sejawat indonesia

Memahami Rasa Sakit Endometriosis melalui Metafora

Meskipun endometriosis mempengaruhi sekitar 1 dari 10 perempuan usia reproduksi, kebanyakan dari mereka mengunjungi dokter umum lebih dari sepuluh kali sebelum dirujuk ke perawatan spesialis untuk diagnosis. Nyeri yang menyertai Endometriosis menjadikan penundaan tersebut dapat sangat berdampak pada kesehatan fisik, sosial, dan mental penderita.

Salah satu tantangan dari penilaian awal kondisi yang mengancam para perempuan tersebut adalah komunikasi. Perangkat penilaian saat ini untuk mengkomunikasikan nyeri endometriosis tidak memadai. Cara para perempuan mengartikulasikan rasa sakit mereka seringkali luput dideteksi oleh dokter umum sebagai cerminan dari kondisi yang serius. Sehingga, banyak dari para perempuan tidak mendapatkan diagnosis atau perawatan yang mereka butuhkan – atau mungkin menunggu lebih lama dari waktu yang seharusnya.

Satu penelitian dari tahun 2020, menemukan bahwa banyak dari perempuan dengan Endometriosis menemui kesulitan membicarakan penyakit mereka, sebab skala penilaian numerik (0-10) yang umum digunakan tidak cukup memadai untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. 

Para perempuan tersebut juga melaporkan bahwa mereka merasa tidak didengarkan ketika mereka mencoba untuk menjelaskan gejala mereka dalam konsultasi. Mereka sering merasa tergesa-gesa atau putus asa untuk berbicara, dan beberapa merasa terintimidasi. Hal tersebut tidak hanya menimbulkan tantangan untuk mengkomunikasikan rasa sakit secara efektif kepada dokter, tetapi juga membuat mereka merasa diabaikan. 


Baca Juga:


Kesan semacam itu dikaitkan dengan harga diri yang lebih rendah dan depresi pada pasien dengan endometriosis.

Kesulitan mengkomunikasikan, terutama karena keterbatasan alat/perangkat diagnosis, membuat banyak perempuan menggambarkan rasa sakit mereka menggunakan metafora. 

Salah satu contoh penilaian tentang nyeri atau rasa sakit yang umum digunakan adalah Kuesioner McGill. Penilaian yang berisi peringkat dari deskripsi nyeri seperti ‘membakar’, ‘mencubit’, dan ‘berkedut’ dalam menggambarkan intesitas rasa sakit.

Beberapa penilaian dalam Kuesioner McGill

Tetapi banyak orang menggambarkan rasa sakit mereka dengan cara yang tidak diukur dalam kuesioner ini. Misalnya, satu peserta dalam penelitian menggambarkan rasa sakit mereka dengan "seperti menyeret organ sendiri". Deskripsi kreatif dan terperinci seperti itu seringkali menangkap tingkat keparahan dan rasa sakit yang disebabkan oleh penderitaan. Namun, tidak semua ekspresi menyampaikan pesan yang dimaksud secara efektif.

Deskriptor rasa sakit yang umum seperti "menembak" dan "menusuk" mungkin gagal untuk mengartikulasikan makna yang dimaksudkan karena mereka telah kehilangan kekuatan metaforisnya sebab terlalu sering digunakan. Ini dikenal sebagai metafora mati. Jadi, deskripsi kreatif yang lebih rinci, seringkali melibatkan perumpamaan, mungkin lebih efektif dalam membantu pendengar untuk memahami, menilai, dan memberikan dukungan yang lebih baik.

Metafora Nyeri/Rasa SakitContoh PenggambaranTipe dan Deskripsi
Rasa sakit sebagai kerusakan fisik

a) Rasa sakit yang menusuk tajam dan enggan hilang.

b) Seperti seseorang mencengkeram bagian dalammu.

c) Seperti ditusuk jarum dari depan ke bagian belakang.

d) Rasanya seperti ditato di bagian dalammu.

Metafora: Nyeri sebagai kerusakan fisik yang disebabkan oleh penyisipan benda tajam (Semino, 2010)

Perumpamaan (Simile):  Rasa sakit sebagai agen jahat yang melakukan tindakan yang menyebabkan kerusakan fisik

Perumpamaan: Rasa sakit sebagai agen jahat menggunakan benda-benda untuk menyebabkan kerusakan fisik

Rasa sakit sebagai sifat fisik dari benda

e) Kadang terasa seperti ada bola yang mengembang di dalam perut saya...yang sebentar lagi meledak... Rahim terasa berat...

f) Saya juga merasakan sakit, panas yang membakar di dalam perut.

Perumpamaan: Rasa sakit sejenis volume, rasa sakit seumpama tekanan, rasa sakit sejenis sesuatu yang berat.

Metafora: Rasa sakit sebagai temperatur tinggi yang menyebabkan kerusakan fisik.


Rasa sakit sebagai kekuatan transformatif

g) Saya merasa berada di luar pikiran saya sendiri.

Rasa sakit sangat ekstrem sehingga tidak terasa secara fisik lagi, sudah di luar kesadaran manusia.

h) Rasanya seperti dikendalikan oleh rasa sakit, seperti sesuatu yang lain yang menguasai diri saya yang biasa, saya seperti berada di luar tubuh dan kesadaran saya.

Metafora medium: perempuan melihat dirinya berada di luar wilayah kendali otak dan tubuh.

Metafora arah: kesadaran manusia terpusat pada ruang; rasa sakit memindahkan perempuan ke lokasi alternatif (di luar) yang dianggap tidak fisik dan tidak manusiawi.

Perumpamaan: Rasa sakit seolah adalah kekuatan atau agen yang mengambil kendali. 

Metafora rasa sakit dan ilustrasinya

Metafora yang paling umum adalah metafora yang mengandung kekerasan. Misalnya, metafora berulang yang digunakan perempuan dalam menggambarkan rasa sakit mereka adalah "seolah-olah seseorang berulang kali menikam saya dengan pisau yang besar".

Metafora umum lainnya membandingkan rasa sakit dengan panas atau tekanan, misalnya dengan: “seperti ada balon di dalam yang terus mengembang”. Meskipun ekspresi metaforis ini biasanya tidak digunakan oleh dokter umum untuk mendiagnosis endometriosis, ekspresi bahasa tersebut bisa memberikan indikasi yang baik tentang jenis dan intensitas rasa sakit yang dialami.

Penelitian yang sama juga melakukan wawancara dengan para Dokter Umum, menanyakan bagaimana mereka menilai dugaan nyeri endometriosis dan bagaimana pasien mereka membicarakan gejala tersebut. 

Umumnya, Dokter Umum tidak akan mencurigai penggambaran rasa sakit sebagai endometriosis jika metafora dan perumpamaan sudah umum digunakan. Beberapa ekspresi pengandaian atau kata-kata seperti ‘menusuk’ atau ‘membakar’ lebih mungkin membuat dokter mencurigai nyeri saraf atau infeksi daripada endometriosis. Temuan lain juga mengungkapkan bahwa para dokter akan mengasosiasikan "lebih banyak jenis nyeri kram" dengan endometriosis, dibandingkan dengan kata-kata yang digunakan perempuan untuk menggambarkan sensasi mereka.

Sebagian besar dokter mengungkapkan kalau skala penilaian numerik dalam diagnosis mereka adalah alat yang tidak cukup untuk menilai rasa sakit. Sebaliknya, mereka akan menggunakan skala penilaian yang lebih luas dengan pertanyaan tentang bagaimana rasa sakit berdampak pada kehidupan pasien, lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan seberapa besar rasa sakit tersebut.

Namun, sebagian besar dokter juga mengidentifikasi metafora sebagai indikasi kemungkinan endometriosis, bahkan mengenalinya sebagai metafora yang sering mereka dengar dari pasien dengan kondisi tersebut. Beberapa dokter umum juga menemukan penggunaan metafora dan perumpamaan membantu dalam penyelidikan mereka, sekaligus dapat membantu pasien menggambarkan gejala ketika mereka kesulitan menemukan kata-kata yang tepat.

Endometriosis sulit untuk didiagnosis karena gejalanya mirip dengan kondisi lain. Namun, dari berbagai penelitian telah diketahui bahwa dokter yang menggunakan metafora dapat meningkatkan komunikasi dengan pasien nyeri kronis. Dan penelitian lain juga menunjukkan bahwa ketika dokter mengetahui metafora umum yang digunakan oleh penderita nyeri kronis, hal itu dapat membuat mereka cenderung mengabaikan atau salah memahami gejala pasien.

Itulah sebabnya mengapa meningkatkan pengetahuan dokter tentang metafora nyeri yang biasa digunakan oleh perempuan dengan endometriosis dapat meningkatkan kemungkinan bahwa rasa sakit mereka akan dipahami dan dipercaya. Hal tersebut bisa menjadi solusi untuk mempercepat waktu diagnostik.

Cara baru, berbeda, dan mungkin lebih kreatif untuk mengkomunikasikan nyeri endometriosis diperlukan untuk meningkatkan seberapa cepat pasien didiagnosis. Metafora, perumpamaan, dan cara berkomunikasi kreatif lainnya mungkin menjadi salah satu cara untuk melakukan ini.

Rasa sakit, bagaimanapun, adalah sesuatu yang subjektif. Itulah sebabnya mengkomunikasikan nyeri endometriosis adalah suatu tantangan. Metafora dan perumpamaan adalah alat yang berguna bagi penderita nyeri dalam menggambarkan pengalaman internal mereka. Kuncinya sekarang adalah memastikan dokter mengetahui cara mengenali bahasa umum yang digunakan para perempuan untuk mengomunikasikan rasa sakit endometriosis mereka, sehingga diagnosis bisa lebih cepat dan penanganan akan semakin tepat.

Ketahui lebih jauh tentang berbagai kondisi yang mengancam kesehatan perempuan di sini!

Referensi:
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaYang Penting dan Yang Genting dalam Manajemen Fraktur Terbuka di Layanan Primer

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar