Pengujian Darah Yang Dapat Memprediksi Kelahiran Prematur
Ilmuwan mengembangkan sebuah uji darah yang baru untuk membantu memprediksi kelahiran prematur pada ibu hamil dalam masa kehamilan 18 minggu.
Hanya dengan sebuah uji darah yang sederhana dapat mendeteksi resiko kelahiran prematur untuk sebagian ibu hamil, bahkan tanpa ditemukannya gejala-gejala lain pada 18 minggu kehamilan. Hal ini merupakan kesimpulan yang diperoleh tim ilmuwan dan para ahli dari The University of Western Australia (UWA).
Sebelumnya para ilmuwan telah mengembangkan beberapa tes untuk para ibu hamil yang mengalami kontraksi lebih awal, dan uji darah ini menjadi dasar diberlakukannya tes-tes tersebut. Hasilnya menunjukkan keakurasian sebesar 86 persen dalam menemukan ibu hamil yang memiliki resiko akan kelahiran prematur.
Kebanyakan kelahiran prematur susah untuk diprediksi di tengah-tengah kehamilan, terutama keberhasilan kelahiran yang sukses dilakukan sebelum 37 minggu, seperti yang dikutip dari Professor Craig Pennel, ketua peneliti UWA's School of Women's and Infants' Health.
"Tes terbaru kami akan memberikan akses pelayanan kesehatan yang lebih cepat kepada ibu hamil yang memiliki resiko tinggi sehingga akan mengurangi tingkat kelahiran prematur. Khusus pada area terpencil, uji darah yang sederhana di pertengahan kehamilan dapat menjadi acuan untuk menentukan yang mana yang dapat tetap berada di dalam komunitasnya dan yang mana yang membutuhkan perawatan spesialis lebih awal," tambah Pennel di press release-nya.
Pennel menambahkan bahwa terobosan uji darah ini berhasil karena mengidentifikasi ekspresi gen di dalam darah seseorang yang dapat menjadi acuan akan tingginya kemungkinan kelahiran prematur. Namun, agar tes tersebut dapat tersedia untuk komunitas yang lebih luas, evaluasi yang lebih lanjut terhadap tes tersebut akan dilaksanakan oleh UWA Perinatal Genomics Research Team dan Pennel sendiri.
Sangat penting untuk menemukan dan mengurangi risiko terjadinya kehamilan prematur lebih cepat, sebab perbandingan kemungkinan terjadinya kehamilan prematur adalah 5% - 10% dari semua kehamilan, tetapi dihubungkan dengan 70% kematian bayi yang baru lahir (di luar anomali genetik) dan mencapai 75% penyakit pada bayi yang baru lahir termasuk cerebral palsy, kebutaan, tuli, penyakit pernapasan dan komplikasi dari perawatan intensif neonatal.
Kelahiran prematur dapat menyebabkan kecacatan dan kematian pada bayi secara global, dan dapat menyebabkan penyakit fisik jangka panjang ketika organ tidak berkembang secara baik di dalam perut ibu. Dengan bantuan tes baru ini, akan sangat membantu dalam perencanaan, pencegahan dan perawatan untuk sang ibu.
Penelitian ini telah dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Calgary, Universitas Alberta, Universitas Toronto dan ilmuwan-ilmuwan UWA. Biaya sekitar 5 juta dolar (atau sekitar 49 miliar rupiah) telah dihibahkan untuk penelitian ini oleh Alberta Innovates - Health Solutions.
Penemuan ini telah diterbitkan di dalam jurnal PLOS ONE.
Source : HNGN, www.mountsinai.on.ca
Log in untuk komentar