sejawat indonesia

Telerehabilitasi Solusi Perawatan Post-Stroke di Masa Pandemi

Stroke merupakan salah satu penyebab paling umum kematian dan kecacatan yang didapatkan di seluruh dunia. Pasien stroke umumnya mengalami berbagai gejala yang mempengaruhi fungsi motorik, berbicara, menelan, penglihatan, juga mempengaruhi funsgi sensorik seperti sensasi, serta fungsi kognisi.

Gejala-gejala tersebut menyebabkan kesulitan melakukan aktivitas dan partisipasi terbatas di dalam rumah maupun lingkungan masyarakat. Sedangkan pemulihan dari gejala sampai pada aktivitas fungsional yang maksimal membutuhkan waktu yang lama. Dalam proses tersebut, membutuhkan peran seorang terapis, di antaranya terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi bicara.

Pada saat ini, terjadi pandemic Corona Virus Disease (Covid-19) di mana penyakit ini memberikan dampak kesehatan yang serius pada masyarakat dan telah membuat dunia lengah dengan penyebarannya yang sangat cepat. Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi semua bagian kesehatan, khususnya pada pasien stroke turut memiliki implikasi yang besar dalam perawatannya, baik langsung maupun tidak langsung.

Pasien stroke sendiri terlihat sangat rentan terhadap pengembangan komplikasi dan kematian ketika menderita infeksi Covid-19. Pandemik membuat sejumlah aktivitas terhenti, salah satunya rehabilitasi medis di Rumah Sakit.

Rehabilitasi stroke sangat penting untuk mencapai tingkat fungsi fisik, kognitif emosional, komunikasi dan social yang optimal setelah strok, serta untuk mencegah atau memperlambat penurunan fungsional di masa depan. Maka dari itu, penentuan rehabilitasi pasien post stroke berdasarkan gejala yang dialami, apakah akan dilakukan di rumah sakit atau dilakukan di rumah.

Jika tetap dilakukan di rumah sakit, maka pemberian intervensi pada pasien harus dilakukan dengan memperhatikan standar keselamatan pasien serta meminimalkan risiko terjadinya penularan infeksi pada pasien. Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan rehabilitasi di Rumah Sakit, edukasi tambahan diberikan terkait kondisi-kondisi yang mengharuskan pasien untuk mendatangi pusat layanan kesehatan.

Pandemi Covid-19 yang telah tersebar ke seluruh penjuru Dunia membuktikan bahwa virus ini sangat mudah menular. Pemerintah di seluruh Dunia bahkan telah mengeluarkan peraturan pembatasan kontak fisik antar individu. Di samping itu the World Confideration for Phisical Theraphy (WPCT) merekomendasikan untuk menunda perawatan yang dianggap tidak mendesak dengan keamanan. Hal ini tentu berdampak pada proses pelayanan kesehatan khsusnya rehabilitasi. Maka diperlukan penyesuaian dalam pelayanan rehabilitasi.

Untuk itu Telerehabilitasi adalah jawabannya. Maka dari itu WPCT akhirnya mempertimbangakan untuk membuka aksesbilitas kepada layanan telerehabilitasi yang kemudian beberapa organisasi tingkat nasional (Chatered Sociesty of Physiotherapi, Italian Physiotherapi Assosiation, Australian Physioteraphy Association dan American Physiotherapy Association) Mulai memperkenalkan dan mengembangkan sumber daya untuk menerapakan layanan telerehabilitasi ini. Di Indonesia sendiri banyak fisioterapist yang melakukan telerehabilitasi.   

Intervensi Telerehabilitasi

Intervensi rehabilitasi yang bisa dilakukan di rumah maka dilakukan perawatan alternative seperti konsultasi ataupun intervensi melalui telepon, skype, ataupun video. Telerehabilitasi adalah metode yang efektif dan diterima dengan baik untuk menyediakan rawat jalan dan layanan rehabilitasi masyarakat dan sangat penting selama pandemic COVID-19.

Biasanya, telerehabilitasi terbagi dalam dua moda pengiriman utama. Moda pertama adalah rehabilitasi jarak jauh dan atau berbasis web. Dalam jenis program ini, pasien diberikan jadwal rehabilitasi latihan, pendidikan dan kegiatan modifikasi prilaku yang mereka lakukan tanpa pengawasan pada waktu yang nyaman bagi mereka. Pasien dan atau anggota keluarga mereka kemudian berkomunikasi kepada profesional rehabilitasi melalui teletekhnologi. Teletekhnologi ini dapat mencakup pesan teks, memasukkan data di situs web, atau menindaklanjuti dengan panggilan telepon dari pasien atau professional perawatan kesehatan. Intervensi rehabilitasi tersebut disinkronkan dengan interaksi bersama professional perawatan kesehatan.

Moda kedua dari telerehabilitasi melibatkan interaksi real-time melalui konferensi video atau komunikasi serupa, dan sinkron, dalam hal pasien melakukan tugas di bawah pengawasan  langsung, real-time dan komunikasi dengan professional perawatan kesehatan. Komunikasi waktu nyata ini mungkin antar pasien dengan terapis, atau dalam pengaturan grup.

Tantangan yang dihadapi selama melakukan Telerahabilitasi, yaitu 1) Interaksi langsung antara tenaga kesehatan dan client berkurang, 2) Selama Telerehabilitasi, pemeriksa tidak dapat melakukan pemeriksaan fisik, kecuali dilakukan secara face to face dengan APD lengkap, 3)Instrumen yang membantu rehabilitasi di rumah tidak selengkap yang ada di pusat Rehabilitasi. Hal ini dapat mempengaruhi proses rehabilitasi, 4) Aspek medikolegal, data pasien yang mengikuti telerehabilitasi harus dikelolah dan dijaga dengan baik. Telerehabilitasi ini terdiri atas 3 perangkat yang saling menunjang dalam pemberian terapi rehabilitasi jarak jauh, yaitu health provider, health operator dan home platform (rumah pasien).

Health provider merupakan unit sentral sistem dan layanan sebagai struktur teknis yang memungkinkan layanan rehabilitasi berlangsung. Health provider secara langsung terkoneksi ke rumah sakit atau pusat rehabilitasi Health provider harus:

  1. Menginstal dan menset-up peralatan rehabilitasi pada rumah pasien
  2. Memberikan, mengatur, dan mempertahankan komunikasi antara pasien dan profesional pemberi layanan rehabilitasi
  3. Mengatur perangkat lunak (software) di rumah pasien (termasuk alur data antara rumah pasien dan operator kesehatan)
  4. Memperoleh dan mentransfer data terkait latihan rehabilitasi pasien
Health operator adalah suatu unit yang terdiri dari (pada umumnya terapis) dan dilengkapi dengan modul software yang memungkinkan untuk:

  1. Mengakuisisi, memvisualisasi dan mengelola data mengenai pelaksanaan latihan rehabilitasi untuk mamantau keberhasilan protokol rehabilitasi
  2. Mengaktivasi video conference untuk memandu pasien melakukan latihan dengan tepat. Video conference ini dibutuhkan oleh pasien dan terapis untuk menciptakan suatu link yang efektif dan kooperatif
Home platform dirancang untuk penggunaan umum. Untuk tujuan mengatasi keberagaman kebutuhan pengguna layanan, sehingga perlu dirancang suatu sentral dengan level modularitas dan upgrade yang tinggi yang dapat mengelola komunikasi antara health provider dan unit-unit perifer yang terpasang di rumah-rumah pasien. Pengembangan pusat konsol ini membuat integrasi yang lebih mudah pada perangkat rehabilitasi atau pemantauan.

  1. PC yang mensimulasi semua fungsi unit sentral
  2. Meja untuk latihan aktivitas motorik yang memungkinkan pasien untuk melaksanakan terapi okupasi dan latihan fisik aktif menurut petunjuk dari terapis. Meja mengimplementasikan fitur yang diminta oleh dokter dan fisioterapi agar pasien melakukan latihan rehabilitasi yang sama dengan yang dilakukan di rumah sakit. Sebuah electromyograph perifer yang dilengkapi dengan biofeedback untuk mengukur kontraksit atau relaksasi otot selama latihan.
  3. Modul video conference yang memungkinkan pasien untuk langsung terhubung dengan operator kesehatan dan dipandu melakukan latihan terapeutik.
  4. Pusat konsol memperoleh data dari instrumen rehabilitatif dan mengirimkan data ke operator kesehatan. Sebuah modul perangkat lunak yang user-friendly (ramah pengguna) memungkinkan pasien dan pemberi perawatan untuk berinteraksi dengan mudah dengan perangkat yang digunakan
Kepuasan penggunaan teknologi pernah diteliti Lamberto Piron (2008) pada kelompok yang terdiri dari lima pasien, dua laki-laki dan tiga perempuan, rata-rata usia 53-54 tahun. Pasien-pasien ini menderita kerusakan motorik lengan dari ringan hingga sedang akibat stroke iskemik pada arteri belahan otak kiri (2 orang) dan belahan otak kanan (3 orang) yang terjadi 1 tahun sebelum penelitian dilakukan.

Sistem telerehabilitasi terdiri dari dua workstation PC, satu terletak di rumah pasien dan yang kedua di rumah sakit rehabilitasi. Paduan untuk sistem tele-rehabilitasi dan sebuah video conference berkualitas tinggi memungkinkan pemantauan jarak jauh terhadap sesi rehabilitasi.

Peralatan video conference ini memungkinkan untuk mengamati sepenuhnya gerakan pasien selama pelaksanaan tugas rehabilitasi. Virtual tugas terutama terdiri dari gerakan sederhana, misalnya menuangkan air dari gelas, menggunakan palu, membalik donat, dan beberapa kompleksitas tugas lainnya yang ditentukan oleh terapis, tergantung pada pasien motor defisit dan tingkat pemulihan motor.

Setelah itu, pasien memindahkan objek nyata (amplop, teko, palu) mengikuti lintasan objek virtual yang sesuai ditampilkan pada layar komputer sesuai dengan tugas virtual diminta. Selama pasien melakukan prosedur, pasien bisa melihat tidak hanya gerakannya tetapi juga dapat melihat gerakan yang dicontohkan oleh terapis. Selain itu, terapis memberikan evalusi berupa informasi tentang kebenaran tugas yang dilakukan melalui sistem video conference.    


Referensi:
  1. Amatya B, Khan F. Medical Rehabilitation in Pandemics : Towards A New Perspective. Journal of Rehabilitation Medicine. 2020. P : 3. DOI : 10.2340/16501977-2676.
  2. Camp GT. The ‘wicked problem’ of Telerehabilitation : Considerations for Planning the Way Forward. AIMS Medical Science. 2018. Vol.5(4). P:359
  3. Fuadi D.F. Telerehabilitation - Tren Layanan Fisioterapi di Masa Pandemi COVID-19. 2020 : https://delafariha.com/telerehabilitation-tren-layanan-fisioterapi-di-masa-pandemi-covid-19/ [Akses 10/7/20]
  4. Turolla, A., Rossettini, G., Viceconti, A., Palese, A., & Geri, T. (2020). Musculoskeletal Physical Therapy During the COVID-19 Pandemic: Is Telerehabilitation the Answer? Physical
  5. Adam M. TELE-REHABILITASI : Lebih “Menjangkau” dan “Terjangkau” untuk Memperbaiki Kualitas Hidup Pasca Stroke dengan Rehabilitasi Berbasis Rumah. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2015

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaStrategi Pemilihan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar