sejawat indonesia

Pentingnya Inisiasi Menyusui Dini pada Jam Pertama Kelahiran Bayi

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah langkah yang baik untuk awal memulai proses menyusui. IMD akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui.

IMD sangat berperan dalam tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya pada tujuan ketiga, yakni kesehatan dan kesejahteraan yang baik, dengan target menurunkan angka kematian neonatus sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup.

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan IMD sebagai tindakan "penyelamatan kehidupan." Berdasarkan penelitian WHO tahun 2013, risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan di enam negara berkembang meningkat 40%, jika bayi tersebut tidak disusui.

Untuk bayi berusia di bawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48%. Sekitar 40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi. IMD dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari, sekaligus mengurangi kematian balita 8,8%.

Namun, hanya 8% ibu di Indonesia yang memberi ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan. Hanya 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padahal sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia di bawah 28 hari) dapat dicegah melalui pemberian ASI.

Menyusui satu jam pertama kehidupan, yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi, dinyatakan sebagai indikator global. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.

Pentingnya Kontak Fisik dalam IMD

Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan bayi di atas perut ibu dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali pada kedua tangannya.

Bau cairan amnion pada tangan akan membantu bayi untuk mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi juga tidak perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan napas pada bayi.

Setelah itu, tali pusat dipotong dan diikat dan tengkurapkan bayi di atas perut. Setelah 12-45 menit, bayi akan mulai bergerak dan menendang. Stimulasi ini akan membantu uterus berkontraksi.


Baca Juga :


Bayi dapat melihat areola mamma ibu walaupun kemampuan melihatnya masih terbatas. Setelah itu bayi kemudian akan bergerak menuju puting dan membentur-benturkan kepalanya. Ini bermanfaat sebagai stimulasi menyerupai pijatan pada payudara ibu.

Bayi akan mencapai puting dengan mengandalkan indra penciumannya, dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Kemudian bayi akan mengulum puting dan mulai menyusu. Proses ini dapat tercapai dalam 27-71 menit.

Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi gerakan menghisap, menelan,dan bernapas. Setelah usai tindakan IMD, dilakukan asuhan keperawatan seperti menimbang dan antropometri lainnya, penyuntikan vitamin K1, dan pengolesan salep mata pada bayi.

Bayi harus tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai keinginan bayi. Ketika melakukan IMD, akan terjadi kontak kulit ibu dan kulit bayi yang memiliki beberapa manfaat. Dada ibu dapat menghangatkan bayi karena kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi, membantu detak jantung bayi menjadi lebih stabil.

Hal ini membuat ibu dan bayi akan merasa lebih tenang, sehingga akan lebih jarang rewel dan menurunkan pemakaian energi. Kontak antar-kulit pada bayi baru lahir sama efektifnya dengan pemanas bayi, yang dapat mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir aterm.

Penelitian Fransson tahun 2013 melaporkan bahwa terdapat peningkatan suhu kulit kaki tertinggi pada jam pertama bayi baru lahir selama bayi diletakkan dekat dengan ibu. Pada saat ini suhu kulit perut juga lebih tinggi dibandingkan rerata suhu kulit perut, dan perbedaan suhu kulit perut dan kaki pada saat ini hanya sedikit.

Suhu kulit kaki terendah didapati pada saat bayi berada dalam pakaian, selama periode ini suhu kulit perut lebih rendah dibandingkan rerata suhu kulit perut dan perbedaan suhu bayi juga besar. Hal ini sama ditemukan baik pada hari pertama dan kedua.

Sebuah penelitian oleh Hutagaol (2014) menemukan terdapat pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap suhu aksila pada bayi setelah satu jam kelahiran. Kehilangan panas kering lebih rendah pada kelompok IMD dibandingkan dengan kelompok non IMD.

Hal yang Mengganggu Proses IMD

Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Seperti obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan dapat sampai ke janin mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu.

Sebelum melakukan tindakan IMD ini sangat dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan penuh kesabaran untuk memberikan kesempatan bayi untuk merangkak mencari payudara ibu.

Kegagalan IMD disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya IMD, sikap ibu yang menolak pelaksanaan IMD, kurangnya dukungan keluarga dan tenaga kesehatan. Ada pula kurang tersedianya sarana kesehatan yang memadai, dan menyebabkan ibu kurang percaya diri untuk melakukan IMD dan bayi akan kehilangan sumber makanan yang vital.

Selain itu, terdapat beberapa intervensi yang dapat mengganggu pelaksanaan IMD seperti penggunaan anestesi umum pada persalinan caesar. Beberapa kepercayaan negatif di kalangan masyarakat dapat mengganggu proses IMD, seperti masih kuatnya kepercayaan keluarga bahwa ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah melahirkan dan menyusui sulit dilakukan.

Kepercayaan masyarakat yang lain ada yang menyatakan bahwa kolostrum yang keluar pada hari pertama tidak baik untuk bayi. Selain itu ada kepercayaan masyarakat yang tidak mengizinkan ibu untuk menyusui dini sebelum payudaranya dibersihkan.

Ada juga pendapat bahwa suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonorrhea harus segera diberikan setelah lahir. Padahal sebenarnya tindakan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri.

Anggapan-anggapan ini perlu diluruskan dengan adanya sosilisasi di seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya IMD ini. Sosialisasi bisa dilakukan oleh pihak Puskesmas, Posyandu, ataupun Bidan setempat.

IMD bagi ibu untuk memberikan rasa tenang, memicu produksi hormon oksitosin, menekan risiko perdarahan, dan sebagai jalinan kasih sayang dengan sang anak. Sedangkan bagi bayi manfaatnya untuk menekan angka kematian bayi, sebagai sistem kekebalan tubuh pertama kali, dan sebagai penghangat di awal kelahiran.

Secara ringkas, angka persentase IMD di Indonesia masih tergolong rendah. Alhasil, angka cenderung meningkat, dan juga angka kematian bayi masih tinggi akibat infeksi yang mengarah kepada rendahnya angka IMD itu sendiri.


Penulis : dr. Dody Abdullah Attamimi

Referensi :

  • Adam A, Alim A, Sari NP. Pemberian Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Manarang. 2016
  • Sawitry, Puput Kurnia Sari, Putri Kusumawardhani. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Untuk Meningkatkan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir. SJKB, Vol. 6, No. 2, Desember 2019
  • Hutagaol HS, Darwin E, Yantri E. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Suhu dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Andalas 2012.
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaDoctorpreneur, Menjadi Klinisi Sekaligus Pengusaha

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar