sejawat indonesia

Peneliti Temukan Virus Penyebab Varicella dan Herpes Bisa Picu Alzheimer

Virus Varicella-Zoster (VZV) adalah anggota dari subfamili human herpesvirus Alphaherpesvirinae. Seperti karakteristik virus lainnya, VZV adalah virus DNA (Deoxyribonucleic acid). VZV masuk melalui sistem respirasi dan berkolonisasi dalam saluran pernapasan atas.

Virus kemudian tereplikasi dan terjadi di kelenjar limfe dalam waktu 2-4 hari. Lalu pada jangka waktu 4-6 berselang, viremia primer akan menyebar virus dalam sistem retikoloendotelial, spleen, liver, dan banyak organ tubuh lainnya.

Sepekan berselang, viremia sekunder menyebar virus ke bagian visera serta kulit. Maka muncullah gejala klinis yakni munculnya benjolan berisi air, sehingga penyakit ini disebut sebagai cacar air (chickenpox).

Selain menjadi biang kerok munculnya cacar air pada anak-anak, VZV ini juga menyebabkan Herpes Zoster pada pada orang dewasa yang pernah mengalaminya saat masih kcil. Herpes Zoster pula adalah penyakit yang sedang dialami oleh penyanyi Justin Bieber.

Varicella memang jadi salah satu penyakit yang paling banyak menyerang penduduk dunia. Sekitar 140 ribu kasus setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 6.400 jiwa. Vaksin VZV sendiri sudah diperkenalkan sejak tahun 1995, dan bisa menekan jumlah infeksinya hingga 90 persen ketimbang pada pertengahan abad ke-20.

Namun, baru-baru ini, para peneliti yang berasal dari Tufts University di Medford, Amerika Serikat, melaporkan bahwa kombinasi virus Varicella berpotensi memicu penyakit lain yang tak kalah beratnya, yakni Alzheimer (AD). Hasil dari studi mereka dipublikasikan dalam The Journal of Alzheimer's Disease Volume 88 No. 3 yang terbit pada 2 Agustus lalu.


Baca Juga :


Prof. David Kaplan, salah satu peneliti, menyebut bahwa virus akan tetap berada dalam tubuh 95 persen orang dewasa yang pernah mengalami cacar air saat masih anak-anak. Ini ibarat bom waktu, menunggu katalis yang tepat untuk kembali muncul dan menyerang inangnya.

Dr. Ruth Itzhaki, seorang profesor emeritus asal Universitas Manchester yang ikut serta dalam penelitian ini, menyebut bahwa residu VZV akan bangkit menjadi Herpes Zoster pada orang dewasa dengan faktor pemicu berupa menurunnya sistem kekebalan seiring bertambahnya usia.

Lebih jauh, Dr. Itzhaki menyebutkan bahwa peneliti sudah menemukan benang merah antara VZV dengan Alzheimer tiga dekade silam. Tapi, keterbatasan teknologi membuat mereka belum bisa memahami mekanisme dan hubungannya.

Hingga pada 2021 lalu, Dr. Itzhaki bersama para kolega bersama-sama di laboratorium mengaktifkan virus Herpes simpleks tipe 1 (HSV-1, hampir setipe dengan VZV) yang sudah tidak aktif. HSV-1 sendiri adalah virus yang dialami oleh lebih dari setengah orang dewasa Amerika Serikat, alias menjadi carrier-nya. Persentasenya mencapai 50 persen hingga 80 persen.

Berbicara untuk Medical News Today pada 6 Agustus silam, Prof. Kaplan menyebut bahwa timnya hendak mengubah paradigma. Ini dilakukan agar kelak orang-orang bisa menentukan fokus strategi pencegahan VZV dan potensi latennya sebelum mendapat kesempatan lain untuk mendatangkan bahaya. "Kita mungkin memiliki penanganan yang lebih baik untuk mencegah penyakit ini," ujarnya.

Dalam laporan tertulis, Dr. Itzhaki menyebut bahwa penyakit menular secara umum bisa berujung pada risiko Alzheimer Disease. Herpes Zoster adalah salah satunya, dan menjadi subyek yang dipilih oleh tim peneliti.

Untuk menguji efek VZV aktif pada HSV-1 yang tidak aktif, Prof. Kaplan beserta kolega membuat model jaringan 3D berkarakteristik seperti otak yang terbuat dari spons berbentuk donat selebar enam milimeter, dan terbuat dari protein sutra serta kolega. Sel induk saraf --beberapa di antaranya berkembang menjadi neuron fungsional, beberapa lainnya menjadi sel glial otak pendukung-- kemudian dikirim ke spons obyek.

Saat VZV diperkenalkan ke dalam jaringan otak, memang ditemukan bahwa neuron terinfeksi. Tapi, tak ada pemicu perkembangbiakan plak amiloid yang menjadi salah satu karakteristik penyakit Alzheimer.

Tapi, berbeda halnya ketika VZV dimasukkan ke neuron yang sudah mengandung HSV-1 yang tidak aktif, virus tersebut justru terpicu untuk kembali aktif. Pertumbuhan protein amiloid dan tau meningkat, sedangkan sinyal dari neuron melambat. Ini menjadi titik terang untuk teori Varicella jadi penyebab Alzheimer atau peradangan saraf, kendati bersifat multifaktorial.

Menurut tim peneliti, ada berbagai faktor yang dilaporkan bisa mengaktifkan kembali HSV-1 dari tidur panjang. Termasuk stres, efek penyakit tertentu, imunosupresi, sinar UV, dan menstruasi.

Lantas bagaimana dengan upaya pengembangan vaksin HSV-1 sejauh ini? Memang belum ada yang berhasil. Tapi metode mRNA yang dipakai oleh sejumlah vaksin COVID-19 bisa membuka potensinya. Terlebih vaksin mRNA diciptakan dalam waktu yang relatif singkat pada bulan-bulan awal pandemik.

Namun, temuan hubungan VZV, HSV-1 dan Alzheimer sendiri disambut dengan bisa banyak membantu ilmuwan memetakan potensi cara menghentikan penyakit yang menyerang sistem otak tersebut.

Menurut Science Daily, vaksin VZV untuk cacar air dan cacar ular memang disebut bisa menurunkan risiko menderita demensia. Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa vaksin tersebut membantu menghentikan siklus reaktivasi virus, peradangan, dan kerusakan saraf.

Masih ada hal yang menunggu dipecahkan. Para peneliti menemukan efek neurologis jangka panjang yang dialami beberapa pasien COVID dari virus SARS-CoV-2. Terutama pada penyintas dari golongan lansia, dan bahwa VZV dan HSV-1 bisa aktif kembali setelah infeksi COVID-19.

Dr. Ruth Itzhaki beserta kolega menyarankan penelitian lanjutan untuk masalah kognitif terkait COVID-19 tersebut. Tapi setidaknya, satu dan ratusan tabir sains telah terbuka dan membuka jalan untuk orang-orang yang berkecimpung di dunia kedokteran.


Referensi :

  • Cairns, Dana M., Itzhaki, Ruth F., and Kaplan, David L. "Potential Involvement of Varicella Zoster Virus in Alzheimer’s Disease via Reactivation of Quiescent Herpes Simplex Virus Type 1." 1 Jan. 2022 : 1189 – 1200.
  • "How 2 Common Viruses May Trigger Alzheimer's." Medical News Today, MediLexicon International, https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-varicella-and-herpes-viruses-may-interact-to-trigger-alzheimers#Active-HSV-1-and-Alzheimers-disease. 
  • "Common Viruses May Be Triggering the Onset of Alzheimer's Disease." ScienceDaily, ScienceDaily, 2 2 Agustus 2022, https://www.sciencedaily.com/releases/2022/07/220729173148.htm#:~:text=Two%20common%20viruses%20lie%20dormant,linked%20proteins%20and%20neural%20decline. 
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaMomok Bernama Monkeypox: Asal-Usul, Penularan dan Pencegahannya

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar