Peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >120 mmHg secara drastis dan tiba-tiba, menandai hadirnya Hipertensi Krisis, satu kondisi yang dialami oleh sekitar 3%-5% pasien yang ke UGD karena gejala hipertensi. Adanya kerusakan organ target kemudian menjadi karakteristik pembeda apakah Hipertensi Krisis yang terjadi adalah Hipertensi Emergensi atau Hipertensi Urgensi. Perbedaan tersebut pada akhirnya memengaruhi langkah awal diagnosis dalam manajemen Hipertensi Krisis, karena masing-masing memiliki pendekatan teraupetik yang berbeda. Sehingga, evaluasi diagnostik yang cepat dan akurat sangat diperlukan untuk menentukan kemungkinan keterlibatan kerusakan organ target sekaligus menentukan jenis pengobatannya. Lalu, bagaimana melakukannya secara tepat? Ketahui langsung dari ahlinya di LIVE CME berikut ini. Dapatkan pembahasan seperti: Langkah diagnosis Hipertensi Krisis (Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan penunjang) Tatalaksana pada masing-masing jenis Hipertensi Krisis Terapi dan obat-obatan untuk Hipertensi Krisis

Kegawatdaruratan Hematologi tak hanya terjadi karena adanya penyakit yang mendasarinya, namun seringkali juga hadir karena adanya komplikasi atau efek dari penanganan yang dilakukan terhadap satu kondisi. Sehingga, penanganan yang tepat bukan cuma berasal dari diagnosis yang akurat, tapi juga informasi prognostik. Disertai dengan memberikan pertimbangan ke pasien tentang kemungkinan penyembuhan, remisi yang signifikan, atau peningkatan kualitas hidup.

Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS), pada dasarnya, ditandai dengan dua dari tiga gejala berikut: kelebihan kadar hormon androgen, gangguan ovulasi, dan gambaran sel telur yang berbentuk kista-kista kecil. Namun, karena ketiga gejala tersebut dapat muncul pada kondisi lain, sehingga perlu pemeriksaan yang lebih mendalam. Selain itu, tantangan lain dari PCOS adalah kondisi ini belum dapat disembuhkan secara total dengan ancaman komplikasi yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien, baik fisik maupun mental. Bagaimana langkah terbaik melakukan perawatannya sesuai dengan panduan terbaru? Ikuti LIVE CME berikut ini dan ketahui: Faktor risiko dan manifestasi klinis PCOS Klasifikasi diagnosis dan langkah pemeriksaannya Terapi pengobatan dan metode edukasi untuk pasien PCOS

Penyakit jantung merupakan penyebab tersering kematian di seluruh dunia dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Beberapa penelitian menemukan bahwa sebanyak 50 % penderita gagal jantung kronik meninggal dalam kurun waktu empat tahun dan 50 % penderita dengan gagal jantung berat meninggal dalam waktu satu tahun.

CT scan, satu metode pemeriksaan penunjang yang punya peran krusial dalam diagnosis cepat dan akurat cedera kepala, memiliki kompleksitasnya sendiri. Dari penentuan tingkat radiasi, parameter pemeriksaan, penggunaan cairan kontras, sampai penggunaan software pencitraan 3D seperti Volume Rendering Technique (VRT). Bagaimana melakukan prosedur CT scan yang tepat dan akurat? Apa saja temuan terbaru yang kini diterapkan dalam praktik klinis?

Sekitar 50%, penyebab BPPV adalah idiopatik, diikuti oleh trauma kepala (17%), neuritis vestibularis (15%), migraine, implantasi gigi dan operasi telinga, bisa juga akibat dari posisi tidur yang lama pada pasien post operasi atau bed rest total. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus BPPV, namun dengan tingkat keberhasilan terapi yang rendah atau <75%. Biasanya, itu terjadi karena ada kesalahan dalam penentuan letak lesi dan tipe BPPV.

Hal-hal yang dapat mengakibatkan timbulnya hernia secara umum adalah menggendong barang yang sangat berat, batuk, kegemukan, mengejan, asites (terjadi kumpulan cairan abnormal di daerah rongga perut), aktifitas fisik yang berlebihan. Seiring perkembangan waktu, gaya hidup juga mendorong penyakit ini semakin banyak diderita oleh orang-orang dengan gaya hidup kurang sehat. Bagaimana penanganan tepatnya?