sejawat indonesia

Pengembangan Racun Tarantula Sebagai Obat Pereda Nyeri

Venom Immunotherapy atau Imunoterapi dengan menggunakan racun hewan berbisa baru-baru ini menjadi tenar karena keunikannya. Studi yang dirilis pada pertemuan tahunan ke-60 Biophysical Society’s ke-60 di Los Angeles menunjukkan potensi ProTx-II, toksin pepsida yang diekstraksi dari racun Tarantula green velvet (Thrixopelma pruriens), sebagai alternative pengobatan yang efektif dan tidak mengandung bahan adiktif untuk penghilang rasa sakit.

ProTx-II bekerja dengan menghambat reseptor rasa sakit yang terletak dalam membran sel-sel saraf, tetapi letak dan pentingnya peran membran sel-sel saraf dalam aktivitas penghambatan tersebut belum diketahui, dinyatakan oleh Sonia Troeira Henriques, seorang peneliti senior di University of Queensland’s Institute for Molecular Bioscience.

Venom Ini adalah gambar racun peptida (warna biru) yang diekstraksi dari Tranatula Green Velvet, terikat pada membran sel saraf dan menghalangi reseptor rasa sakit NaV 1.7 (warna orange) pada permukaan membran sel. Gambar oleh: Henriques

Henriques dan timnya menggunakan Nuclear Magnetic Resonance (NMR) untuk memeriksa kemampuan ProTX-II dalam menghambat reseptor rasa sakit dengan cara membuat bentuk karakter 3D nya, untuk mempelajari interaksi antara peptida dengan membran, dan menemukan properti molekular yang mengontrol interaksi tersebut dan menghambat reseptor rasa sakit.

Tidak hanya Tarantula yang diteliti kemampuannya menghambat reseptor rasa sakit. Ribuan spesis lain dari laba-laba beracun berpotensi sebagai obat penghilang rasa sakit. “Toxineering” adalah tehnik baru yang digunakan untuk studi imunoterapi venom ini, yang dengannya memungkinkan penyaringan racun-racun yang sedemikian banyaknya untuk menemukan racun-racun yang dapat membantu meringankan rasa sakit dan mungkin saja penyakit-penyakit lainnya.

Yang paling menarik para peneliti dalam studi imunoterapi adalah bermacam-macam aktivitas racun, yang merupakan informasi penting untuk mendesain dan mengoptimalkan terapi untuk meringankan rasa sakit.

Nicholas Tatonetti, seorang peneliti biomedical informatika dari Columbia University, dan Joseph Romano, mahasiswa s2, baru-baru ini mengembangkan database “therapeutic venom” atau racun yang bersifat terapis, yang disebut Venom Knowledge Base (VenomKB). Di dalamnya ada 5,117 Studi yang menjelaskan kemampuan racun untuk mengobati berbagai jenis penyakit, termasuk kanker, diabetes dan obesitas. Mereka pun telah mendata lebih dari 42,000 efek-efeknya terhadap tubuh manusia.

Sumber: Schroeder C, Deuis J, Henriques S, et al. Rational design and synthesis of a novel membrane binding NaV1.8 selective inhibitor with in vivo activity in pain models. Biophysical Society’s 60th Annual Meeting. 2016.

http://www.medicaldaily.com/

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPengaruh Orang Tua terhadap Risiko ADHD pada Anak

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar