Pentingnya Desain Rumah Sakit untuk Kesehatan Mental Profesional Kesehatan
“Bangunan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya, mewujudkan penyelenggaraan bangunan gedung Rumah Sakit yang tertib, efektif, dan efisien.”
Seperti itulah bunyi dalam lampiran Permenkes Nomor 40 Tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis Bangunan, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit. Namun, khusus untuk poin ‘kesehatan’ dan ‘kenyamanan’. Untuk siapa dua hal tersebut diciptakan dalam desain Rumah Sakit?
Idealnya, tentu untuk siapa saja yang mengakses bangunan tersebut. Namun, di masa lalu, desain Rumah Sakit atau fasilitas perawatan kesehatan, selalu menitik beratkan pada kebutuhan pasien (Patient-centered) dan menomorduakan kebutuhan para Profesional Kesehatan, khususnya dalam hal menjaga Kesehatan Mental.
Desain Ruang dan Kesehatan Mental
Perasaan lega dan sesak ketika kita berada di satu ruang, bukan hanya disebabkan oleh ukuran atau kapasitas ruang tersebut. Namun seringkali justru karena elemen-elemen desain yang terdapat dalam ruang tersebut. Misalnya, jumlah jendela atau pemilihan warna.
Hal tersebut hanya satu asumsi betapa desain ruang dapat memengaruhi persepsi dan dapat berujung pada kondisi mental kita saat menggunakannya dalam waktu lama dan intens.
Secara ilmiah, pengaruh desain ruang dan kesehatan mental telah banyak dibuktikan. Misalnya, penelitian yang diterbitkan di International Journal of Environmental Research and Public Health menyimpulkan bahwa kebanyakan orang memiliki respons psikologis terhadap lingkungan interior ruangan mereka. Penelitian tersebut sekaligus menyoroti pentingnya menciptakan rencana desain interior holistik yang memprioritaskan kesehatan mental.
Di penelitian lain juga menegaskan bahwa desain ruang mampu memicu gejala gangguan mental seperti pasien demensia yang dapat melihat bayangan sebagai sebuah lubang. Itu artinya, ketika desain dapat memicu gejala, maka desain ruang yang tepat dapat juga menjaga bahkan meningkatkan kesehatan mental.
Di dunia desain dan arsitektur sendiri dikenal istilah Neuroarchitecture yang merupakan gabungan dari neurosains dan arsitektur. Bidang interdisipliner yang bertujuan menciptakan ruang yang bukan hanya fungsional dan estetis, tapi juga mendukung kesehatan mental dan emosional penggunanya.
BACA JUGA:
- Epidemi Tersembunyi: Bakteri Resisten di Wastafel Rumah Sakit
- Ventilasi Mekanik dan Pembersih Udara Portable di Rumah Sakit, dapat Menyebarkan Virus Lebih Jauh
Aspek desain ruang yang mendukung kesehatan mental
Pencahayaan dan Dampak Psikologisnya: Ketersediaan pencahayaan alami akan berdampak langsung pada suasana dan atmosfer ruangan. Memanfaatkan manfaat cahaya alami dalam rencana desain interior Anda akan memungkinkan Anda untuk meningkatkan suasana ruangan dan meningkatkan tingkat produktivitas di dalam ruangan. Ketika cahaya alami tidak tersedia, solusi pencahayaan arsitektur dapat digunakan untuk meningkatkan cahaya alami dan buatan di dalam ruangan.
Psikologi Warna: Psikologi warna dalam desain mengacu pada teori bahwa warna suatu ruangan memengaruhi suasana hati dan nuansa ruangan secara keseluruhan. Palet warna yang menenangkan, seperti warna netral atau rona hijau dan biru, dapat menciptakan rasa damai dan tenang di dalam ruangan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan emosional ruangan.
Tata Letak dan Aliran Spasial: Desainer interior dapat bekerja secara strategis untuk menciptakan tata letak yang meningkatkan alur ruangan dan membuat seseorang merasa nyaman. Penempatan furnitur dan penambahan elemen desain tambahan akan memengaruhi suasana ruangan, dan menentukan perasaan seseorang saat memasukinya.
Bahan dan Tekstur: Material dan tekstur yang digunakan dalam rencana desain interior dapat melengkapi tujuan kesehatan mental ruangan. Penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menyatakan bahwa material seperti kaca dan kayu lebih baik untuk ruangan yang bersifat restoratif, dan logam tidak direkomendasikan untuk ruangan yang dimaksudkan untuk memberikan kedamaian dan ketenangan.
Menggabungkan Elemen Biofilik: Desain interior biofilik adalah pendekatan desain interior baru yang berfokus pada penggabungan elemen alami ke dalam ruang interior. Elemen desain biofilik dapat meningkatkan kesejahteraan, produktivitas, dan kualitas udara dalam ruangan. Permintaan elemen biofilik meningkat secara eksponensial selama pandemi COVID-19, dan terus menjadi salah satu tren desain interior paling kuat saat ini. Bahkan, seperti yang dicatat dalam Architectural Digest , sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang sering kali ingin menghabiskan lebih banyak waktu di ruangan dengan elemen biofilik daripada di ruangan tanpa elemen tersebut.
Desain Ruang untuk Kesehatan Mental Profesional Kesehatan
Gangguan kesehatan mental untuk Profesional Kesehatan adalah ancaman serius. Burn-out, tekanan menghadapi pasien atau keluarga pasien, kegagalan terapi, hingga berbagai risiko profesi menambah potensi gangguan tersebut.
Sehingga, penting untuk memastikan para profesional kesehatan memiliki akses ke program dan ruang kesehatan mental yang mendukung kesejahteraan mental. Menerapkan perubahan desain yang sederhana di dalam rumah sakit dapat meningkatkan kesejahteraan mental staf kesehatan.
Selain itu, beberapa rekomendasi dari sisi desain ruang untuk meningkatkan Kesehatan Mental para Profesional Kesehatan, di antaranya:
Paparan sinar matahari
Satu penelitian di Rumah Sakit Universitas Akdeniz di Antalya, Turki, melakukan uji coba terhadap 141 perawat dan menyimpulkan bahwa paparan sinar matahari yang sesuai dapat mengurang tingkat kelelahan yang dialami oleh perawat.
Kemampuan mengurangi kebisingan
Kebisingan yang tinggi di Rumah Sakit dapat membahayakan keselamatan pasien dan dapat menyebabkan stres kerja bagi staf. Sehingga, menguranginya juga berarti mencegah stres lebih lanjut. Beberapa RS top di luar negeri menggunakan teknik penyerap suara dalam desain ruang mereka.
Desain Biofilik
Sebuah penelitian menekankan manfaat terapeutik alam dalam pengaturan perawatan kesehatan. Paparan cahaya alami, tanaman hijau, dan pemandangan luar ruangan telah dikaitkan dengan berkurangnya stres dan tidur yang lebih baik, waktu pemulihan yang lebih cepat, dan hasil pasien secara keseluruhan yang lebih baik. Satu penelitian menemukan bahwa pasien dengan jendela samping tempat tidur yang menghadap alam sembuh lebih cepat, mengalami lebih sedikit komplikasi, dan memerlukan lebih sedikit obat pereda nyeri dibandingkan dengan mereka yang memiliki pemandangan dinding bata.
Pengaruh manfaat alam tidak hanya dirasakan oleh pasien. Penelitian menunjukkan bahwa staf rumah sakit yang bekerja di lingkungan dengan unsur-unsur alam melaporkan tingkat stres yang lebih rendah dan kepuasan kerja yang lebih tinggi, dan hal ini berdampak pada hasil yang lebih baik bagi pasien. Peningkatan retensi dan keterlibatan staf juga berdampak langsung pada biaya dan produktivitas.
Menyediakan ruang istirahat dan kebugaran
Banyak fasilitas kesehatan yang mendukung gagasan untuk menyediakan ruang pendukung yang memungkinkan staf memanfaatkan waktu istirahat mereka dan memilih cara untuk mengisi ulang tenaga selama momen istirahat yang berharga. Misalnya, beberapa rumah sakit menerapkan zona pemulihan dan menyediakan area tidur siang bagi staf, yang terletak dekat dengan unit pasien agar mudah diakses.
Ruang kebugaran mendukung kesejahteraan mental karyawan dengan menyediakan ruang khusus untuk relaksasi dan menghilangkan stres. Ruang kebugaran ini biasanya dilengkapi matras yoga untuk peregangan dan meditasi, sudut baca yang nyaman dengan buku-buku untuk dinikmati staf, peralatan olahraga untuk aktivitas fisik, tempat duduk yang nyaman untuk relaksasi, dan dekorasi yang terinspirasi oleh alam untuk menciptakan suasana yang tenang.
Taman yang layak
Taman telah menjadi komponen penting dalam desain lanskap rumah sakit, yang menawarkan banyak manfaat bagi pasien dan staf. Ruang yang tenang ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan dan pemulihan, tetapi juga memainkan peran penting dalam mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Dengan menyertakan tanaman hijau, taman penyembuhan menyediakan tempat perlindungan terapeutik yang menumbuhkan kesehatan fisik, emosional, dan lingkungan dalam fasilitas perawatan kesehatan.
Selain elemen-elemen desain ruang di atas, mengingat meningkatnya kekhawatiran tentang kekerasan di tempat kerja dalam komunitas perawatan kesehatan, berbagai rumah sakit juga memprioritaskan integrasi langkah-langkah keamanan ke dalam proses desain, konstruksi, dan renovasi mereka. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain yang membantu mengurangi rasa takut, mengurangi insiden kejahatan, dan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan staf dan pasien secara keseluruhan.
Kesimpulannya, penerapan modifikasi desain dalam fasilitas perawatan kesehatan dapat meningkatkan kesejahteraan mental para profesional perawatan kesehatan secara signifikan. Dan tentu saja akan berujung pada kualitas pelayanan bagi pasien.
Referensi:
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis Bangunan, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit
- Tawil N, Sztuka IM, Pohlmann K, Sudimac S, Kühn S. The Living Space: Psychological Well-Being and Mental Health in Response to Interiors Presented in Virtual Reality. Int J Environ Res Public Health. 2021 Nov 27;18(23):12510. doi: 10.3390/ijerph182312510. PMID: 34886236; PMCID: PMC8656816.
- Parke, B., & Friesen, K. (2007). Code plus: Physicaldesign components for an elder friendly hospital.Fraser Health Authority
- Abbas S, Okdeh N, Roufayel R, Kovacic H, Sabatier JM, Fajloun Z, Abi Khattar Z. Neuroarchitecture: How the Perception of Our Surroundings Impacts the Brain. Biology (Basel). 2024 Mar 28;13(4):220. doi: 10.3390/biology13040220. PMID: 38666832; PMCID: PMC11048496.
- Totaforti, S. Applying the benefits of biophilic theory to hospital design. City Territ Archit 5, 1 (2018). https://doi.org/10.1186/s40410-018-0077-5
- Mustafa Kemal Alimoglu, Levent Donmez, Daylight exposure and the other predictors of burnout among nurses in a University Hospital, International Journal of Nursing Studies, Volume 42, Issue 5, 2005, https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2004.09.001.
- Stringer B, Haines TA, Oudyk JD. Noisiness in operating theatres: nurses' perceptions and potential difficulty communicating. J Perioper Pract. 2008 Sep;18(9):384, 386-91. doi: 10.1177/175045890801800903. PMID: 18828453.
Log in untuk komentar