Proses Panjang Imunoterapi menuju Perawatan Ideal untuk Kanker
Beberapa dekade terakhir, terapi untuk kanker masih sangat bertumpu pada metode konvensional yang terdiri dari operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Namun, pada perkembangannya, terapi konvensional tersebut tidak bermanfaat sepenuhnya untuk mengatasi masalah seperti rekurensi dan metastasis.
Hal tersebut mendasari sebagian riset saat ini mengenai terapi kanker untuk menemukan solusi di luar metode konvensional.
Imunoterapi pada kanker, telah menjadi salah satu metode pilihan yang sangat berkembang terutama pada dekade terakhir dan menunjukkan tren yang cukup signifikan untuk terapi kanker. (Gambar 1)1
Secara umum, konsep daripada metode imunoterapi adalah dengan memanfaatkan status imun pada host (pejuang kanker) untuk nantinya bisa membasmi sel kanker.
Ratusan uji klinis yang termasuk dalam kelompok metode imunoterapi sudah dan sedang berjalan sampai saat ini, menunjukkan hasil awal yang signifikan, namun masih butuh riset dan pengembangan lebih dalam. Pada tahun 2013, Jurnal Science, menganugerahkan penghargaan "2013’s Breakthrough of the Year" untuk imunoterapi pada kanker, sebagai bukti bahwa metode ini memiliki prospek yang baik untuk manusia.
Kanker dan Sistem Imun
Konsep dasar dari sistem imun adalah “menjaga” host dari pathogen luar. Dalam hal ini, sel kanker juga merupakan pathogen karena sifatnya yang di luar kontrol dari sistem homeostatis host. Respon imun pada manusia dikelompokkan menjadi dua: humoral dan selular. Keduanya memiliki peran yang penting untuk respon imun terhadap kanker.
Cytotoxic T lymphocytes (CTLs) memiliki kontribusi esensial, banyak studi mengenai kadar CTLs yang menjadi Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) dalam jaringan tumor, serta memiliki nilai yang signifikan dalam prognosis. Selain itu, NK cells (natural killer) juga terbukti ikut berperan untuk membasmi sel kanker secara langsung.
Namun, sistem imun yang ada memiliki kelemahan pada beberapa titik. Pada tahap lanjut, kanker memiliki mekanisme imunoediting yang mengakibatkan sel-sel kanker bisa menghindari kerja dari sistem imun dengan manipulasi regulasi imun dan perubahan microenvironment jaringan kanker. Pada tahap ini, sistem imun pada host justru memiliki kerja kontradiktif dengan mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan jaringan kanker.
Imunoterapi: Strategi Terkini
Seacara umum, imunoterapi memiliki cara kerja dengan meningkatkan aktivitas dan efektivitas respon imun secara endogenik. Imunoterapi dibagi menjadi 4 kelompok dalam metode kerjanya:

- Terapi pemberian sel T yang telah dimodifikasi;
- Terapi vaksin dengan memberikan atigen khusus yang merepresentasikan karakter ganas dan menimbulkan respon sistem imun host;
- Pemberian konstruksi virus yang sudah dimanipulasi secara genetik dan akan bekerja spesifik pada sel ganas;
- Obat inhibisi antibodi khusus pada jalur-jalur fenotip yang diekspresikan sel ganas dan sel T. (Gambar 2)2

- Berawal dari ide mengenai metode transfer sel T ke dalam sirkulasi tubuh host. Saat ini, metode tersebut sudah mendekati sempurna dengan strategi menggunakan CAR- dan reseptor T-cell yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa secara genetik untuk langsung bekerja secara spesifik menyerang sel kanker (CAR-T Cell). Sebagian uji klinis telah terbukti signifikan ke beberapa jenis kanker dan sudah menjadi paten untuk digunakan sebagai terapi.
- Vaksin untuk kanker bekerja dengan cara menstimulasi kemampuan sistem imun untuk menyerang sel kanker. Terdiri dari vaksin untuk pencegahan dan vaksin untuk terapeutik. Contohnya, pada vaksin virus hepatitis B (HBV) dan human papilloma virus (HPV), yang bekerja dengan menstimulasi respon imun host menggunakan antigen spesifik dari virus. Metode vaksin untuk tujuan terapeutik bekerja dengan mekanisme menebarkan antigen kanker yang bisa mengaktivasi respon imun secara langsung untuk membunuh sel kanker.
- Oncolytic viruses (OV) adalah metode terkini dengan studi yang sangat berkembang sekaligus menunjukkan prospek manfaat yang paling menjanjikan di antara metode imunoterapi lain. Mekanisme kerja OV adalah memasukkan virus dengan DNA dan RNA yang telah dirancang secara khusus ke dalam tubuh host; secara selektif menginfeksi dan membunuh sel kanker dan tidak berpengaruh pada sel normal. Setelah itu, akan terjadi respon dari sistem imun host yang akan efektif menyerang sel kanker yang telah ditandai oleh OV.3
- Immune checkpoint inhibitors adalah metode yang digunakan untuk menstimulasi respon imun host dengan cara aktivasi sel T pada tahapan (check point) tertentu. Misalnya untuk inhibisi reseptor VEGF, PD-1, atau CTLA-4 pada sel T. Saat ini, lebih dari 100 uji klinis tahap satu, tahap kedua, dan ketiga yang sedang berlangsung untuk banyak jenis kanker dan sebagian besar menunjukkan hasil awal studi yang memuaskan.
Referensi:
Zhang H, Chen J. Current status and future directions of cancer immunotherapy. Journal of Cancer.2018 (doi: 10.7150/jca.24577)
Filley AC, Henriquez M, Dey M. Recurrent glioma clinical trial, Check Mate-143: The Game is Not Over Yet. Oncotarget. 2017 (doi.org/10.18632/oncotarget.21586)
Chiocca EA, Rabkin SD. Oncolytic viruses and Their Application Immunotherapy. Cancer Immunology Research. 2014 (doi: 10.1158/2326-6066.CIR-14-0015)
Tags :
Komentar (0)
Komentar
Log in untuk komentar