sejawat indonesia

Penggunaan Vitamin C untuk Perawatan pada Kanker Paru-paru

Perawatan kanker terkadang sangat sulit bagi pasien, efek samping dan tantangan yang dihadapi diperlukan untuk mengendalikan atau bahkan menghancurkan sel tumor. Dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan di Cancer Cell, para ilmuwan mengatakan bahwa memberikan vitamin C dosis tinggi selama melakukan pengobatan dapat membantu melemahkan sel kanker dan membuat pasien lebih rentan terhadap efek kemoterapi dan radiasi. Penelitian tersebut dilakukan dan dirancang untuk menentukan apakah vitamin C dalam dosis tinggi aman. Sebanyak 11 orang dengan glioblastomao diobati dengan vitamin C secara intravena 3x/minggu selama hampir 2 bulan. Dosis ditingkatkan secara bertahap sembari menjalani terapi radiasi, untuk memastikan bahwa ada cukup vitamin C yang berada di dalam darah. Selama penelitian ini para peserta dilaporkan tidak ada merasakan efek samping tambahan atau gejala buruk yang terkait dengan vitamin, hanya ada efek samping yang berhubungan dengan kemoterapi dan perawatan radiasi yang normal. Studi yang dilakukan tidak terstruktur untuk melihat seberapa efektif vitamin C tersebut. Namun, para peneliti mencatat bahwa sejauh ini, setengah dari orang-orang dalam penelitian itu bisa bertahan hidup hampir 2 tahun kemudian sedangkan umumnya kelangsungan hidup rata-rata untuk penyakit ini sekitar 1 tahun. Dalam studi terpisah yang dirancang untuk mendapatkan pengertian awal tentang keefektifan vitamin, para peneliti juga menguji vitamin C dosis tinggi dalam kelompok 14 orang dengan non-small sel kanker paru-paru. Sejauh ini, 93% dari orang yang menerima infus vitamin C merespon terhadap kemoterapi dan radiasi, dibandingkan dengan 40% yang biasanya dilakukan. Dalam sebuah temuan yang menggembirakan, lebih dari 30% orang yang mendapatkan vitamin C juga menunjukkan tanda-tanda tumor mereka mengalami penyusutan. Biasanya, hanya 15% hingga 19% orang yang menerima kemoterapi dan radiasi mengalami penyusutan pada tumor. Vitamin C bekerja pada sel yang sehat sebagai antioksidan, melawan radikal bebas yang dibentuk oleh sinar matahari, polutan dan asap rokok. Douglas Spitz and Dr. Bryan Allen dari departemen Onkologi Radiasi di University of Iowa yang ikut mencatat dan melakukan penelitian mengatakan bahwa vitamin C bisa juga meningktkan kerusakan oksidatif–tetapi hanya pada sel kanker. Tumor tampaknya memiliki tingkat stres oksidatif yang lebih tinggi, yang dapat menghasilkan radikal bebas. Ini mendorong pelepasan bentuk-bentuk iron yang tidak stabil, yang bereaksi dengan vitamin C dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada sel kanker. Bagian paling menariknya adalah, partikel iron yang tidak stabil itu merupakan hal yang unik bagi sel kanker. Membuat mereka menjadi target ideal untuk vitamin C yang kemudian dapat bereaksi dengan iron untuk menyebabkan lebih banyak kerusakan dan menghancurkan sel kanker. Harapan dari penelitian ini adalah untuk dapat memadukan vitamin C dosis besar dengan kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Semua yang dilakukan adalah untuk membuat sel kanker menepi sehingga kemoterapi dan radiasi lebih efektif. Vitamin C tidak memiliki tekanan yang sama dalam menyebabkan kerusakan pada sel normal. Menemukan cara untuk membuat terapi kanker yang ada untuk bisa bekerja lebih efektif adalah bidang penelitian yang menjanjikan kemajuan dalam pengobatan. Menggunakan vitamin C dalam pengobatan kanker terakhir diperjuangkan oleh pemenang Nobel Linus Pauling. Dia mungkin memiliki ide yang tepat, kata Spitz dan Allen, tetapi tidak dapat menggunakan dosis yang cukup tinggi untuk melihat efeknya. Penting untuk diketahui bahwa dosis yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat dicapai dengan suplemen atau jus jeruk dalam jumlah besar. Vitamin C yang digunakan lebih besar daripada dosis dalam multivitamin, sekitar 800 hingga 1.000 kali lipatnya.  
Sumber: Cancer Cell – Time Health.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaTransplantasi Penis dan Skrotum

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar