sejawat indonesia

Penggunaan Antidepresan Pada Kehamilan Meningkatkan Risiko Cacat Lahir

Komunitas kedokteran berupaya untuk menyebarluaskan informasi kepada para tenaga kesehatan sebagai upaya pencegahan cacat lahir pada bayi baru lahir. Studi terbaru yang dipimpin oleh Prof. Anick Berard dari CHU Sainte Justine dan the University of Montreal di Kanada, diterbitkan di British Journal of Clinical Pharmacology.

Ini bukan pertama kalinya penggunaan antidepresan pada kehamilan dikaitkan dengan resiko pada keturunan. Penelitian terbaru yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menunjukkan hubungan antara penggunaan SSRI pada kehamilan dan meningkatnya resiko autisme pada anak.

Untuk penelitian terbarunya, Prof. Berard dan rekan-rekannya berfokus pada paroxetine, yang digunakan untuk mengobati depresi, panic disorder, social anxiety disorder, obsessive-compulsive disorder (OCD), dan post traumatic stress disorder (PTSD). Paroxetine bekerja dengan cara menaikkan jumlah serotonin, yang merupakan substansi di dalam otak yang membantu menjaga keseimbangan mental.

Penggunaan Paroxetine Pada Trimester Pertama Kehamilan Meningkatkan Resiko Malformasi Jantung

Menurut para peneliti, sebanyak 1 dari 5 wanita di usia subur mengalami depresi ringan ke sedang. Lebih jauh lagi, belakangan ini, resep yang dikeluarkan untuk antidepressant kepada ibu hamil meningkat pesat.

Walaupun paroxetine dianggap aman untuk digunakan pada kehamilan hingga tahun 2005, studi kecil - yang tidak dirilis - yang dipimpin oleh perusahaan farmasi menunjukkan meningkatnya resiko penyakit jantung pada bayi yang terekspos obat-obatan antidepresan sebelum lahir.

Untuk dapat menyediakan analisis mendalam atas efek samping paroxetine pada bayi baru lahir, para peneliti melakukan tinjauan literatur dan meta-analisis dari semua penelitian yang berkaitan yang diterbitkan antara tahun 1966-2015. Dari penelitian-penelitian ini, 23 diantaranya memenuhi syarat.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan tidak mengkonsumsi paroxetine, penggunaan obat antidepresan pada trimester pertama kehamilan berhubungan dengan 23% peningkatan resiko penyakit bawaan dan 28% peningkatan resiko penyakit jantung pada bayi baru lahir.

"Mengingat manfaat dari obat-obatan antidepresan selama kehamilan masih dipertanyakan, peningkatan resiko apapun, besar atau kecil, masih dianggap terlalu berbahaya." kata Prof. Berard. "Memang, rasio antara resiko/manfaat menyarankan tidak digunakannya pengobatan (antidepresan) pada wanita dengan gejala depresi ringan ke sedang, yang 85% nya merupakan wanita hamil. Oleh karena itu, perencanaan kehamilan sangat diperlukan, dan penanganan yang valid seperti psikoterapi atau serangkaian latihan dibutuhkan pada populasi khusus ini."

Medical News Today melaporkan penelitian lain yang juga serupa bahwa penggunaan SSRI pada kehamilan berhubungan dengan menurunnya jumlah kelahiran prematur, tapi meningkatkan resiko masalah-masalah kesehatan setelah kelahiran.

Sumber: Medical News Today

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPenyakit Periodontal Memicu Risiko Kanker Payudara

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar