Polusi Udara dan Hubungannya dengan Kesehatan
Polusi udara adalah ancaman kesehatan dari lingkungan yang sangat serius. Menurut WHO, lebih 80% orang yang tinggal di area urban yang memonitor polusi udara telah terpapar tingkat kualitas pencemaran udara yang melebihi batas normal dari WHO. Seluruh dunia telah terpapar polusi udara, namun populasi pada kota-kota dengan pendapatan rendah adalah yang paling terpengaruh. Dengan menurunnya kualitas udara perkotaan, resiko stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan kronik dan akut, termasuk asma, meningkat pada orang yang hidup di dalamnya.
Sekitar tiga juta kematian per tahun dikaitkan dengan paparan polusi udara luar. Polusi udara di dalam ruangan juga sama berbahayanya. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 6.5 juta kematian (11.6% dari seluruh kematian global) yang dikaitkan dengan polusi udara luar dan di dalam ruangan. Sumber utama dari polusi udara termasuk mode transportasi yang tidak efisien, bahan bakar rumah tangga dan limbah pembakaran, pembangkit listrik tenaga batu bara, dan kegiatan industri. Kualitas udara juga dapatr dipengaruhi oleh badai debu, terutama di wilayah yang berada dekat dengan gurun. Di Indonesia udaranya mempunyai rata-rata tahunan sebesar 14 µg/m3 dari partikel PM2.5. Angka ini mencapai lebih dari 40% level aman yang ditentukan oleh WHO. Terdapat 61.792 kematian terkait polusi udara di Indonesia pada awal tahun 2012, dengan stroke sebagai penyakit yang paling sering menjadi akibat bagi polusi udara. Menurut WHO, peningkatan besar dan cepat pada jumlah kendaraan bermotor, terutama kendaraan dengan mesin yang tua dan menggunakan bahan bakar yang berkualitas rendah, telah membuat populasi pada negara-negara berpendapatan sedang berada di dalam resiko yang sangat besar dari paparan polusi udara.
Mengenal Polutan
- Karbon Hitam Karbon hitam kebanyak diproduksi oleh mesin diesel, pembakarn sampah, dan panci masak atau pemanas yang membakar batu bara, kerosene atau biomass, yaitu benda organik seperti kayu atau kotoran binatang. Partikel karbon hitam cukup kecil untuk penterasi ke dalam paru-paru, pembuluh darah, jantung dan otak, dan kemudian menyebabkan respon inflamasi dan dampak jangka panjang lainnya bagi kesehatan. Waktu hidup dari karbon hitam hanya maksimal sampai 10 hari, jadi jika emisi dari karbon hitam dan polutan iklim jangka pendek lainnya dikurangi secara dramatis dalam beberapa tahun kedepan, pemanasan global pada tahun 2050 dapat diperlambat sebanyak 0,5oC.
- Ozon Permukaan Tanah Polutan ini terbentuk ketika emisi dari methane, nitrogen oksida dan prekursor polutan lainnya dari industri, jalan raya, sampah dan produksi energi berinteraksi dengan keberadaan cahaya matahari. Sebagai akibatnya, polutan ini menjadi faktor utama pada penyakit respirasi dan terbukti menurunkan hasil panen, memacu tantangan baru di bidang keamanan makanan dan nutrisi yang buruk. Polutan ini terdeplesi dalam beberapa hari, namun jejaknya dapat tinggal satu sampai dua bulan, berperan sebagai agen perubahan iklim. Reduksi dari ozon permukaan tanah dapat membantu mencegah dampak perubahan iklim.
- Metana 40% dari emisi metana yang dibuat oleh manusia berasal dari sektor agrikultur, terutama dari padi dan produksi bahan pangan. Hal ini diikuti dengan emisi dari limbah dan sampah, juga produksi minyak dan gas. Emisi metana berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan ozon permukaan tanah; paparan kronik terhadap ozon adalah sebuah faktor resiko pada asma dan penyakit respirasi kronik lainnya, dan dapat membahayakan perkembangan paru-paru anak. Metana bertahan selama beberapa dekade , namun metode manajemen sampah yang lebih baik termasuk penangkapan dan pembakaran dari metana sebagai sumber energi bersih, dapat secara cepat mulai menipiskan emisi.
Tags :
Komentar (0)
Komentar
Log in untuk komentar