Asam Lemak dari Minyak Ikan Bermanfaat bagi Pencegahan Asma pada Anak
Menurut perkiraan WHO, terdapat 235 juta orang yang menderita karena asma di dunia. Penyakit ini bukan saja sebuah masalah kesehatan masyarakat pada negara-negara dengan pendapatan tinggi, tetapi juga terjadi pada semua negara tanpa melihat level perkembangan negaranya. Lebih dari 80% kematian akibat asma terjadi pada negara-negara berpendapatan rendah sampai sedang [1]. Penyakit kronik ini adalah penyakit yang paling umum terjadi pada anak-anak. Walau begitu, sebuah penelitian pada New England Journal of Medicine baru-baru ini menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi asam lemak dari minyak ikan dapat membantu mencegah asma pada anak-anak.
Tim yang dipimpin oleh dr. Hans Bisgaard dari Copenhagen Prospective Studies on Asthma in Childhood ini melakukan penelitian acak terhadap 736 wanita dengan usia kehamilan enam bulan yang mengonsumsi kapsul minyak ikan atau pil plasebo setiap harinya. Mereka kemudian mengamati anak-anak dari para wanita ini sampai tiga tahun setelah kelahiran. Anak yang berasal dari kelompok wanita yang menggunakan kapsul minyak ikan mempunyai risiko 30 persen lebih rendah terhadap mengik yang persisten atau asma, dibandingkan dengan anak dari wanita yang menerima plasebo, menurut hasil penelitian. Selain itu, anak yang lahir dari wanita yang mengonsumsi minyak ikan juga mempunyai risiko yang lebih rendah terhadap infeksi saluran napas.
Kapsul yang dikonsumsi oleh para wanita pada penelitian tersebut mengandung dua asam lemak, yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Kedua asam lemak ini banyak ditemukan pada ikan yang hidup pada air dingin seperti salmon[2]. Pada studi sebelumnya, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara kurangnya asam lemak pada kehamilan dan peningkatan risiko asma pada masa kanak-kanak [3,4].
Para peneliti melakukan penilaian terhadap gen dan juga terhadap angka EPA dan DHA darah para ibu. Hasilnya menunjukkan bahwa tatalaksana tersebut efektif terhadap kedua kelompok ibu—pada ibu yang mempunyai pemasukan makanan rendah EPA dan DHA, dan juga pada ibu dengan varian genetik spesifik yang terikat terhadap penurunan kemampuan untuk memetabolisme EPA dan DHA dari makanan.
Walau begitu, kapsul ini diberikan kepada para ibu dengan dosis yang sangat tinggi, sampai 20 kali lipat dosis rata-rata dari EPA dan DHA dari makanan. Tidak terdapat efek samping yang penting dari studi ini, namun penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk melihat efek jangka panjang, dan juga apakah efek yang sama dapat terjadi pada populasi yang berbeda, serta untuk menilai dosis dan metode suplementasi yang tepat untuk mencapai hasil yang maksimal.
Referensi 1. "Asthma". World Health Organization. N.p., 2017. Web. 2 Jan. 2017. 2. Leaf A, Weber PC. A new era for science in nutrition. Am J Clin Nutr 1987;45: 1048-53 3. Blümer N, Renz H. Consumption of omega3-fatty acids during perinatal life: role in immuno-modulation and allergy prevention. J Perinat Med 2007;35:Suppl 1: S12-8 4. Willers SM, Devereux G, Craig LCA, et al. Maternal food consumption during pregnancy and asthma, respiratory and atopic symptoms in 5-year-old children. Thorax 2007;62:773-9
Log in untuk komentar