sejawat indonesia

Flavonoid, Memperlambat Penurunan Fungsi Paru Karena Penuaan

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan bahwa bahan kimia yang diproduksi oleh tanaman yang dikenal sebagai flavonoid memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang menguntungkan. Anthocyanin, jenis flavonoid yang diselidiki dalam penelitian ini, telah terdeteksi di jaringan paru-paru segera setelah dicerna, dan pada hewan model Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Bahan kimia pada tumbuhan tampaknya dapat membantu mengurangi lendir dan sekresi inflamasi. Namun, menurut Vanessa Garcia-Larsen, PhD, asisten profesor di Divisi Nutrisi Manusia dari Departemen Kesehatan Internasional di Human Nutrition Division of the Department of International Health at the Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health in Baltimore, Maryland mengatakan bahwa bukti epidemiologis pada hubungan antara flavonoid dan fungsi paru-paru masih sangat sedikit. Oleh karena itu mereka ingin menyelidiki apakah asupan makanan dan anthocyanin terkait dengan penurunan fungsi paru pada orang dewasa paruh baya. Para peneliti menganalisis data dari 463 orang dewasa (usia rata-rata: 44 tahun) yang turut berpartisipasi dalam Survei Kesehatan Pernapasan Masyarakat Eropa (European Community Respiratory Health Survey) kedua dan ketiga dari tahun 2002 hingga 2012. Mereka yang termasuk dalam penelitian menyelesaikan kuesioner mengenai diet dan menjalani spirometri saat pendaftaran dan pada saat follow-up. Tes fungsi paru-paru yang umum, spirometri mengukur jumlah udara yang dapat dengan paksa dihembuskan dalam satu detik (FEV1), jumlah total udara seseorang dapat menghembuskan nafas setelah mengambil napas dalam-dalam (FVC) dan rasio keduanya, FEV1/FVC. Para peserta kemudian dikelompokkan ke dalam kuartil berdasarkan jumlah anthocyan yang mereka konsumsi. Penelitian ini menemukan individu yang paling tinggi, dibandingkan dengan yang terendah, kuartil asupan antosianin memiliki:
  1. Laju penurunan tahunan yang lebih lambat pada FEV1 dibandingkan dengan kuartil terendah: -9,8 mililiter per tahun (mL/tahun) vs -18,9 mL/tahun.
  2. Tingkat penurunan FVC tahunan yang lebih lambat dibandingkan dengan kuartil terendah: -9,8 mL/tahun vs -22,2 mL/tahun. Tingkat penurunan tahunan yang lebih lambat di FEV1/FVC: -0.02/tahun.
Para peneliti juga menganalisis hubungan antara konsumsi antosianin dan fungsi paru pada perokok, mereka yang tidak pernah merokok dan mereka yang telah berhenti merokok. Hubungan antara konsumsi tinggi flavonoid dan penurunan fungsi paru menurun tampak lebih kuat di antara tidak pernah menjadi seorang perokok dan mereka yang telah berhenti merokok. Di antara perokok, penelitian tidak menemukan hubungan antara asupan antosianin dan fungsi paru-paru. Penelitian disesuaikan untuk berbagai faktor, termasuk karakteristik diet peserta, jenis kelamin, tinggi badan, indeks massa tubuh dan status sosial ekonomi. Kekuatan lain dari penelitian ini adalah masuknya peserta dari dua negara, Norwegia dan Inggris. Penelitian dibatasi oleh ukurannya yang relatif kecil dan fakta bahwa diet dilaporkan sendiri oleh para partisipan. Studi ini menunjukkan bahwa kita dapat mengambil manfaat dengan mengonsumsi lebih banyak buah yang kaya akan flavonoid seperti berry, utamanya bagi mereka yang sudah berhenti merokok. Survei kesehatan pernapasan masyarakat Eropa pertama dimulai pada tahun 1990 sebagai tanggapan terhadap peningkatan prevalensi asma di seluruh dunia. Ruang lingkup survei telah diperluas untuk memasukkan informasi tentang hubungan antara faktor perilaku dan lingkungan yang mungkin juga mempengaruhi perkembangan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis).
Sumber: Science Daily – American Thoracic Society
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaKegunaan Polimer Nylon dalam Menghentikan Infeksi Jamur

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar