sejawat indonesia

Terapi Sel Imun Dengan Gene-Editing Untuk Leukemia Limfositik Akut

CAR (Chimeric Antigen Receptor) dari sel T dapat menjadi sangat efektif sebagai terapi dari penyakit leukemia limfositik akut. Namun terapi ini tidak selalu mudah untuk diterapkan, terutama untuk pasien yang tidak memiliki jumlah sel T sehat yang cukup. Pada jurnal Science Translational Medicine, tim peneliti dari Eropa melaporkan dua bayi yang telah diselamatkan dari leukemia limfositik akut tipe B. Terapi ini melibatkan sel-sel darah putih yang telah didesain secara genetik agar dapat menargetkan sel kanker secara efektif. Dua bayi yang menjadi partisipan dalam penelitian ini telah bebas dari leukemia selama 16 dan 18 bulan. Keduanya mengidap leukemia limfositik akut dan telah menerima jenis terapi lain sebelumnya, seperti kemoterapi dan transplantasi stem sel. Di dalam penelitian ini, mereka mendeskripsikan mengenai sel T yang diedit oleh transcription activator-like effector nuclease (TALEN). Sel-T autologus yang didesain untuk mengekspresikan CAR melawan agen leukemia seperti CD19 pada sel B dapat menjadi terapi yang sangat efektif untuk terapi leukemia. CAR adalah protein yang membuat sel T dapat mengenali antigen spesifik dalam sel tumor. Sel CAR-T yang didesain secara genetik diambil dari pasien dan kemudian dikembangkan di laboratorium hingga mencapai jumlah tertentu. Populasi sel CAR-T yang telah dikembangkan kemudian disuntikkan ke tubuh pasien. Setelah itu, jika semua berjalan lancar, maka sel T akan bermultiplikasi di dalam tubuh pasien, dan dengan panduan dari reseptor yang terdesain sebelumnya, mereka akan mengenali dan membunuh sel-sel kanker yang menyembunyikan antigen pada permukaannya.(1) Pada kedua pasien ini, CAR-T diambil dari sel manusia sehat lain, di mana biasanya terapi sel T menggunakan sel-sel imun dari tubuh pasien sendiri. Hal ini dapat menyebabkan sistem imun pasien untuk bereaksi negatif terhadap benda asing yang berasal dari luar tubuh pasien. Salah satu pasien pada awalnya mengalami reaksi imun terhadap CAR-T asing dari donor, sekitar dua bulan setelah prosedur. Namun setelah pemberian steroid dan transplantasi sumsum tulang belakang, pasien sekarang telah berada dalam kondisi yang baik. Walau kedua pasien telah bebas kanker selama beberapa bulan setelah terapi ini, banyak yang masih meragukan apakah keberhasilan ini disebabkan oleh terapi dari CAR-T, ataukah terdapat pengaruh dari sejarah pengobatan pasien sebelumnya yang juga menerima terapi seperti kemoterapi, dan transplantasi stem sel. Maka dari itu, dalam studi yang skalanya sangat kecil ini, sulit diketahui secara pasti apakah CAR-T menjadi kunci atas keberhasilan dari terapi. Sel imunoterapi CAR-T dengan metode gene-editing sedang menjadi area riset yang sangat menjanjikan saat ini, untuk mendapatkan terapi yang paling efektif. Uji coba seperti telah membangkitkan optimisme dari ranah penelitian untuk CAR-T. Walau begitu, masih dibutuhkan banyak penelitian dan pembelajaran lebih lanjut mengenai terapi CAR-T. Terapi ini suatu hari mungkin dapat “menjadi terapi standar untuk jenis keganasan sel B” seperti leukemia limfositik akut atau leukemia limfositik kronik.(2)  
Referensi:
  1. CAR T-Cell Immunotherapy for ALL [Internet]. National Cancer Institute. 2017 [cited 31 January 2017]. Available from: https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/research/car-t-cells
  2. Kochenderfer JRosenberg S. Treating B-cell cancer with T cells expressing anti-CD19 chimeric antigen receptors. Nature Reviews Clinical Oncology. 2013;10(5):267-276.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaAktivitas Ini Dapat Menurunkan Risiko Alzheimer Pada Hari Tua

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar