sejawat indonesia

Kanker Kolorektal: Dari Patofisiologi Menuju Pendekatan Terapi Terbaru

Kanker kolorektal menempati urutan kedua kanker paling mematikan dan peringkat tiga tumor ganas paling umum di dunia. Prevalensinya meningkat di wilayah dengan indeks pembangunan manusia yang tinggi dengan kebiasaan makanan seperti konsumsi daging merah dan alkohol, serta gaya hidup yang kurang aktivitas.

Pada tahun 2018 saja, 1,8 juta kasus baru kanker kolorektal muncul, dan juga 881.000 kematian karena kanker kolorektal, yang diantaranya merupakan pasien baru  dengan insidensi sekitar 10%. 

Sejak awal tahun 2000-an, sejumlah penelitian telah dilakukan dan membawa para praktisi pada peningkatan pengetahuan tentang mekanisme patogenetik dan mengidentifikasi biomarker prognostic serta prediktif baru, sehingga dapat mengarahkan pada pengurangan progresif lebih lanjut. Program skrining, identifikasi dini, penghapusan lesi pra-kanker, dan pergeseran gaya hidup yang lebih sehat telah menurunkan insidensi kasus kanker kolorektal.

Konsep paling relevan yang muncul dalam beberapa tahun terakhir adalah inflamasi. Inflamasi berperan dalam tumorigenesis, perkembangan serta metastasis kanker kolorektal. Selain dalam inisiasi kanker kolorektal, mikroba usus juga terlibat dalam resistensi terhadap beberapa agen kemoterapi, karena kemampuannya memodulasi respon imun, dan dikaitkan dengan kelangsungan hidup kanker spesifik tertentu.

Karenanya, probiotik, prebiotik, atau antibiotik yang mampu mengembalikan keseimbangan normal mikrobiota usus (eubiosis) dapat membuka skenario baru untuk pencegahan atau pengobatan kanker kolorektal. 

Gagasan bahwa presentasi kanker kolorektal yang diindukasi peradangan telah mendorong penelitian peran tumorigenic dari beberapa protein pro-inflamasi, seperti metalloproteinase ADAM17 yang terikat membrane penginduksi pelepasan TNF-ÿ dan mengatur pensinyalan IL-6. 

Dalam dua dekade terakhir, penemuan target terapi molekuler pada kanker kolorektal memungkinkan pengembangan beberapa target terapi, berdasarkan penggunaaan antibiotic monoclonal.

Meskipun lebih efektif dan toksisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan kemoterapi, terapi ini belum menunjukkan peningkatan yang substansial dalam kelansungan hidup pasien dengan stadium kanker IV dan pada pasien yang telah terjadi metastasis tumor pada jaringan sekitar. 

Perawatan kanker sejauh ini butuh kerjasama antar-disiplin ilmu kedokteran dalam rangka perencanaan perawatan secara menyeluruh. Dalam hal ini, dokter-dokter yang terlibat dari bidang ilmu ahli bedah, ahli onkologi medis, ahli onkologi radiasi, dan ahli gastroenterologi.

Pilihan dan rekomendasi pengobatan tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis dan stadium kanker, kemungkinan efek samping, dan preferensi pasien serta kesehatan secara keseluruhan. 

Operasi

Pembedahan, pengangkatan tumor dan beberapa jaringan sehat di sekitarnya selama operasi (reseksi bedah), adalah pengobatan paling umum untuk kanker kolorektal. Bagian dari usus besar atau rektum yang sehat dan kelenjar getah bening di dekatnya juga akan diangkat.

Selain reseksi bedah, pilihan bedah untuk kanker kolorektal meliputi: 

  1. Bedah laparoskopi. Beberapa pasien mungkin dapat menjalani operasi kanker kolorektal laparoskopi. Dengan teknik teropong penglihatan dimasukkan ke dalam perut saat pasien dibius. Ini efektifnya dengan operasi usus besar konvensional dalam menghilangkan kanker. 
  2. Kolostomi untuk kanker rektum. Sangat jarang penderita kanker dubur perlu menjalani kolostomi. Ini adalah tindakan awal pembuka jalan (stoma) di mana usus besar terhubung ke permukaan perut untuk jalur keluarnya sisa-sisa makanan. Kolostomi bersifat sementara, dengan teknik bedah modern dan penggunaan terapi radiasi dan kemoterapi sebelum operasi, bila diperlukan. Kebanyakan pasien kanker dubur sebenarnya tak perlu kolostomi permanen.
  3. Radiofrequency ablation (RFA) dan cryoablasi. Beberapa pasien mungkin jalani operasi hati atau paru-paru untuk mengangkat kanker kolorektal yang telah menyeba. Perawatan opsional termasuk menggunakan energi gelombang frekuensi radio untuk memanaskan tumor (RFA). Metode membekukan tumor sendiri disebut cryoablation. Tapi, tidak semua tumor hati atau paru-paru dapat jalani metode tersebut.

Baca Juga :


Terapi radiasi 

Menggunakan sinar-x berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Biasanya pada kasus kanker rektum, cenderung kambuh di dekat tempat asalnya. Seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam memberikan terapi radiasi untuk mengobati kanker disebut ahli onkologi radiasi. Biasanya terdiri dari sejumlah perawatan tertentu yang diberikan selama periode waktu tertentu.

  1. Terapi radiasi sinar eksternal. Menggunakan mesin untuk mengirimkan sinar-x ke tempat kanker berada. Perawatan radiasi biasanya diberikan 5 hari seminggu selama beberapa minggu. Tindakan ini biasa diberikan di klinik dokter atau rumah sakit.
  2. Terapi radiasi stereotaktik. Jenis terapi radiasi sinar eksternal yang dapat digunakan jika kanker kolorektal telah menyebar ke hati atau paru-paru. Dosis radiasi yang besar dan tepat diberikan ke area yang kecil. Teknik ini dapat membantu menyelamatkan bagian hati dan jaringan paru-paru yang mungkin harus diangkat selama operasi. Tapi, tidak semua kanker yang telah menyebar ke hati atau paru-paru diobati dengan cara ini.

Masih ada jenis terapi lainnya Ada terapi radiasi intraoperative, yang terapi radiasi dosis tinggi yang diberikan selama operasi. Kemudian brachytherapy, penggunaan "benih" radioaktif yang ditempatkan di dalam tubuh. Produk SIR-Spheres, berupa sejumlah kecil zat radioaktif yttrium-90 disuntikkan ke dalam hati, untuk mengobati kanker kolorektal yang sudah menyebar.

Terapi dengan Obat-obatan

Obat-obatan untuk menghancurkan sel-sel kanker diberikan melalui aliran darah. Obat ini juga dapat diberikan secara lokal, yaitu dioleskan langsung ke kanker atau disimpan di satu bagian tubuh.

Jenis obat yang digunakan untuk kanker kolorektal meliputi :

  • Kemoterapi
  • Terapi yang ditargetkan
  • Imunoterapi

Seseorang dapat menerima satu jenis obat pada suatu waktu, atau kombinasi obat yang diberikan pada waktu yang sama. Jenis obat juga bisa diberikan sebagai bagian dari rencana perawatan yang mencakup pembedahan dan/atau terapi radiasi. Tapi, obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kanker terus dievaluasi. 

Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker, biasanya dengan cara mencegah sel kanker tumbuh, membelah, dan membuat lebih banyak sel.

Seorang pasien dapat menerima satu obat pada satu waktu atau kombinasi obat yang berbeda diberikan pada waktu yang sama. Jadwal kemoterapi, biasanya terdiri dari sejumlah siklus tertentu yang diberikan selama periode waktu tertentu.

Sejumlah obat disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati kanker kolorektal di Amerika Serikat. Dokter merekomendasikan 1 atau lebih dari jenis obat pada waktu yang berbeda selama perawatan :

  • Oksaliplatin (Eloksatin)
  • Capecitabine (Xeloda)
  • Fluorourasil (5-FU)
  • Oksaliplatin (Eloksatin)
  • Trifluridine/tipiracil (Lonsurf)

Imunoterapi 

Menggunakan pertahanan alami tubuh untuk melawan kanker dengan meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker. Yakni : 

  1. Pembrolizumab (Keytruda). Menargetkan pada PD-1, reseptor pada sel tumor, mencegah sel tumor bersembunyi dari sistem kekebalan. Digunakan untuk mengobati kanker kolorektal yang tidak dapat direseksi atau metastasis berfitur molekuler yang disebut ketidakstabilan mikrosatelit (MSI-H) atau defisiensi perbaikan ketidakcocokan (dMMR). 
  2. Nivolumab (Opdivo). Digunakan untuk mengobati pasien berusia 12 tahun atau lebih, pengidap kanker kolorektal metastatik MSI-H atau dMMR yang telah tumbuh atau menyebar setelah kemoterapi dengan fluoropyrimidine (seperti capecitabine dan fluorouracil), oxaliplatin, dan irinotecan.
  3. Dostarlimab (Jemperli). Berupa inhibitor pos pemeriksaan kekebalan PD-1. Dapat digunakan untuk mengobati kanker kolorektal berulang atau metastasis yang memiliki dMMR.
  4. Kombinasi Nivolumab dan Ipilimumab (Yervoy). Kombinasi penghambat pos pemeriksaan ini disetujui untuk mengobati pasien berusia 12 tahun atau lebih, dan mengidap kanker kolorektal metastatik MSI-H atau dMMR yang telah tumbuh/menyebar setelah kemoterapi dengan fluoropyrimidine, oxaliplatin, dan irinotecan.

Berbagai jenis imunoterapi dapat menyebabkan efek samping berbeda. Efek samping paling umum adalah kelelahan, ruam, diare, mual, demam, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri sendi, sakit perut, gatal, muntah, batuk, nafsu makan berkurang, dan sesak napas.

Kanker dan pengobatannya menyebabkan gejala fisik dan efek samping, serta efek emosional, sosial, dan finansial. Mengelola semua efek ini disebut perawatan paliatif atau perawatan suportif.

Perawatan paliatif berfokus pada peningkatan perasaan pasien selama perawatan dengan mengelola gejala dan mendukung pasien beserta keluarga mereka dengan kebutuhan non-medis lainnya.

Setiap orang, tanpa memandang usia atau jenis dan stadium kanker, dapat menerima jenis perawatan ini. Dan seringkali bekerja paling baik ketika dimulai tepat setelah diagnosis kanker. Perawatan paliatif sangat bervariasi dan seringkali mencakup pengobatan, perubahan nutrisi, teknik relaksasi, dukungan emosional dan spiritual, dan terapi lainnya.

Pasien mungkin juga menerima perawatan paliatif yang serupa dengan yang dimaksudkan untuk menghilangkan kanker, seperti kemoterapi, pembedahan, terapi radiasi atau imunoterapi. 


Penulis : Suci Sasmita S.Ked

Referensi :

  • Cancer.net. 2022. Colorectal Cancer: Types of Treatment. Diakses pada 6 Juli 2022 melalui https://www.cancer.net/cancer-types/colorectal-cancer/introduction#.
  • Barresi V. (2021). Colorectal Cancer: From Pathophysiology to Novel Therapeutic Approaches. Biomedicines, 9(12), 1858. https://doi.org/10.3390/biomedicines9121858
  • Xie, Y. H., Chen, Y. X., & Fang, J. Y. (2020). Comprehensive review of targeted therapy for colorectal cancer. Signal transduction and targeted therapy, 5(1), 22. https://doi.org/10.1038/s41392-020-0116-z
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPotensi Penanganan Penyakit Reumatoid Arthritis di Masa Depan

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar