sejawat indonesia

Barbie Drug, Sebuah Bahaya yang Makin Digemari

Kulit putih berkilau, selama berabad-abad, menjadi standar kecantikan bagi perempuan Asia. Standar yang terus direproduksi melalui bahasa, film, musik, hingga produk skin care. Mudah kita temui produk skin care dengan label ‘Stay White’ atau ‘White Perfect’. 

Pasar global untuk produk-produk tersebut diproyeksikan mencapai US$31,2 miliar pada tahun 2024, menurut laporan yang dirilis oleh Global Industry Analysts.

Di sisi lain, ada pula tren membuat kulit berwarna cokelat berkilau. Di Eropa dan Amerika, bahkan tumbuh menjadi obsesi dan menjadi standar kecantikan. Di Asia, kulit kecokelatan juga menjadi tren sebagai antitesis atau perlawanan terhadap standar kecantikan kulit putih berkilau. 

Tren tersebut tentu tidak lepas dari incaran berbagai produk kecantikan, dan di sinilah persoalannya. Banyak produk mengiming-imingi kulit kecokelatan dengan instan. Tan without Sun jadi kampanyenya dengan produk-produk yang mengandung Melanotan atau yang kini populer disebut Barbie Drug. Dijual bebas di internet dengan bahaya yang mengancam. 

Apa itu Barbie Drug?

Barbie Drug mengacu pada produk yang mengandung Melanotan-I dan Melanotan-II, keduanya merupakan obat resep yang biasanya dipromosikan sebagai produk untuk menggelapkan kulit dalam bentuk pil, krim, suntikan, dan semprotan hidung atau misting.

Melanotan awalnya berkembang pada tahun 1980-an oleh tim peneliti dari University of Arizona untuk pengobatan kondisi kulit seperti erythropoietic protoporphyria dan vitiligo, keduanya merupakan kelainan yang memengaruhi sensitivitas kulit (khususnya terhadap sinar matahari) dan penampilan.

Melanotan I adalah nama lain untuk afamelanotide, obat resep yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk pengobatan kelainan genetik langka yang disebut erythropoietic protoporphyria (EPP). Orang dengan EPP sangat sensitif terhadap cahaya, dan sering mengalami nyeri hebat, pembengkakan, dan kemerahan pada kulit setelah terpapar sinar matahari dan sumber cahaya lainnya. 

Melanotan I (afamelanotide) bekerja dengan meningkatkan produksi melanin di kulit tanpa adanya paparan sinar matahari yang menyebabkan peningkatan warna gelap kulit dan penurunan sensitivitas cahaya pada orang dengan EPP.

Berbeda dengan melanotan I, melanotan II tidak disetujui oleh FDA, dan belum dipelajari secara ekstensif sebagai pengobatan kondisi apapun pada manusia. 

Melanotan II tidak tersedia di apotek dan tidak tersedia secara legal untuk dijual. Sebaliknya, itu dijual ilegal secara online dan di situs media sosial sebagai obat peningkatan seksual dan menggelapkan kulit tanpa sinar matahari dengan efek lainnya adalah melangsingkan tubuh, efek tersebutlah yang akhirnya membuat obat ini disebut Barbie Drug. 

Selain digunakan oleh perempuan. Melanotan II juga digunakan para pria, sebab diklaim dapat digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi.

contoh tangkapan layar penjualan Melanotan secara online

Cara Melanotan Bekerja

Melanotan pada dasarnya adalah versi sintetis dari hormon melanokortin, hormon perangsang melanosit. Hormon ini, yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak kita, membantu mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan merupakan elemen penting dalam menjaga tingkat energi. 

Melanokortin membantu merangsang dan mempercepat produksi pigmen penggelap kulit, melanin. Pigmen ini menyerap radiasi ultraviolet dari matahari dan karenanya menggelapkan kulit. Ketika Melanotan diberikan melalui suntikan selama periode waktu tertentu (biasanya selama beberapa minggu seperti yang disarankan oleh distributor Melanotan), produk tersebut akan menggelapkan kulit secara semi permanen seolah-olah kita berjemur di bawah sinar matahari.

Mengapa obat ini berbahaya?

Melanotan-I memiliki beberapa efek samping dan hanya disetujui untuk digunakan dalam mendukung pengelolaan protoporphyria erythropoietic di bawah pengawasan medis yang ketat. Dengan demikian, berbahaya menggunakan Melanotan-I untuk apa pun di luar penyakit ini dan adalah ilegal untuk mengiklankan obat ini kepada masyarakat umum atau memberikannya kepada orang-orang tanpa resep dokter.

Melanotan-II bahkan lebih berbahaya karena merupakan produk tanpa izin dan tidak disetujui yang pengembangannya dihentikan karena masalah keamanan.

Ada beberapa efek samping penggunaan Melanotan-I dan Melanotan-II, beberapa jangka pendek dan beberapa jangka panjang:

Jangka pendek: Kulit gelap, peningkatan tahi lalat dan bintik-bintik, mual, muntah, kehilangan selera makan, kemerahan pada wajah, ereksi spontan.

Jangka Panjang (ini adalah kasus yang lebih jarang tetapi telah dilaporkan terjadi setelah menggunakan Melanotan-II): Melanoma, perubahan warna tahi lalat, tahi lalat baru dan nevi melanocytic atipikal, Melanonychia - Perubahan warna coklat ke hitam pada satu atau lebih kuku, Rhabdomyolysis - Penghancuran sel otot yang berpotensi fatal, Sindrom ensefalopati.

Efek-efek berbahaya tersebut semakin bertambah setelah Barbie Drug ini banyak dikampanyekan secara bebas oleh para influencer di media sosial. Sehingga, menambah tantangan untuk kita semua, khususnya para dermatologis, untuk mengedukasi pasien terkait risiko Barbie Drug ini.


Referensi:

  • Beware the Barbie drug: the dangers of using Melanotan, The Therapeutic Goods Administration (TGA), Oktober 2022.
  • Johnson-Arbor, K. (n.d.). Is the "Barbie Drug" safe?. https://www.poison.org/articles/is-the-barbie-drug-safe
  • Eijmael MJPM, Janmaat CJ, Briët-Schipper EMN. De risico’s van bruin worden met de barbiedrug [The risks of tanning with the Barbie drug]. Ned Tijdschr Geneeskd. 2022 May 19;166:D6578. Dutch. PMID: 35736369.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaPenyakit Hati Kini Punya Nama Baru

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar