sejawat indonesia

Seberapa Berpengaruh Risiko Lingkungan Dan Gaya Hidup Terhadap Perkembangan Tremor Esensial

Tremor esensial (Essential tremor/ET) merupakan salah satu gangguan gerakan yang ditandai oleh tremor klinis dan gangguan non-motor. Tremor merupakan gerakan involunter ritmik yang menyebabkan goyangan atau getaran pada daerah yang terkena. Pada beberapa kasus, individu yang terkena dapat disertai oleh gejala non-motorik seperti gangguan kognitif, depresi, maupun kecemasan. Penyakit ini bersifat progresif yang memiliki beberapa kemiripan dengan penyakit neurodegeneratif lainnya. Tremor esensial sering terjadi pada individu usia lanjut, walaupun begitu ET dapat juga terjadi pada masa kanak maupun dewasa dengan penyebab pasti yang belum diketahui. ET sering misdiagnosis sebagai penyakit parkinson, sehingga sulit untuk menemukan prevalensi pasti dari penyakit ini pada populasi secara umum. Pada kasus yang jarang, ET juga pernah dilaporkan terjadi pada masa bayi. ET merupakan penyakit kompleks yang dilatarbelakangi oleh faktor genetik dan lingkungan. Namun, beberapa peneliti menganut faktor genetik dan masih memperdebatkan gaya hidup sebagai faktor risiko.  

Riwayat Keluarga

Pada beberapa kasus, ET terjadi secara spontan dengan penyebab yang tidak diketahui tanpa adanya riwayat penyakit di keluarga. Walaupun begitu, lebih banyak kasus yang menemukan adanya keterkaitan dengan riwayat keluarga sebanyak 17-50% kasus ET. ET telah lama diketahui dapat diwariskan  melelui gen abnormal yang bersifat autosomal dominan. Gen abnormal ini dapat diwariskan dari orang tua atau sebagai mutase baru dari individu yang terkena. Risiko untuk mewariskan gen abnormal ini dari orang tua ke anaknya adalah sebesar 50% dari tiap kelahiran tanpa melihat jenis kelamin dari calon anak. Beberapa peneliti menemukan kemungkinan letak abnormalitas gen terdapat pada lengan panjang kromosom 3 (3q13.31), lengan pendek kromosom 2 (2p25-p22), dan lengan pendek kromosom 6 (6p23) yang menyumbang terhadap penyakit ET.  

Pola Diet  

Beberapa penelitian menemukan adanya paparan komponen neurotoksik seperti Alkaloid β-Carboline dan ethanol terhadap insiden ET, sedangkan konsumsi anti-oksidan dapat menjadi faktor protektif terhadap perkembangan ET. β-Carboline merupakan zat yang sangat neurotoksik. Zat yang termasuk golongan ini adalah harmaline, harmane, harmine, harmalol, harmol, dan tetrahydroarmine. Harmaline biasanya digunakan dalam penelitian untuk menginduksi tremor pada hewan percobaan. Harmane merupakan β-Carboline yang paling sering diemukan pada makanan berdaging khususnya yang dimasak dengan suhu tinggi. Kadar harmane dalam darah berbanding lurus dengan keparahan kondisi esensial tremor dari segi tremor dan defisit olfaktori. Dahulu ethanol dianggap sebagai faktor yang dapat meringankan gejala tremor, namun penelitian terbaru menemukan bahwa ethanol bersifat toksin terhadap serebelum yang dapat meningkatkan faktor risiko terhadap ET. Ethanol memiliki efek degeneratif yang menyebabkan destruksi sel purkinje dan atrofi cerebellum. Studi analisa kuantitatif menunjukkan rata-rata konsumsi alkohol yang tinggi dapat meningkatkan risiko hingga 2x lipat untuk terkena ET. Konsumsi kafein masih belum jelas apakah menjadi faktor risiko terhadap timbulnya ET. Aktivasi adenosin endogen merupakan faktor protektif yang dapat menekan tremor. Kafein merupakan adenosin antagonist yang dapat merangsang timbulnya tremor secara klinis. Walaupun begitu kebanyakan penelitian tidak menemukan adanya korelasi konsumsi kafein dan ET seperti yang dilaporkan oleh studi di New York (Louis ED 2014). Studi yang sama di Singapore (Prakash KM 2006) tidak menunjukkan adanya korelasi antara konsumsi kafein dan perjalanan penyakit atau skor tremor pada sampel. Antioksidan terutama didapat dari pola diet, yang termasuk diantaranya adalah vitamin C, vitamin E, B-Carotene, dan coenzyme Q. Konsumsi antioksidan memiliki fungsi protektif terutama pada penyakit neurodegeneratif. Pola diet Mediteranian diketahui memiliki antioksidan yang tinggi dan dapat menurunkan risiko terjadinya ET.  

Merokok dan Pola Tidur

Berdasarkan studi kasus terkontrol oleh Leon B (2008) Merokok memiliki efek protektif terhadap tremor esensial. Studi kuantitatif menunjukkan perokok dapat menurunkan risiko hingga 50% untuk terkena ET dibandingkan individu yang tidak merokok. Namun mekanisme protektif rokok terhadap ET masih belum jelas. Studi in vitro menunjukkan bahwa aktivitas nikotin pada reseptor asetil-kolin nikotinik bersifat protektif terhadap efek neurotoksik terhadap sel. Studi pada hewan dengan pemberian konstituen tembakau menunjukkan adanya efek protektif terhadap kerusakan sistem nigrostriatal. Hal ini yang menjadi dasar efek protektif rokok terhadap penyakit parkinson. Nikotin dapat menstimulasi pengeluaran dopamine dari neuron dopaminergik sistem nigrostriatal melalui stimulasi nikotin terhadap reseptor asetilkolin sehingga memberikan efek neuroproteksi terhadap otak. Gangguan tidur merupakan gejala non-motorik dari ET. Walaupun begitu, hubungan antara pola tidur dan ET masih belum jelas. Salah satu penelitian menemukan adanya peningkatan insiden ET terhadap sampel dengan durasi tidur yang lebih pendek. Hubungan langsung antara gangguan tidur dan ET masih perlu di teliti lebih lanjut. [caption id="attachment_5080" align="alignnone" width="300"]Gambar 1. Faktor Genetik dan Lingkungan yang Dapat Mempengaruhi Tremor Esensial Gambar 1. Faktor Genetik dan Lingkungan yang Dapat Mempengaruhi Tremor Esensial[/caption]  

Paparan Pestisida, dan Logam Berat

Paparan pestisida, khususnya jenis pestisida organoklorin dikaitkan dengan tremor. Sebuah studi kohort  besar di cina melaporkan adanya hubungan paparan pestisida terhadap ET. Studi lain di Portugal juga melaporkan hal yang sama. Dalam kasus tersebut, waktu kontaminasi rata-rata oleh pestisida yang ditemukan sebelum timbulnya ET adalah 16-16.9 tahun. Paparan terhadap logam berat khususnya timah dan mangan telah diteliti. Paparan timah dan mangan dapat menyebabkan terjadinya gangguan neurologis dengan tremor. Studi yang dilakukan di new York (Louis 2004), dan Turkey (Dogu 2007) menemukan pasien ET memiliki kadar timah dan mangan yang lebih tinggi dibandingkan sampel kontrol. Efek toksisitas timah dapat menyebabkan destruksi jaringan cerebellum dan neuron purkinje yang menjadi dasar perkembangan ET.  
Referensi :
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6529929/
  • Louis ED, Michalec M. Semi‐quantitative data on ethanol consumption in 354 ET cases and 370 controls. J Neurol Science. 2014
  • Benito‐Leon J, Louis ED, Bermejo‐Pareja F; Neurological Disorders in Central Spain Study G . Population‐based case‐control study of cigarette smoking and essential tremor.
  • Dogu O, Louis ED, Tamer L, et al. Elevated blood lead concentrations in essential tremor: a case‐control study in Mersin, Turkey. Environ Health Perspect 2007;115:1564–1568.
  • Louis ED, Applegate LM, Factor‐Litvak P, et al. Essential tremor: occupational exposures to manganese and organic solvents. Neurology 2004;
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaGambaran Fenomena Imunologi pada Infeksi Berat

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar