sejawat indonesia

Hipotesis Amiloid Pada Penyakit Alzheimer

Degenerasi dari sel otak yang memproses, menyimpan, dan mengingat informasi adalah kondisi yang menyebabkan penyakit Alzheimer. Dalang dari kondisi ini belum diketahui secara pasti, namun para ilmuwan mempunyai beberapa suspek, salah satunya adalah fragmen protein mikroskopik di otak yang dikenal sebagai beta-amiloid.

Beta-amiloid adalah bagian kecil dari protein yang lebih besar yaitu protein prekursor amiloid atau APP. Akumulasi dari beta-amiloid pada otak mengganggu komunikasi di antara sel-sel otak yang kemudian mengaktifkan sel-sel imun. Sel-sel imun ini akan memancing inflamasi dan pada akhirnya mematikan sel-sel otak. Beberapa ilmuwan percaya bahwa gangguan dalam proses produksi, akumulasi, atau pembuangan dari beta-amiloid adalah penyebab utama dari Alzheimer. Teori ini kemudian disebut sebagai “hipotesis amiloid”.

Para ilmuwan sedang menguji coba beberapa strategi untuk menghalau efek dari beta-amyloid untuk mengurangi gejala Alzheimer atau melindung sel-sel otak. Eli Lilly, sebuah perusahaan farmasi dari Amerika baru saja menyelesaikan uji coba klinis fase III dari solanezumab, sebuah antibodi monoklonal yang sedang diuji sebagai terapi potensial untuk Alzheimer dengan gangguan kognitif ringan. Uji klinis fase III yang dinamakan EXPEDITION3 ini diikuti oleh 2.100 orang pasien yang didiagnosis demensia ringan akibat Alzheimer. Sebagian dari pasien mendapatkan infus solanezumab dan setengah sisanya menerima plasebo. Pasien diamati selama 18 bulan dan melewati beberapa tugas-tugas untuk menguji kognisi.

Hasil dari uji coba klinis EXPEDITION3 tidak menemui harapan untuk endpoint utamanya. Pasien yang diberi terapi solanezumab tidak mengalami perlambatan yang signifikan terhadap penurunan kognisi, dibandingkan dengan pasien yang diberi plasebo. Selain EXPEDITION3, perusahaan farmasi tersebut juga sedang menjalankan uji coba pencegahan Alzheimer dengan solanezumab terhadap orang-orang dengan risiko tinggi untuk mengidap Alzheimer. Setelah hasil yang tidak memuaskan dari uji coba klinis EXPEDITION3, perusahaan farmasi ini mengatakan bahwa mereka akan segera mendiskusikan mengenai kelanjutan uji coba untuk program pencegahan tersebut.

Pendukung hipotesis amiloid dan beberapa ilmuwan yang sedang melakukan studi mengenai penggunaan terapi berdasarkan hipotesis ini mengatakan bahwa penemuan negatif dari solanezumab tidak mengubah pemikiran mereka terhadap hipotesis amiloid, dan tidak membuktikan bahwa hipotesis amiloid adalah salah. Banyak dari pendukung hipotesis ini yang menganggap kegagalan dari EXPEDITION3 terjadi akibat cara kerja khusus dari solanezumab, dan bukan merupakan kekurangan dari hipotesis amiloid itu sendiri.

Sebuah penelitian dari Biogen, perusahaan dari Massachusetts, Amerika Serikat, sedang meneliti mengenai antibodi lain yang disebut adacanumab yang menargetkan plak beta-amiloid pada otak. Imunoterapi ini bekerja melawan beta-amiloid untuk memancing pembersihan dari neurotoksisitasnya. Pada uji coba klinis awal, antibodi ini menunjukkan keberhasilan dalam membersihkan amiloid dan memperlambat penurunan kognisi klinis. Hasil dari uji coba klinis fase III untuk antibodi ini diharapkan akan selesai pada tahun 2020. Sampai hasil dari uji coba ini atau uji coba dari terapi lain yang menargetkan beta-amiloid tersedia, maka harapan pengobatan atau pencegahan dari Alzheimer dengan menggunakan hipotesis amiloid belum dapat sepenuhnya disingkirkan.

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPenyakit Jantung Adalah Sebuah Pilihan

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar