sejawat indonesia

Doxazosin Mesylate dan Prazosin Hidroklorida pada Alpha Blocker dapat Meningkatkan Risiko Kematian

Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Tetapi sebuah penelitian baru menemukan bahwa dua kelas obat yang biasa digunakan untuk menurunkan tekanan darah bisa menghadirkan risiko kematian. Para ilmuwan di Institut Jantung Pusat Medis Intermountain di Salt Lake City, UT, menemukan bahwa individu dengan hipertensi yang menggunakan pemblokir alfa dan alpha-2 agonis untuk mengontrol tekanan darah mereka menunjukkan peningkatan variabilitas tekanan darah, yang dapat meningkatkan risiko kematian.

“Penelitian ini telah dipresentasikan pada Sesi Ilmiah Akademi Amerika (American College of Cardiology - ACC) 2018 yang diadakan di Orlando.”

Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding-dinding arteri. Pada bulan November tahun lalu, American Heart Association (AHA) dan ACC menetapkan pedoman baru. Sekarang, seseorang dianggap memiliki hipertensi jika tekanan darah sistolik mereka (angka teratas) adalah 130 milimeter merkuri (mmHg) atau lebih tinggi, dan tekanan darah diastolik mereka (angka bawah) adalah 80 mmHg atau lebih tinggi. Tekanan darah sistolik adalah kekuatan darah terhadap dinding arteri ketika jantung berdetak, sementara tekanan darah diastolik adalah kekuatan darah ketika jantung beristirahat, atau antara detak jantung. Ketika mengobati hipertensi, tujuannya adalah untuk menurunkan tekanan darah. Ini dapat dicapai melalui perubahan gaya hidup–seperti mengadopsi diet yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisik–obat-obatan, atau keduanya. Penelitian sebelumnya, telah menemukan bahwa konsistensi adalah kunci untuk tingkat tekanan darah. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The BMJ pada tahun 2016, misalnya, menghubungkan variabilitas tekanan darah sistolik yang lebih tinggi dengan peningkatan 15 persen dalam semua penyebab kematian. Jenis obat tertentu yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah mungkin berkontribusi terhadap risiko kematian ini.

Jenis Obat yang Harus Dihindari

Untuk penelitian mereka, para peneliti menganalisis data lebih dari 10.500 orang dewasa dengan tekanan darah tinggi. Para peserta telah mengukur tekanan darah mereka setidaknya tujuh kali antara Januari 2007 dan Desember 2011, dan jenis obat tekanan darah yang mereka gunakan juga dipantau. Tim peneliti menggunakan data ini untuk menilai apakah kelas-kelas tertentu dari obat tekanan darah dikaitkan dengan variabilitas dalam tingkat tekanan darah. Penelitian ini mengungkapkan dua kelas obat tekanan darah yang terkait dengan variabilitas tekanan darah yang lebih tinggi pada subjek: alpha blocker dan alpha-2 agonists. Alpha blocker–yang termasuk doxazosin mesylate dan prazosin hidroklorida–bekerja dengan melebarkan pembuluh darah. Alpha-2 agonist, seperti methyldopa, bekerja dengan menargetkan aktivitas sistem saraf simpatis, sehingga mengurangi penyempitan pembuluh darah. Berdasarkan hasil studi menunjukkan kedua obat ini tidak boleh digunakan untuk mengobati hipertensi. ACE inhibitor, bloker reseptor angiotensin (ARB), calcium channel blocker, dan diuretik thiazide mungkin pilihan pengobatan yang lebih aman untuk orang dengan hipertensi. Orang-orang yang berada di jenis obat tekanan darah lainnya memiliki peningkatan risiko pada kematian. Untuk pembacaan tekanan darah yang akurat, direkomendasikan untuk duduk atau berbaring selama 15 menit sebelum pengukuran dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari situasi stres.
Sumber: Medical News Today
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaTerlalu Lama Duduk Berisiko Atrofi Serebri

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar