Bronkokonstriksi, Asma Yang Diinduksi Akibat Olahraga
Olahraga seharusnya memberi dampak untuk kesehatan. Karena saat berolahraga, tubuh lebih banyak memerlukan oksigen yang akan melancarkan peredaran darah dan menghasilkan karbon dioksida sehingga toxic keluar dari tubuh melalui keringat. Setelah berolahraga, wajar jika napas tersengal-sengal dan merasa lelah. Namun, jika terdapat gangguan aliran udara dan kesulitan untuk bernapas, kemungkinan terjadi asma akibat olahraga.
Asma ini terjadi karena penyempitan saluran udara di paru-paru yang dipicu karena olahraga berat. Menurut Allergy and Asthma Foundation of America (AAFA), istilah yang tepat untuk asma yang diinduksi olahraga adalah exercise-induced bronchoconstriction (EIB) atau bronkokonstriksi.
Penderita EIB akan mengalami sesak napas, peningkatan laju pernapasan, serta mengi yang konsisten dengan serangan asma. Umumnya pasien mengalami stamina yang menurun atau kesulitan dalam pemulihan dari pengerahan tenaga dibandingkan dengan orang pada kondisi normal.
Bronkokonstriksi adalah kontraksi abnormal otot polos jalan nafas yang diduga disebabkan oleh kelainan intrinsik pada miosit saluran napas. Disfungsi sistem saraf dengan kelebihan faktor patogenik kolinergik dan/atau tachykinin. Penyebab spesifik bronkokonstriksi belum diketahui, tetapi beberapa pemicu timbulnya bisa diakibatkan oleh alergen, polutan lingkungan, merokok, udara dingin, udara kering, bahan kimia, hingga infeksi saluran pernapasan.
Pemicu umum lain dari bronkokonstriksi adalah olahraga berat. Ketika kondisi ini terjadi pada seseorang dengan asma, itu disebut asma yang disebabkan oleh olahraga berat. Kondisi ini berkurang ketika latihan dihentikan. Jika pasien penderita asma masih tetap ingin melakukan kegiatan fisik atau olahraga, prinsipnya jangan terlalu memaksakan diri sampai melebihi batas kemampuan tubuh.
Jika napas semakin sesak saat berolahraga, segera hentikan kemudian duduk, tenangkan pikiran, dan atur napas kembali normal. Akan lebih baik jika berolahraga didampingi oleh teman atau instruktur. Beberapa aktivitas olahraga yang masih dapat dilakukan oleh penderita asma adalah:
Jalan kaki
Berjalan kaki adalah aktivitas fisik paling sederhana yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Siapa saja juga bisa mencobanya, baik itu lansia, dewasa, dan anak-anak. Jenis olahraga ini baik untuk meningkatkan pola pernapasan. Dengan menyesuaikan pola pernapasan, lama-kelamaan dapat membangun kapasitas bernapas yang lebih baik. Pastikan untuk tidak memaksakan diri untuk berjalan terlalu cepat. Berikan kesempatan pada tubuh untuk berjalan perlahan, tapi teratur dalam seminggu.Yoga
Yoga adalah aktivitas fisik yang tidak memerlukan banyak kapasitas jantung dan pembuluh darah. Namun, olahraga ini lebih melibatkan kombinasi teknik peregangan, pernapasan, keseimbangan, dan kelenturan tubuh. Berbagai pose yoga dapat disesuaikan dengan kapasitas pernapasan masing-masing. Gerakan seperti ini juga sangat aman untuk menghindari terjadinya napas yang semakin pendek.Berenang
Sebuah studi B.J. Medical College menunjukkan peningkatan fungsi paru-paru perenang lebih baik ketimbang pelari. Berenang dapat melatih otot paru-paru dan diafragma jadi lebih kuat karena tekanan yang lebih besar dalam air selama siklus pernapasan.Pilates
Selain yoga, aktivitas pilates juga bisa dilakukan untuk melatih dan memperkuat sistem pernapasan. Pilates adalah versi kontemporer dari yoga, di mana gerakan-gerakannya lebih berfokus untuk menempa stamina tubuh. Pilates dapat membantu mengkondisikan tubuh, sehingga memungkinkan untuk bergerak dan bernapas lebih efisien saat melakukan aktivitas yang lebih berat.Jadi, menderita asma akibat olahraga bukan alasan untuk berhenti dari kegiatan ini. Namun, penderita juga perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti meluangkan waktu selama 10 menit untuk pemanasan, latihan bernapas melalui hidung untuk membantu menghangatkan dan melembapkan udara yang masuk ke paru-paru, serta tidak melakukan olahraga ketika sedang pilek, flu, atau sinusitis kambuh untuk mencegah timbulnya asma ketika berolahraga.
Sumber: https://www.honestdocs.id/bronkokonstriksi https://id.melayukini.net/wiki/Exercise-induced_bronchoconstriction
Log in untuk komentar