sejawat indonesia

Imunoterapi Meningkatkan Harapan Hidup Pasien Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker secara global, menyebabkan 1,7 juta kematian per tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah penderita akan meningkat hingga 78 persen pada tahun 2025 kelak. Pada data yang dirilis oleh Departemen Kesehatan Indonesia pada tahun 2015, kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada penduduk laki-laki yakni 34,2% dan penduduk perempuan 13,6% serta angka kematiannya mencapai 30% untuk laki-laki dan 11,1% untuk perempuan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pasien kanker paru-paru dapat bertahan hidup lebih lama atau meningkatkan harapan hidup mereka jika diberikan obat baru yang mampu mengaktifkan sistem kekebalan tubuh bersamaan dengan ketika mereka melakukan kemoterapi. Dalam penemuan ini, para medis menyatakan bahwa dokter harus mengubah cara mereka dalam mengobati pasien kanker paru-paru, yakni dengan memberikan imunoterapi pada pasien sedini mungkin. Dr Leena Gandhi, Direktur Program Onkologi Medis Toraks dari Perlmutter Cancer Center at New York University Langone Health yang juga selaku pemimpin dalam studi ini menyatakan bahwa kemoterapi saja tidak lagi menjadi standar perawatan. Imunoterapi telah membuat peningkatan yang stabil terhadap sejumlah kanker. Sejauh ini, telah disetujui empat jenis obat yang disebut sebagai checkpoint inhibitor, yang melepaskan sistem kekebalan pasien sendiri untuk membunuh sel yang ganas. Harganya lebih dari $100.000 atau sekitar Rp 1,4 Milyar pertahun, memiliki efek samping yang serius dan hanya dapat berfungsi pada sebagian pasien saja. Namun ketika obat mulai bekerja, reaksi dapat bertahan lama, sehingga para peneliti mencari cara untuk menggabungkan perawatan untuk meningkatkan efeknya serta menentukan formulasi yang terbaik untuk setiap pasien. Dr Roy Herbst, Chief of Medical Oncology di Yale Cancer Center menyatakan bahwa selama lebih dari 25 tahun mengobati pasien dengan kanker paru-paru, saat ini ia melihat perubahan paradigma besar dengan imunoterapi. Perlu untuk diketahui bahwa Dr Roy Herbst tidak terlibat dalam studi pembrolizumab. Tumor para pasien yang terlibat dalam penelitian ini tidak memiliki mutasi tertentu yang akan membuat mereka memenuhi syarat untuk perawatan lain yang disebut "bertarget". Dipilih secara acak untuk menerima kemoterapi plus imunoterapi, atau kemoterapi plus plasebo dengan 2/3 menerima kombinasi yang termasuk imunoterapi. Setelah rata-rata tindak lanjut 10,5 bulan, pasien yang berada di kelompok imunoterapi setengah kemungkinan meninggal. Kelangsungan hidup secara keseluruhan rata-rata adalah 11,3 bulan pada mereka yang tidak menerima imunoterapi, sedangkan kelangsungan hidup pada kelompok imunoterapi lebih lama dan median belum tercapai. Tetapi, pada pasien dalam kelompok imunoterapi memiliki lebih banyak masalah pada ginjal, lebih banyak efek samping terkait kekebalan dan lebih mungkin untuk menghentikan pengobatan karena adanya efek samping. Perkiraan kelangsungan hidup pada 12 bulan adalah 69,2% pada kelompok yang menerima imunoterapi dan 49,4% pada yang tidak. Pasien yang terlibat dalam penelitian ini memiliki kanker dengan stadium lanjut non-sel kecil non-skuamosa (616 pasien dengan kanker paru stadium lanjut, usia 34 hingga 84 tahun, dari pusat medis di 16 negara). Obat pengaktif kekebalan adalah inhibitor pos pemeriksaan yang disebut pembrolizumab, atau Keytruda, dibuat oleh Merck yang menjadi sponsor dalam penelitian ini. Obat yang digunakan dalam kemoterapi adalah pemetrexed, plus carboplatin atau cisplatin. Dr Gandhi mengatakan bahwa kemoterapi saja tidak cukup karena hanya memiliki "manfaat yang sederhana" dan harapan hidup yang masih rendah, sebagian pasien bertahan sekitar 1 tahun atau kurang. Perlakuan kombinasi adalah upaya untuk mendapatkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sudah disetujui sebagai lini pengobatan pertama untuk penyakit kanker paru-paru. Pada hari Senin tanggal 23 April Dr Gandhi dijadwalkan untuk mempresentasikan hasil penelitian ini di Chicago pada pertemuan American Association for Cancer Research dan juga akan diterbitkan di The New England Journal of Medicine. Penelitian lain yang dipresentasikan pada pertemuan tersebut juga menyoroti kemajuan dalam imunoterapi terhadap kanker paru-paru yang pada awal penelitian cenderung kurang membawa perubahan yang segera dalam praktek medis. Imunoterapi memiliki kemampuan untuk meningkatkan presentase angka harapan hidup. Pasien yang melakukan imunoterapi dalam penelitian ini bisa bertahan hidup lebih dari 8 tahun. Penelitian lain pada kanker paru-paru telah melibatkan penghambat pos pemeriksaan lain, nivolumab, atau Opdivo (dibuat oleh Bristol-Myers Squibb), yang bekerja dengan cara yang mirip dengan pembrolizumab. Teori mengenai mengapa kemoterapi dan imunoterapi bisa bekerjasama dengan baik adalah sel-sel tumor diibaratkan sebagai kantong protein tersembunyi yang jika terkena sistem kekebalan dapat digunakan sebagai target untuk menemukan dan menyerang kanker. Dengan membunuh beberapa sel tumor, kemoterapi bisa membuka kantong, melepaskan isi dan membantu sel kekebalan–dikeluarkan oleh obat-obatan yang ada di checkpoint inhibitor (pos pemeriksaan)–untuk mengidentifikasi sasaran dan juga kemoterapi dapat membunuh beberapa sel kekebalan yang mengganggu tindakan pembunuhan kanker bagian lain dari sistem kekebalan tubuh. Ini merupakan salah satu perubahan besar dalam cara berpikir dalam mengobati kanker paru-paru. Pasien dari berbagai tingkatan diuji untuk biomarker yang digunakan untuk memprediksi apakah pembrolizumab dapat membantu mereka. Meskipun telah membuat kemajuan, tetapi hanya masih menguntungkan sekitar 30% - 40% pasien saja. Perlu adanya hal-hal dan pendekatan baru yang dilakukan agar bisa memberikan manfaat lebih untuk pasien yang lebih banyak lagi.
Sumber:
- New York Times
- Pusat Data Departemen Kesehatan Indonesia
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaDoxazosin Mesylate dan Prazosin Hidroklorida pada Alpha Blocker dapat Meningkatkan Risiko Kematian

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar