Integrative Medicine sebagai Modalitas Suportif Pengobatan Kanker
Tidak sedikit pasien kanker menjalani integrative medicine sebagai bentuk perawatan suportif selama pengobatan, terutama mengelola efek samping pengobatan kanker itu sendiri. Lalu, apakah integrative medicine efektif dan relevan dalam pengobatan kanker?
Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan yang menduduki peringkat atas di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018 dan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) menunjukkan total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dengan total kematian sebesar 234.511 kasus.
Integrative medicine atau pengobatan integratif adalah pendekatan perawatan medis yang menggabungkan pengobatan konvensional dengan praktik pengobatan komplementer dan alternatif (complementary and alternative medicine; CAM), meski sejatinya tidak ada pengobatan "alternatif" bagi kanker.
Pendekatan ini umumnya menekankan preferensi pasien dan mencoba untuk mengatasi aspek kesehatan mental, fisik, dan spiritual. Penderita kanker yang berhasil bertahan dari kanker seringkali masih mengalami gejala sisa kanker dan efek samping pengobatan dalam jangka panjang.
Gejala jangka panjang dapat mencakup kelelahan, nyeri, neuropati, limfedema, kesulitan tidur, penambahan berat badan, disfungsi kognitif, disfungsi seksual, dan ketakutan akan kekambuhan. Untuk itu, beberapa pasien memanfaatkan integrative medicine sebagai modalitas suportif pencegahan kekambuhan, mengoptimalkan kesehatan, meningkatkan kualitas hidup, dan mengelola gejala kanker yang dideritanya.
Integrative medicine mempromosikan kesehatan fisik, emosional, dan spiritual seseorang dengan menggabungkan beberapa modalitas bukti informasi dan terapi konvensional. The National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH) dan Society for Integrative Oncology menyepakati lima konsep domain integrative medicine sebagai berikut :
Baca Juga :
Sebuah Randomized Controlled Trial (RCT) baru-baru ini (n=40) membandingkan terapi Anma, jenis pijat Jepang tertentu, dengan tanpa terapi pada penderita kanker ginekologi. Penurunan keparahan subjektif dari keluhan fisik diamati setelah satu pijatan 40 menit, dan ini dipertahankan dengan sesi mingguan terus menerus selama delapan minggu.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riskesdas 2018.
- Greenlee H, DuPont-Reyes M, Balneaves L, Carlson L, Cohen M, Deng G, et al. Clinical practice guidelines on the evidence-based use of integrative therapies during and after breast cancer treatment. CA: A Cancer Journal for Clinicians. 2017;67(3):194–232. Doi: 10.3322/caac.21397
- Millstine D. Types of complementary and alternative medicine – special subjects [Internet]. MSD Manuals; 2022. Available from: https://www.msdmanuals.com/home/special-subjects/integrative-complementary-and-alternative-medicine/types-of-complementary-and-alternative-medicine#v42283664
- Viscuse PV, Price K, Millstine D, Bhagra A, Bauer B, Ruddy KJ. Integrative medicine in cancer survivors. Current Opinion in Oncology. 2017;29(4):235–42.
- Complementary and alternative medicine (CAM) [Internet]. National Cancer Institute. 2022. Available from: https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/cam
- Greenlee H, DuPont-Reyes MJ, Balneaves LG, Carlson LE, Cohen MR, Deng G, et al. Clinical practice guidelines on the evidence-based use of integrative therapies during and after breast cancer treatment. CA: A Cancer Journal for Clinicians. 2017;67(3):194–232. Doi: 10.3322/caac.21397
Log in untuk komentar