sejawat indonesia

Dampak Penggunaan Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid Pada Wanita Hamil

Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (AINS) atau Non-Steroid Anti Inflamatori Drugs (NSAID) digunakan untuk membantu mengurangi peradangan, meredakan demam dan meringankan nyeri sendi serta rasa sakit yang terkait dengan sakit kepala, pilek, flu, dan radang sendi. Salah satu yang paling sering digunakan adalah ibuprofen, naproxen, diklofenak, dan celecoxib. Sebuah studi yang telah dilakukan dan diterbitkan pada tahun 2011 oleh Canadian Medical Association Journal mengatakan bahwa wanita yang mengkonsumsi obat jenis dan dosis nonaspirin Anti-Inflamasi nonsteroid di awal kehamilannya memiliki risiko 2,4 kali lebih besar mengalami keguguran. Para peneliti dari University of Montreal, Centre hospitalier universitaire Sainte-Justine Sainte-Justine, Quebec, dan École Nationale de la Statistique et de l'Analyse de l'Informasi, Rennes, Prancis, melakukan studi untuk menentukan risiko keguguran terkait dengan jenis dan dosis NSAID nonaspirin. Mereka melihat total 4.705 kasus keguguran hingga minggu ke-20 kehamilan, 352 kasus (7,5%) di antaranya mengambil NSAID nonaspirin. Dari 47.050 wanita pada kelompok kontrol yang tidak mengalami keguguran, 1.213 sampel (2,6%) telah terkena NSAID nonaspirin. Data berasal dari Quebec Pregnancy Registry, yang memberikan informasi tentang resep, kunjungan dokter dan diagnosa, dan rawat inap selama kehamilan. Menurut Dr. Anick Berard yang merupakan direktur Unit Penelitian Obat dan Kehamilan di Centre hospitalier universitaire Sainte-Justine, Penggunaan NSAID nonaspirin selama awal kehamilan dikaitkan dengan statistik yang menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan, yakni sebanyak 2,4 kali lipat risiko aborsi spontan atau keguguran yang terjadi secara tiba-tiba. Risiko aborsi spontan ini dikaitkan dengan penggunaan diklofenak, naproxen, celecoxib, ibuprofen dan rofecoxib secara tunggal atau dalam kombinasi selama masa kehamilan. Risiko tertinggi pada penggunaan diklofenak dan risiko terendah pada penggunaan rofecoxib. Namun, dosis dari NSAID nonaspirin tampaknya tidak mempengaruhi risiko.[1] Hasil dari sebuah survei yang dilakukan terhadap 250 wanita hamil di sebelah barat selatan Prancis mengenai pengetahuan mereka terhadap penggunaan analgesik dan NSAID pada saat kehamilan mengungkapkan bahwa 2% dari mereka menggunakan aspirin atau ibuprofen sebagai langkah awal pengobatan diri. Lebih dari 10% wanita menganggap bahwa aman untuk mengkonsumsi NSAID pada masa akhir kehamilan. Mayoritas dari mereka tidak mengetahui bahwa aspirin dan ibuprofen masuk ke dalam golongan NSAID. [2] Menurut seorang peneliti senior, Amalia Levy yang juga seorang ahli epidemiologi dan kepala departemen kesehatan publik di University of the Negev, Beersheba, jenis obat Anti-Inflamasi nonsteroid banyak digunakan oleh wanita hamil karena obat tersebut bisa meringankan rasa sakit dengan gejala yang umum seperti demam dan dijual secara umum sehingga mudah didapatkan karena tidak memerlukan resep dokter. Meskipun beberapa studi sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan NSAID bisa meningkatkan risiko keguguran, namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sharon Daniel, seorang pediatrik intern di Pusat Medis Soroka, Beersheba, Israel, dan telah diterbitkan secara online pada tanggal 3 Februari 2014, tidak ditemukan peningkatan risiko keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi obat tersebut selama trimester pertama kehamilan, tapi mereka menemukan bahwa akan terjadi peningkatan sebanyak setelah penggunaan indometasin. Indometasin sendiri adalah NSAID yang harus diresepkan dan dikenal sebagai Cox-2 inhibitors, seperti Celecoxib (Celebrex). Selain penggunaan obat-obatan, beberapa faktor yang diketahui bisa meningkatkan risiko keguguran antara lain, kelainan genetik, penyakit bawaan ibu, obesitas, merokok dan konsumsi alkohol. Namun, menurut Dr. Jill Rabin, seorang dokter kandungan, ginekolog dan kepala perawatan rawat jalan dan kesehatan perempuan di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York, saat ini belum bisa dikatakan secara pasti apakah NSAID bisa meningkatkan risiko keguguran karena belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai hal tersebut. Dan beberapa penelitian yang sudah dilakukan pun memiliki hasil yang berbeda-beda. Namun, sangat baik jika melihat hasil dari studi yang dilakukan dengan sampel yang besar. [3]  
Referensi: 1. https://www.sciencedaily.com/releases/2011/09/110906121225.htm 2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19634118 3. http://www.webmd.com/baby/news/20140203/nsaids-wont-raise-miscarriage-risk-study#1
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaDiabetes dan Dampaknya pada Wanita Hamil

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar