sejawat indonesia

Kaitan Depresi dengan Masalah Memori dan Penuaan pada Otak

Menurut sebuah penelitian yang telah diterbitkan pada tanggal 9 Mei 2018 di edisi online Neurology®, jurnal medis dari American Academy of Neurology, depresi yang terjadi pada orang dewasa diduga terkait dengan masalah memori. Studi ini juga menunjukkan bahwa orang yang lebih tua dengan gejala depresi yang lebih besar mungkin memiliki perbedaan struktural di otak dibandingkan dengan orang tanpa gejala. Menurut Adina Zeki Al Hazzouri, PhD, MS, dari University of Miami Miller School of Medicine di Florida, gejala depresi dapat diobati, sehingga bisa mengurangi beban pikiran dan ingatan. Studi ini melibatkan 1.111 orang yang berusia rata-rata 71 tahun dan semuanya bebas stroke. Mayoritas merupakan hispanik. Pada awal penelitian, semua melakukan pemindaian otak, pemeriksaan psikologis dan penilaian untuk ingatan dan keterampilan berpikir. Memori dan kemampuan berpikir mereka kemudian diuji kembali rata-rata 5 tahun kemudian. Di awal penelitian, 22% peserta memiliki gejala depresi yang lebih besar. Didefinisikan sebagai skor 16 atau lebih tinggi pada tes dengan kisaran 0-60, dianggap berisiko untuk depresi klinis. Untuk pengujian, para partisipan melaporkan seberapa sering dalam seminggu mereka setuju dengan pernyataan:
- "Saya terganggu oleh hal-hal yang sebelumnya tidak mengganggu saya" - "Saya tidak berselera makan"
Setelah melakukan penyesuaian terhadap usia, ras, obat-obatan antidepresi dan variabel lainnya, peneliti menemukan gejala depresi yang lebih besar terkait dengan memori episodik yang buruk. Skor pada tes lebih rendah 0.21 dari standar deviasi dibandingkan dengan yang tidak memiliki gejala depresi yang lebih besar. Memori episodik adalah kemampuan seseorang untuk mengingat pengalaman dan kejadian tertentu. Gejala depresi yang lebih besar memiliki perbedaan di otak, termasuk volume otak yang lebih kecil serta kemungkinan 55% lebih besar dari lesi vaskular kecil di otak. Selain itu para peneliti tidak menemukan bukti hubungan antara gejala depresi yang lebih besar dan perubahan dalam kemampuan berpikir selama 5 tahun. Lesi vaskular kecil di otak adalah penanda penyakit pembuluh darah kecil, suatu kondisi di mana dinding di pembuluh darah kecil rusak.  Penelitian ini menunjukkan bahwa depresi dan  penuaan otak bisa terjadi secara bersamaan, dan gejala depresi yang lebih besar dapat mempengaruhi kesehatan otak melalui penyakit pembuluh darah kecil. Keterbatasan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini adalah peserta harus cukup sehat untuk melakukan MRI, sehingga mereka mungkin lebih sehat daripada populasi secara umum. Selain itu, penelitian ini dilakukan selama periode lima tahun, yang mungkin belum cukup lama untuk menangkap perubahan yang berarti dalam kemampuan berpikir dan memori dari waktu ke waktu.  
Jurnal: http://n.neurology.org/content/early/2018/05/09/WNL.0000000000005639
Penelitian ini didukung oleh National Institutes of Health, American Heart Association, dan Evelyn F. McKnight Brain Institute.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaDupilumab, Obat Eksim yang juga Efektif terhadap Pengobatan Asma Berat

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar