sejawat indonesia

Memahami Alasan Terjadinya Kesalahan Medis di UGD

Departemen gawat darurat adalah lingkungan klinis yang sangat berbeda dari bangsal rawat inap, dengan interupsi yang sering terjadi dan informasi mengenai riwayat kesehatan pasien yang tidak lengkap atau tidak dapat diandalkan. Meskipun demikian, sebuah studi baru yang diterbitkan di De Gruyter's Journal Diagnosis menunjukkan bahwa dokter di departemen gawat darurat dengan perawat melakukan jenis kesalahan serupa yang disebabkan kesalahan pemrosesan informasi lebih banyak dilakukan daripada kesalahan yang disebabkan karena pengetahuan atau informasi yang tidak memadai. Kesalahan medis atau medical error bisa terjadi ketika jumlah perawat sangat sedikit atau tidak cukup pelatihan, tetapi ada juga yang diakibatkan karena situasi berbahaya lainnya. Prosedur berbahaya yang paling umum di ruang gawat darurat sekarang ini, menurut banyak dokter ruang gawat darurat, adalah pengalihan pasien. Para peneliti mengamati pasien yang kembali ke unit gawat darurat untuk kedua kalinya dalam 72 jam dan dirawat di rumah sakit pada kunjungan kedua mereka—indikator bahwa perawatan dapat ditingkatkan selama kunjungan pertama. Tim dokter yang terlatih melihat setiap kasus untuk menentukan apakah tim selama kunjungan pertama pasien mungkin telah melakukan kesalahan, dan jika ditemukan, kemudian tentukan jenis kesalahan yang dibuat. Jenis kesalahan yang paling sering diidentifikasi adalah masalah dalam melakukan proses terhadap informasi (45% dari kasus), diikuti oleh masalah dengan memverifikasi informasi yang dikumpulkan (31%). Masalah pengetahuan yang tidak memadai (6%) dan pengumpulan informasi yang tidak memadai (18%) terjadi relatif jarang. Salah menilai seberapa signifikan suatu temuan dan memutuskan secara prematur pada diagnosis yang salah adalah kesalahan individual yang paling sering terjadi (masing-masing 13%). Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi tenaga kesehatan, informan mengatakan bahwa kesalahan melakukan tindakan disebabkan kasus-kasus sulit dan tindakan yang diberikan harus cepat serta banyaknya pasien. Salah satu informan mengatakan bahwa, di Unit Gawat Darurat sering terjadi dokter atau perawat lupa untuk melakukan follow up. Ada juga informan yang berpendapat bahwa kesalahan dalam diagnosa bukan dikarenakan keterlambatan menegakkan diagnosa, tapi karena dalam mendiagnosa harus melalui beberapa prosedur. Ada juga jawaban yang menarik yang disampaikan informan, bahwa kecepatan mengambil tindakan tergantung pada tipe dokter yang bertugas jaga pada saat itu. Pernyataan tersebut mengisyaratkan masih terdapatnya kesenjangan komunikasi antara dokter dan perawat yang bertugas di unit tersebut. Sebagian besar informan menyatakan bahwa faktor sumber daya manusia yang merupakan faktor utama terjadinya kesalahan medik di UGD tersebut. Selain masalah human error, kesalahan medis menurut sebagian informan sering terjadi dikarenakan pasien ataupun keluarga pasien. Kesalahan bisa terjadi karena pasien kurang memberikan informasi yang menyebabkan miskomunikasi dan karena faktor biaya. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil observasi peneliti yang menemukan bahwa hambatan komunikasi antara petugas Unit Gawat Darurat dengan pasien atau keluarga pasien selain karena masalah biayajuga diakibatkan adanya perbedaan pemahaman kondisi pasien dan pemahaman sistem rujukan medis di rumahsakit, walaupun pasien ataupun keluarga pasien telah mendapatkan penjelasan oleh petugas Unit Gawat Darurat. Selain itu, hambatan komunikasi juga disebabkan kondisi di Unit Gawat Darurat dengan kondisi kontak antara pasien dan tenaga medis bersifat singkat dan kadang sulit dilakukan. Ada juga informan yang mengatakan bahwa kesalahan medis secara tidak langsung membawa dampak yang positif terhadap petugas di Unit Gawat Darurat, karena dapat meningkatkan pelayanan dengan sikap yang ’aware’ atau lebih hati-hati dalam memberikan pelayanan sehingga dapat terhindar dari kesalahan yang sama. Seharusnya upaya pencegahan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan medis di ruangan Unit Gawat Darurat dengan melakukan refreshing keilmuan secara rutin, memperbaiki komunikasi dan kolaborasi antar sesama tim. Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan baik lisan dan tulisan antarpetugas Unit Gawat Darurat. Benjamin Schnapp merupakan penulis studi ini dari University of Wisconsin, menurutnya, hal yang sangat penting adalah bagaimana kita memahami mengapa kesalahan ini terjadi sehingga kita dapat mulai mencegahnya, dan ini merupakan satu langkah kecil menuju pencegahan kesalahan medis tersebut.  
Sumber:
https://media.neliti.com/media/publications/39795-ID-pengetahuan-sikap-dan-persepsi-petugas-gawat-darurat-terhadap-kesalahan-medik.pdf
Cognitive error in an academic emergency departmentDiagnosis, 2018; 0 (0) DOI: 1515/dx-2018-0011 
 
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaTerapi Panas Meningkatkan Fungsi Mitokondria di Otot

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar