sejawat indonesia

Respon Inflamasi Pulpa Terhadap Bleaching

Bleaching gigi telah banyak digunakan sebagai prosedur pemutihan gigi. Di antara berbagai teknik pemutihan gigi yang ada saat ini, bleaching merupakan teknik yang paling efektif dan konservatif.1 Teknik bleaching juga bervariasi, yang dapat dibedakan dari jenis bahan bleaching dan waktu aplikasinya. Bahan yang paling sering digunakan adalah karbamid peroksida 10-16%, atau hidrogen peroksida 25-38%. Oksigen yang berdifusi melalui enamel dan dentin dapat berdampak pada pulpa yang menghasilkan sensibilitas gigi serta efek toksik.1,2 Respon inflamasi pada prosedur bleaching disebabkan oleh agresor kimia yang melibatkan respon nonspesifik meliputi fenomena vaskular-eksudatif dan infiltrasi sel inflamasi seperti sel mast dan makrofag. Sel tersebut tidak hanya berperan penting terhadap pertahanan pulpa, tetapi juga berperan dalam proses degradasi matriks ekstraseluler, neovaskularisasi, pertumbuhan dan perbaikan sel.1 Hasil penelitian Vas, dkk yang membandingkan secara in vitro antara kelompok gigi vital yang dilakukan bleaching in office, bleaching at home, dan yang tidak diberi bahan bleaching, menunjukkan bahwa migrasi makrofag secara signifikan sangat besar pada kelompok bleaching in office yang menggunakan hidrogen peroksida 38% sehingga menyebabkan inflamasi yang lebih hebat dibandingkan dengan kedua kelompok lainnya. Meskipun demikian, jumlah pembuluh darah sama pada seluruh kelompok dan tidak ditemukan adanya sel mast pada jaringan pulpa.1 Penelusuran Cintra, dkk juga mengevalusi secara ­in vitro pada gigi vital tikus mengenai konsentrasi bahan hidrogen peroksida (20% dan 35%) dan waktu aplikasi bleaching (15, 30, dan 45 menit) terhadap jaringan pulpa. Pada hari kedua pengamatan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok dengan waktu aplikasi 15 menit untuk semua konsentrasi, menunjukkan jumlah sel inflamasi yang meningkat pada sepertiga pulpa korona. Sedangkan pada kelompok 30 dan 45 menit untuk kedua konsentrasi bahan tersebut, menunjukkan jumlah sel inflamasi yang menurun disertai dengan adanya daerah nekrotik. Setelah 30 hari, diamati reduksi ruang pulpa dan perluasan daerah dentin tersier tanpa adanya area inflamasi yang terdeteksi.3 Penelitian tersebut menjelaskan bahwa, meskipun proses inflamasi terjadi, hidrogen peroksida juga dapat berpenetrasi ke membran sel, meningkatkan aktivitas alkalin fosfat, memicu apoptosis pada ligament periodontal dan pulpa gigi, serta menstimulus mineralisasi. Aktivitas alkalin fosfat dan mineralisasi matriks ekstraseluler ini dapat memicu produksi dentin.3 Penelitian lain dari Cintra, dkk membandingkan secara in vitro respon biologis pulpa pada bleaching in office dengan menggunakan bahan hidrogen peroksida 20% dan 35%. Hasilnya menunjukkan bahwa inflamasi, kongestif pembuluh darah, dan disorganisasi pulpa terutama pada tanduk pulpa terjadi pada kedua kelompok, dan yang paling parah terjadi pada kelompok dengan konsentrasi bahan bleaching yang lebih tinggi. Studi tersebut mengindikasikan penggunaan hidrogen peroksida dengan konsentrasi yang lebih rendah pada perawatan bleaching.2 Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi dan lama waktu aplikasi bahan bleaching lebih berhubungan dengan intensitas respon inflamasi dibandingkan dengan efektivitas terhadap proses pemutihan gigi. Sehingga memungkinkan bagi para klinisi untuk lebih mempertimbangkan penggunaan protokol perawatan bleaching yang berbeda, dengan hasil estetik yang hampir sama tetapi kerusakan jaringan gigi yang lebih sedikit.
Referensi:
  1. Vaz MM, Lopes LG, Cardoso PC, de Souza JB, Batista AC, Costa NL, et al. Inflamatory response of human dental pulp to at home and in-office tooth bleaching. J Appl Oral Sci [serial online]. 2016;24(5):509-17. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5083029/pdf/1678-7757-jaos-24-5-0509.pdf
  2. Cintra LTA, Benetti F, Ferreira LL, Rahal V, Ervolino E, Jacinto RC, et al. Evaluation of an experimental rat model for comparative studies of bleaching agents. J Appl Oral Sci [serial online]. 2016;24(1):95-104. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4775015/
  3. Cintra LTA, Benetti F, Ferreira LL, Gomes JE, Ervolino E, Gallinari MO, et al. Penetration capacity, color alteration and biological response of two in-office bleaching protocols. Braz Dent J [serial online]. 2016;27(2):169-75. Available from: http://www.scielo.br/pdf/bdj/v27n2/1806-4760-bdj-27-02-00169.pdf
Tags :
Artikel sebelumnya5 Vitamin Terbaik Penghilang Stres
Artikel selanjutnyaBenarkah Diet Bebas Gluten Membuat Kadar Arsenik dan Merkuri dalam Tubuh Meningkat?

Event Mendatang

Komentar (0)
Komentar

Log in untuk komentar