sejawat indonesia

Perawatan dan Pengobatan terhadap Malnutrisi Energi Protein

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan malnutrisi atau kekurangan gizi sebagai ketidakseimbangan antara pasokan nutrisi dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan menjalankan fungsi lainnya1.

Kwashiorkor dan marasmus merupakan dua bentuk dari penyakit gizi buruk atau kekurangan nutrisi. Di Indonesia sendiri lebih dikenal dengan nama Busung Lapar. Pada tahun 2000, WHO memperkirakan bahwa anak-anak yang kekurangan gizi berjumlah 181.900.000 (32%) dan kebanyakan di negara-negara berkembang.2 

Di Indonesia sendiri, ada sekitar 8,4 juta anak yang stunted (berukuran lebih kecil dari yang seharusnya untuk usia mereka). Namun sesungguhnya bukan ukuran tubuh yang pendek yang menjadi masalah utama, yakni, pengerdilan bisa menyebabkan proses lain dalam tubuh juga terhambat, seperti perkembangan otak yang ikut terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan.3

Marasmus biasa terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. Sedangkan kwashiorkor biasa terjadi pada anak berusia di atas 18 bulan. Berat badan seorang anak yang terkena marasmus bisa berkurang hingga 60% dan terlihat sangat kurus.

Kwashiorkor merupakan kekurangan protein dengan asupan energi yang tidak memadai dalam segala bentuk yang bisa menyebabkan Edema.4 Kekurangan energi protein sendiri bisa mempengaruhi hampir semua sistem organ karena pasien tersebut juga mungkin kekurangan vitamin serta asam lemak esensial yang bisa menyebabkan dermatosis. Malnutrisi pada orang dewasa biasanya penyebab terjadinya berbeda dengan malnutrisi yang terjadi pada anak-anak. Beberapa di antaranya adalah, faktor gaya hidup dan sosial serta gangguan psikologi (demensia, depresi, gangguan kecemasan).5


Kunci untuk pengobatan adalah mengindentifikasi risiko dari malnutrisi dan mengobatinya sedini mungkin. Pengobatan yang dilakukan terhadap malnutrisi tergantung pada penyebab bagaimana terjadinya. Namun, pada umumnya langkah awal dalam pengobatan adalah dengan memperbaiki kelainan cairan dan elektrolit.

Kelainan elektrolit paling umum yaitu hipokalemia, hipokalsemia, hipofosfatemia, dan hipomagnesemia. Makronutrien harus terpenuhi dimulai dalam jangka waktu selama 48 jam di bawah pengawasan spesialis gizi.

Langkah kedua dalam pengobatan kekurangan energi protein adalah menyediakan makronutrien dengan melakukan terapi diet. Salah satu pilihannya adalah diet yang berbasis pada susu formula.

Pada awal pengobatan diet, pasien harus ad libitum atau diberi makan sebanyak-banyaknya hingga kenyang dan tidak mau makan lagi. Setelah satu minggu, asupan harus mendekati 175 kkal/kg dan 4g protein/kg untuk anak-anak dan untuk dewasa sebanyak 60 kkal/kg dan 2g/kg protein. Selain itu, multivitamin juga harus ditambahkan dalam asupan harian.6  

Referensi:

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaKehamilan Menyebabkan Perubahan Pada Otak Ibu

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar