sejawat indonesia

Tidur Siang Meningkatkan Memori Emosional pada Anak Usia Dini

Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilakukan para neuroscientist peneliti dari University of Massachusetts Amherst, dilaporkan untuk pertama kalinya bahwa tidur siang dan tidur saat malam hari dapat bekerja sama memberikan manfaat memori pada anak usia dini. Secara individual, tidur siang dan tidur pada malam hari tidak cukup untuk menginduksi perubahan dalam ingatan. Manfaat signifikan tidur siang diamati dianggap hanya ketika perubahan terjadi di seluruh periode selama 24 jam. Ini mendukung interaksi antara tidur siang dan tidur malam dalam konsolidasi memori di anak muda. Highlight lainnya dari penelitian tersebut adalah, walaupun manfaat dalam memori emosional tertunda, tidur siang berkontribusi pada proses pembentukan emosi pada anak-anak prasekolah, yang konsisten dengan observasi guru, orang tua dan anak usia dini. Delay atau penundaan yang terjadi kemungkinan mencerminkan destabilisasi jangka pendek sebuah memori yang diperkaya. Pengamatan umum orang tua dan guru prasekolah adalah bahwa anak-anak kelihatannya pemarah atau pusing ketika mereka melewatkan waktu tidur siang mereka. Penelitian yang dilakukan sebelumnya pada orang dewasa telah menunjukkan bahwa pemrosesan emosi dan memori emosional ditingkatkan dengan tidur, kemudian tidur siang juga sangat disarankan karena dapat mendukung pengaturan emosi dan memori emosional pada balita. Akan tetapi  "hipotesis tidur REM dari pemrosesan emosional" yang berlaku mengatakan bahwa tidur REM diperlukan untuk manfaat ini, dan tidur siang tidak memiliki tahap tidur ini. Sebaliknya, 42 persen tidur siang pada balita terdiri dari tidur yang berada pada gelombang yang lambat (slow wave sleep). Dengan demikian, para peneliti berangkat untuk mengeksplorasi apakah tidur siang dapat berkontribusi pada konsolidasi memori untuk kenangan dengan valensi emosional—baik konten emosional yang baik atau buruk—pada anak usia dini. Untuk melakukan ini, mereka mempresentasikan anak-anak yang berusia sekitar tiga sampai lima tahun (34-64 bulan) dengan wajah-wajah yang dipasangkan dengan deskripsi kata-kata yang kasar atau baik, tetapi mereka tidak melihat efek utama yang signifikan dari valensi emosional pada memori pengenalan. Perubahan dalam akurasi memori juga tidak berbeda ketika diuji setelah tidur siang dibandingkan dengan perubahan dalam akurasi memori setelah interval terjaga. Namun, ketika memori diuji lagi setelah tidur semalaman, perubahan dalam akurasi memori lebih besar jika anak itu tidur siang hari sebelumnya. Selanjutnya, aktivitas gelombang lambat yang lebih besar dikaitkan dengan kerusakan memori yang lebih besar selama tidur siang. Namun aktivitas gelombang lambat siang juga memprediksi peningkatan memori dalam semalam, kemudian disimpulkan bahwa memperbanyak tidur dapat bermanfaat untuk memori pada anak usia dini. Hasil studi didasarkan pada kinerja 49 anak-anak yang ditunjukkan foto-foto netral emosional wajah pria dan wanita dipasangkan dengan pernyataan "jahat" atau "baik", seperti "Lena selalu baik. Hari ini dia membantu kami menuangkan susu ke dalam cangkir kami di waktu makan siang." Pengenalan wajah yang tidak asing dibandingkan dengan yang tidak dikenal diuji pada tiga poin: segera setelah belajar, setelah penundaan baik dengan tidur siang atau bangun, dan lagi pada hari berikutnya. Anak-anak yang tidak tidur, dibiarkan untuk tetap terjaga dengan permainan yang tenang sebelum tes dilakukan. Sekitar waktu tidur normal mereka, para orang tua membawa anaknya ke laboratorium tidur di mana mereka dilengkapi dengan topi elektroensefalografi dengan elektroda untuk merekam tahapan tidur di malam hari. Anak-anak terbangun secara alami dari ini dan menjalani rutinitas pagi mereka yang normal sebelum diuji lagi setelah 24 jam. Secara keseluruhan, dilaporkan, hasil dari penelitian ini konsisten dengan mereka dalam konsolidasi memori prosedural pada anak-anak usia prasekolah. Seperti dalam pengamatan oleh orang lain, tidur siang dan tidur malam berikutnya diperlukan untuk mengamati manfaat kinerja. Pentingnya pembelajaran sosio-emosional di tempat tidur prasekolah rata-rata 70 menit dapat mendukung tujuan kurikuler pendidikan anak usia dini.   Penelitian ini didukung oleh hibah dari National Institutes of Health dan Honours Research Grant dari UMass Amherst's Commonwealth Honors College.
Sumber: UMassAmherst News
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaDiet Mediterania Mencegah Risiko Stroke

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar