sejawat indonesia

Tukang Urut 1 – 0 Dokter

Menyelesaikan sekolah medis selama 7 tahun dan menghabiskan uang ratusan juta tidak serta-merta membuat orang-orang di sekitarmu percaya begitu saja kepadamu. Kau boleh tahu dengan amat detail cara kerja jantung, atau seorang yang batuk-batuk sesak bisa dengan segera diatasi, tetapi sanggupkah kau menyakinkan seorang yang mengalami patah tulang agar antusias naik ke meja operasi?

Taruhlah kau bekerja di rumah sakit yang memiliki tenaga ahli bedah yang sudah puluhan tahun bekerja. Tidak ketinggalan dokter-dokter lainnya serta fasilitas medis canggih. Mungkin di kota besar, semua itu sudah cukup untuk membuat orang yang mengalami patah tulang untuk naik ke meja operasi. Tetapi, di pedesaan? Kau akan melongo melihat orang yang patah tulang menolakmu dan memilih seorang tukang urut kampung.

Kejadian itu terjadi pada malam hari. Seorang remaja pria dibawa ke UGD setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Tulang paha kirinya patah. Dengan segera dilakukan pertolongan kegawatdaruratan untuk distabilkan. Juga foto X-Ray pada bagian tulang paha kiri.

Esok harinya, orang tua anak itu memutuskan untuk membawanya pulang ke rumah. Tidak perlu operasi. Dia ingin membawa anaknya ke tukang urut kampung. Kabar dari mulut ke telinga mengatakan tangan sakti tukang urut itu ampuh menyambung tulang patah menjadi seperti sedia kala.

Lain lagi dengan seorang ibu berusia sekitar 40-an. Dia didorong oleh suster perawat menggunakan kursi roda. Di daerah ankle sebelah kiri bengkak. Beberapa minggu sebelumnya, dia jatuh dari motor saat sedang parkir.

Suster perawat mengeluarkan amplop foto X-Ray. Benar saja, di daerah tulang kering tepat di daerah ankle kiri mengalami patah. Air muka orang sakit itu berubah saat disarankan untuk menuju ke kamar operasi. Keyakinannya teguh tetap menaruh harapan kesembuhan patah tulang pada seorang tukang urut kampung. Dia takut menuju ke kamar operasi sebab cerita-cerita seram yang tertanam di kepalanya sejak lama tentang kamar operasi.

Dari dua kejadian ini saya menempatkan tukang urut kampung sebagai sebuah keajaiban pedesaan. Bayangkan, dari sekian banyak manusia di pedesaan, mengapa cuma satu orang saja yang dipercaya dan diyakini masyarakat desa untuk mengobati patah tulang.

Tidak hanya mengurut tulang patah. Bayi lambat tumbuh kembang atau kurang nafsu makan diurut. Anak gadis yang sakit perut diurut. Nyeri ada benjolan di payudara diurut. Tidak enak badan, tenang, urut sedikit langsung segar lagi.

Solusi kesehatan masyarakat di pedesaan diletakkan persis di tangan tukang urut. Keyakinan itu beredar dari satu orang ke orang lain, dari satu keluarga ke keluarga lain, dari satu kampung ke kampung lain. Apa pun yang terjadi, mereka tetap yakin dengan hasil kerja tukang urut kampung. Yang penting tulang tersambung. Pendek sebelah, jalan pincang setelah diurut, bukan masalah.

Bahkan, seorang anak berusia 8 tahun mengalami patah tulang paha kanan berakhir di brankar perawatan. Kaki yang sudah tersentuh tangan magis tukang urut kampung pelan-pelan membesar dan membesar dan membesar. Besar sekali sampai sulit menemukan ukuran bola apa yang cocok agar kalian bisa membayangkan kaki anak itu. Bengkak itu berubah jadi tumor dan lalu pelan-pelan memakan badan anak itu hingga tipis.

Mari kita adil untuk meletakkan dan membaca ini sebagai sebuah masalah kesehatan. Tukang urut kampung masih bisa hidup hari ini berdampingan dengan kecanggihan teknologi medis. Artinya: ada kepercayaan konsumen yang bisa dimenangkan oleh tiap-tiap penyedia layanan kesehatan.

Tidak tersedianya ruang komunikasi yang nyaman antara pasien dan dokter adalah salah satu masalah berulang kesehatan. Saat memasuki ruang pemeriksa, orang sakit adalah pesakitan yang tidak memiliki ruang untuk mengetahui apa yang akan terjadi padanya. Apa konsekuensi tindakan apabila memilih atau tidak memilih tindakan medis dari dokter.

Kau bisa bayangkan saat berhadapan dengan 70 pasien. Sementara jam kerjamu dimulai pukul 9 pagi dan berakhir pukul 2 siang. Di kepala ini seperti ada stopwatch dan harus segera sprint secepat mungkin agar bisa sampai di garis finish. Tidak heran, hanya ada tiga gerakan yang akan kau dapati. Ditanya kabar perkembangan penyakit, diarahkan stetoskop ke dada, dan terakhir diberikan kertas resep.

Padahal, orang-orang yang sakit sangat ingin berbincang dengan dokter. Mereka ingin tahu apa yang akan mereka hadapi saat mengikuti saran dokter. Kekhawatiran untuk mengikuti saran dokter sering menjangkiti orang-orang sakit di desa. Mereka khawatir tidak akan bisa bekerja keras lagi.

Belum lagi, kesibukan penjaga orang sakit. Kalian tidak tahu bahwa menjaga orang sakit membuat mereka tidak bisa menjalankan pekerjaan mereka. Utang-utang harus segera dilunasi. Biaya kuliah anak mereka di kota secepatnya harus dikirim. Jika mereka punya anak kecil di rumah, siapa yang mau menjaga mereka di rumah saat mereka harus menjaga orang sakit di rumah sakit.

Bukan tidak ingin memilih apa yang disarankan dokter, tetapi mereka lebih memilih untuk menempatkan diri pada ketidakpastian. Mau dokter ataupun tukang urut kampung sama-sama menempatkan orang sakit pada risiko. Biasanya mereka memilih untuk percaya pada tukang urut kampung. Keberadaan tukang urut kampung hidup bersama dengan saat mereka tumbuh besar di pedesaan. Di tangan tukang urut kampung, orang-orang sakit di pedesaan tidak mendengar kematian dan infeksi.

Orang-orang sakit di pedesaan pun sering kali tidak mendapatkan subsidi pengetahuan. Mereka hanya mendengar hal-hal yang berulang. Hipertensi, diabetes mellitus, dan cara hidup sehat. Sementara mereka menunggu untuk diberikan hal-hal baru, tetapi mereka hanya menunggu dan menunggu dan menunggu…

Satu lagi. Orang-orang sakit di desa lebih memilih percaya kepada tukang urut kampung sebab ongkos transportasi lebih murah dibanding harus ke rumah sakit. Mereka kerap cukup dengan berjalan kaki. Tidak hanya itu, mereka juga cukup membawa gula atau beras. Untuk merasakan keajaiban tangan magis tukang urut kampung, mereka tidak perlu repot mengurus kartu BPJS. Mereka tidak perlu bingung di hadapan setumpuk berkas yang diminta rumah sakit.

Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaMelihat Lagi Whole Genome Sequencing (WGS): Penerapan, Tantangan, dan Penggunaannya di Masa Depan

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar