evolusioner pada bakteri, menyebabkan hanya bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang dapat hidup dan tumbuh. Seiring berjalannya waktu, hal ini berarti semakin banyak populasi bakteri yang resisten, sehingga lebih sulit diobati ketika mereka menginfeksi seseorang.

Resistensi antibiotik ini tidak terbatas pada antibiotik yang digunakan saja. Penelitian menunjukkan bahwa paparan triclosan meningkatkan risiko bakteri mengembangkan resistensi silang terhadap antibiotik lain. Sebenarnya, kita harus prihatin tidak hanya terhadap bakteri yang resisten terhadap antibiotik, namun semua mikroba yang resisten terhadap antimikroba. Jamur yang resisten terhadap antijamur dan virus yang resistan terhadap antivirus dapat menjadi masalah besar di kemudian hari. 

Namun, jika menyangkut triclosan dan antimikroba lain yang ditemukan dalam produk rumah tangga, risiko resistensi antimikroba semuanya 'potensial'. Berbagai penelitian masih jauh dari pasti bahwa penggunaannya akan menyebabkan mikroba resisten antimikroba, namun mereka semua sepakat bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi.

Namun yang jauh lebih penting adalah alasan kedua: beberapa penelitian menemukan bahwa sabun yang mengandung triclosan (dan antimikroba lainnya) tidak lebih efektif dibandingkan sabun biasa dalam mengurangi jumlah bakteri atau virus di tangan. Orang yang mencuci dengan sabun antimikroba mempunyai tingkat sakit yang sama dengan mereka yang menggunakan sabun biasa.

Jadi, mengapa larangan FDA tidak berlaku untuk pembersih tangan? Bukankah produk tersebut berkontribusi terhadap munculnya bakteri super? Jawabannya terletak pada cara produk tersebut bekerja.

Triclosan menghentikan pertumbuhan atau reproduksi bakteri dengan menghambat sintesis asam lemak, sedangkan etanol (satu-satunya bahan aktif di produk seperti Hand Sanitizer) mengubah sifat protein sel, menyebabkan sel bakteri, jamur, dan bahkan beberapa virus larut. Ini jauh lebih efektif, hanya menyisakan sedikit (jika ada) sel mikroba yang hidup. Bahkan jika mereka bertahan hidup, tidak ada mekanisme bagi mikroba untuk mengembangkan resistensi terhadap etanol.

Bahan kimia seperti triclosan masuk ke instalasi pengolahan limbah setelah dibilas melalui saluran air. Di sana, mereka dapat berinteraksi dengan bakteri dan menyebabkan berkembangnya resistensi antibiotik.

Bahan dalam produk rumah tangga banyak yang berpotensi menciptakan resistensi antimikroba

Sebuah studi baru-baru ini oleh para peneliti di Universitas Toronto telah mengidentifikasi bahan kimia yang ditemukan di beberapa produk konsumen yang berpotensi menjadi penyebab meningkatnya resistensi antibiotik di Kanada.

Penelitian yang dilakukan oleh kelompok penelitian Asisten Profesor  Hui Peng di departemen kimia di Fakultas Seni & Sains, mampu menunjukkan bahwa triclosan – bahan kimia yang sering dimasukkan dalam barang-barang rumah tangga seperti sabun tangan, pasta gigi, dan produk pembersih untuk melawan penyakit. mematikan bakteri – adalah antibiotik utama dalam lumpur limbah Ontario.

Penelitian ini dilakukan dengan menyelidiki lumpur limbah dari instalasi pengolahan limbah (STP) Ontario. Penelitian ini mencatat, STP adalah tempat berkembang biaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik karena beragamnya antibiotik yang ditemukan di sana. Itu karena setelah kita membilas produk-produk rumah tangga kita ke saluran pembuangan, bahan-bahan antibiotik dalam produk-produk tersebut diangkut ke STP di mana bahan-bahan tersebut terakumulasi.

Di antara ribuan bahan kimia yang terdapat dalam lumpur, triclosan ditemukan sebagai senyawa antibakteri utama yang berdampak pada E. coli.


Referensi:

  • Say Goodbye to Antibacterial Soaps: Why the FDA is banning a household item, Gabriel W. Rangel, Harvard University, 2023
  • Are Antibacterial Household Products A Health Hazard?, Joe Schwarcz PhD, McGill University, 2017
  • Triclosan is the Predominant Antibacterial Compound in Ontario Sewage Sludge, Holly Barrett, Jianxian Sun, Yufeng Gong, Paul Yang, Chunyan Hao, Jonathan Verreault, Yu Zhang, and Hui Peng. Environmental Science & Technology 2022 56 (21), 14923-14936. DOI: 10.1021/acs.est.2c00406 
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaSaat Ketamine Masih Kontroversi, Haruskah Berhenti Meresepkannya?

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar